Program Donor

80 0 0
                                    

Hari-hari Milky dan Gian dilalui dengan damai dan tentram, sambil menunggu Gian sembuh total. Bahkan Gian sudah kembali bekerja menulis artikel untuk beberapa situs.

Tanpa terasa enam bulan sudah berlalu dan mimpi buruk itu datang kembali.

Suatu hari, Milky menemukan Gian yang tertidur di meja kerjanya.

"Gian... sayang, bangunlah," Milky membangunkan suaminya, menyuruhnya agar pindah ke kasur.

Gian terbangun dan langsung menyentuh kepalanya yang terasa sakit.

"Gian, kenapa?," tanya Milky khawatir.

"Tidak apa-apa," jawab Gian tersenyum, ia berusaha meredam kecemasan Milky. Gian pun segera pindah tidur ke kasur.

...

Keesokan paginya.

Milky sudah selesai menyiapkan sarapan, ia pun segera beranjak ke kamar untuk membangunkan Gian. Tumben pria itu bangun sesiang ini? Pikir Milky.

Milky mendapati Gian masih damai tertidur di kamar.

"Gian, bangun."

Gian tidak bergeming. Milky mengira Gian masih tidur pulas akibat begadang semalam.

"Hei, sayang. Ini sudah pagi."

Masih tidak ada jawaban. Milky pun menyentuh wajah Gian.

"Gian, berhenti pura-pura," ketakutan mulai menjalar pada Milky.

Gian masih tidak bergerak sedikitpun. Milky mulai menangis.

"Gian, buka matamu! Toloong," teriak Milky.

Sekar yang mendengar teriakan Milky dari kamar langsung mengecek.

"Ada ap...," ucapan Sekar terputus ketika melihat Milky menangis sambil memeluk Gian yang terlihat tidur di kasur.

Sekar langsung meminta Zion memanggil ambulans sementara Sekar ikut mendampingi Milky.

"Tenang, Mil. Zion sudah minta bantuan," ucap Sekar memeluk Milky.

Tak berapa lama, ambulans datang. Petugas kesehatan dengan sigap mengangkut tubuh Gian ke rumah sakit sambil berusaha menyadarkannya.

...

Di rumah sakit.

Kondisi Gian mulai stabil, walau masih tertidur. Namun, ucapan dokternya selanjutnya bagaikan menyambar hati Milky.

Dokter mengatakan kanker otak Gian muncul lagi. Itulah yang menyebakan Gian tidak sadarkan diri. Bahkan, kali ini pertumbuhan sel kankernya lebih cepat dari sebelumnya. Jika dikemoterapi atau di operasi sekali lagi ditakutkan akan memperburuk. Kalimat terakhir dokter bahkan membuat Milky hampir pingsan.

"Be prepared for the worst. Your husband might be only have months to live."

Kini Milky berada di kamar tempat Gian dirawat, memperhatikan wajah damai Gian yang tertidur. Tanpa sadar, Milky berderai air mata membayangkan Gian akan pergi selama-lamanya. Giannya? Mataharinya? Milky masih tidak percaya harus menghadapi kenyataan ini.

"Bagaimana ratu bisa hidup tanpa raja? Tanpa raja, dia bukanlah seorang ratu lagi," gumam Milky sambil menangis.

"Mil?," terdengar suara parau Gian.

"Gian, kamu sadar!," ucap Milky langsung memeluk Gian.

"Ma'am, please move," ucap seorang perawat mengecek kondisi Gian yang sudah sadar. Milky terpaksa menyingkir.

"Now everything looks normal, sir. I already know about Mr. Zachary's condition. I'm so sorry to hear that," ucap perawat itu merasa prihatin sebelum keluar kamar.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang