Milky memandang mata lembut Gian dan berusaha menahan tangis. Namun, Gian mengenal istrinya yang cengeng.
"Tidak apa-apa, Mil. Aku selalu di sisimu," ucap Gian sebelum menyapu bibir Milky dengan bibirnya. Ciuman yang lembut dan hangat
"Ng..mm," desah Milky semakin terbuai menikmati ciuman Gian.
"Kuharap ini bisa menghentikan tangisannya," ucap Gian tersenyum.
"Gian... terima kasih," ucap Milky.
Gian ikut senang melihat Milky tersenyum lagi.
"Mau ke pantai?," tanya Gian mencairkan suasana.
"Sekarang? Tapi sudah malam."
"Bukannya siang itu panas katamu?"
"Iya juga, tapi..." Milky ragu, ia belum pernah ke pantai malam-malam. Di tengah keraguannya, Gian langsung menarik tangan Milky.
"Ayo cobalah!"
Mereka bagaikan sepasang anak muda yang sedang kasmaran, berlari ke pantai sambil bergandengan tangan.
"Hah, hah... kenapa kita harus lari?," keluh Milky yang kelelahan.
Gian tidak menghiraukan ocehan Milky, ia memperhatikan pantai dan sekelilingnya. Sepi dan sinar bulan memantul di permukaan laut. Sempurna, pikir Gian.
"Lihat, Milky! Indahkan?," tanya Gian.
Milky melihat pemandangan pantai di malam hari. Di luar dugaan, ternyata tidak segelap yang Milky pikirkan.
"Wow, indah sekali!," ucap Milky terpesona.
Gian memandang wajah cantik Milky yang berbinar melihat pantai. Reflek Gian mendekat dan menciumnya.
Milky sempat kaget, namun Gian menahan posisinya hingga Milky tidak terlalu bergerak. Lidah Gian bermain dalam mulut Milky.
"Hmm..mmm..mm," desah Milky mulai mengikuti alur permainan Gian.
Tangan Gian tidak tinggal diam, ia membelai punggung dan bokong Milky. Disingkapnya rok Milky.
"Ah, Gian. Jangan, ini tempat terbuka," desah Milky.
Gian memandang Milky sesaat, hasratnya untuk bercinta di pantai sepertinya tidak sejalan dengan Milky. Gian harus mencari cara lain.
"Mau coba skinny dipping?," tanya Gian.
"Apa? Noooo!!," jawab Milky agak melengking. Ia tidak bermaksud begitu, hanya reflek karena kaget.
"Kenapa? Cobalah, sayang."
"Tidak mau! Gimana kalau ada orang lihat?!"
"Disini sepi. Jarang ada yang kemari malam-malam."
"Tetap tidak!"
"Pengecut," bisik Gian meledeknya.
Gian tanpa ragu melucuti pakaiannya sendiri, bahkan boxernya.
"Gian!?," teriak Milky sambil memandang sekeliling, panik kalau ada orang. Milky tidak rela tubuh Gian dilihat-lihat wanita lain. Syukurlah sepi, pikir Milky.
Milky mengamati Gian yang berenang di tepi pantai dengan gaya bebas. Percaya diri sekali dia, pikir Milky.
"Yakin tidak mau?," tanya Gian saat berenang. Milky menggeleng. Gian tidak memaksa dan kembali berenang sendiri.
Gian pikir dinginnya air laut bisa meredakan hasratnya, namun ia salah. Telanjang di ruang terbuka seperti ini malah membuatnya semakin terangsang. Apalagi melihat sosok wanita cantik di pinggir pantai sedang menunggunya. Kacau, pikir Gian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ЧиклитApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.