Waktu berjalan cepat. Tanpa terasa Milky sudah melewati masa percobaan tiga bulan. Sekarang ia bekerja sendiri tanpa dibimbing oleh Aruna.
Sayangnya tanpa adanya Aruna, Milky suka dikerjai oleh karyawan lain yang tidak menyukainya, pekerja perempuan yang bernama Bunga merasa kesal karena temannya tidak dipanggil untuk mengisi lowongan sekretaris tapi malah Milky.
"Kok bisa sih malah lu yang diterima? Menang cantik doang, pengalaman nggak ada!," ucap Bunga.
Milky yang dicerca seperti itu hanya terdiam dan menangis dalam hati. Dia tidak berani melawan karena masih anak baru dan pekerja tersebut lebih senior.
...
Suatu hari.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Milky masih berada di kantor untuk mengirim fax ke beberapa klien atas suruhan Bunga. Padahal itu bukan pekerjaan Milky.
"Milky, kamu belum pulang?," tanya Gian kaget ketika keluar ruangan.
"Eh, iya. Belum, saya sedang mengirim fax untuk beberapa klien dulu," jawab Milky.
"What? Siapa yang suruh? Pekerjaan seperti ini bukan urusanmu. Biar office boy yang melakukannya," ucap Gian.
Milky hanya terdiam, tidak tahu harus berkata atau melakukan apa. Gian pun berinisiatif memanggil Rafa, office boy kantor melalui interkom. Begitu Rafa datang, Gian langsung memintanya melanjutkan kegiatan Milky.
"Ini sudah malam, pulanglah," ucap Gian.
"Baiklah. Bagaimana denganmu?," tanya Milky.
"Saya masih ada pekerjaan. Kamu naik kendaraan apa?," jawab Gian.
"Aku dijemput teman dengan mobil," jawab Milky. Entah kenapa ia tidak menyebut pacar.
"Okay, see you tomorrow, Mil," ucap Gian sebelum ia masuk ke ruangannya lagi, meninggalkan Milky yang berdebar-debar.
...
Junar menunggu Milky di depan gedung. Ia pun tersenyum ketika melihat kekasihnya.
"Hai, babe," ucap Junar tersenyum.
"Hai, sorry. Nunggu lama ya?," tanya Milky ikut tersenyum.
"It's okay," jawab Junar yang langsung mencium bibir Milky.
"Hmm..mmm..mmm," desah Milky. Junar pun melepasnya tidak lama kemudian.
"Kamu sudah makan?," tanya Junar. Milky menggeleng.
"Mau makan dulu atau langsung pulang?"
"Pulang aja ya. Aku sedang capek," jawab Milky. Junar pun menuruti kemauan Milky.
"Jangan memaksakan dirimu, Mil," ucap Junar di sela-sela mereka berkendara.
"Iya," balas Milky. Junar selalu mengira Milky terlalu lelah untuk bekerja, padahal yang terngiang-ngiang di pikiran Milky adalah bosnya yang tampan.
...
Beberapa hari kemudian.
Terjadi perselisihan antara Milky dan Bunga. Bunga yang merupakan kepala keuangan tidak menyiapkan uang tunai yang diminta Milky.
"Tapi, kak. Aku kan sudah cashbon dari kemarin," ucap Milky.
"Yah, memang uangnya nggak ada. Mau gimana?! Pengambilan tunai hari ini sudah mencapai limit!," ketus Bunga.
"Jadi pembayaran untuk pak Akbar gimana?"
"Dipending dulu atau kamu lah nego-nego sama dia!"
Sekarang Milky pusing tujuh keliling. Masalahnya pak Akbar hanya mau melaksanakan pekerjaan setelah uang muka lunas dan hanya mau menerima pembayaran tunai. Milky akhirnya memutuskan untuk mengambil dari tabungan pribadinya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.