Gathering Kantor

218 1 0
                                    

Suatu hari.

Kantor mengadakan acara jalan-jalan. Tidak seperti bos-bos perusahaan lain yang selalu absen, Gian selalu berusaha ikut serta jika tidak sibuk. Bahkan, ia tidak sungkan untuk satu bus dengan para karyawannya. Tentu saja hal itu menjadi pemandangan indah untuk para wanita. Kapan lagi kesempatan lihat bos tampan dengan baju bebasnya?

Milky pun mengakui kalau Gian terlihat tampan hari ini dengan polo putihnya, tanpa sadar ia memperhatikan Gian yang duduk sendiri di kursi paling depan sedang sibuk dengan laptop di pangkuan.

"Holiday is holiday," protes Milky melihat bosnya yang bekerja. Membuat Gian tersenyum, ia pun menutup laptopnya dan menatap Milky.

"Okay, then. Ikut katamu," ucap Gian sambil tersenyum dan memasukkan laptopnya ke tas. Senyum Gian membuat Milky tersipu, tidak menyangka Gian langsung menuruti ucapannya.

Milky bingung hendak mencari topik obrolan apa, namun Gian malah bersender dan memejamkan matanya untuk tidur. Milky melamun lagi memandanginya. Garis rahang yang tegas, jakun, hidung Gian terlihat sangat maskulin di mata Milky. Rasanya ia ingin mencium tengkuknya. Apa, cium? Kenapa aku berpikiran mesum begitu sih, pikir Milky.

"Sudah mau sampai ya," ucap supir bus. Milky yang mendengarnya melihat ke arah luar. Villa besar yang disewa ini sebetulnya milik ayahnya. Milky menawarkan pada Gian untuk menggunakan villanya dengan cukup membayar setengah harga.

Kini bus telah berhenti dan semua orang turun terlebih dulu, disusul dengan Milky, kemudian Gian setelah memakai kacamata hitamnya.

Mereka semua terpesona memandangi villa itu, termasuk Gian.

"Hmm... it's worth more than the price I guess," ucap Gian.

"Jadi batal nih diskonnya? Kembali ke harga normal saja?," tanya Milky.

"Nope, tetap di harga diskon," ucap Gian sambil berlalu membawa tasnya. Kadang sebagai bos, Gian bisa sangat royal sekaligus hemat. Membuat Milky tertawa.

"Tunggu akuu," ucap Milky menyusul bosnya.

Villa ini terdiri dari 1 kamar tidur utama dan 5 kamar tamu. Jadi Gian tidur sendiri dan Milky berbaur dengan karyawan lain.

Begitu sampai, mereka langsung mencoba kolam renang yang tersedia, terutama para pria termasuk Gian. Sepertinya mereka tidak lelah, pikir Milky.

Milky pun terpukau ketika Gian membuka kaos dan celana, memperlihatkan dada bidangnya.

"Sepertinya ada yang terpesona nih," ucap Bunga tiba-tiba duduk di sebelah Milky.

"Eh, ka.. kak Bunga," ucap Milky kaget. Tumben Bunga mendekatinya, pikir Milky.

Milky pun merasa malu ketahuan memperhatikan Gian. Walau sudah hampir kepala empat, tubuh Gian masih terlihat bugar.

"Nggak usah malu, bukan kamu satu-satunya," ucap Bunga tersenyum sambil melirik para wanita yang duduk-duduk di pinggir kolam, Milky pun ikut melirik mereka. Para wanita itu juga sibuk memandangi Gian dengan kagum.

Milky jadi lega karena Bunga berkata begitu. Namun Milky masih merasa sedikit takut pada Bunga, walau hubungan mereka sudah normal. Jadi Milky hanya diam saja.

"Mmm.. Milky," ucap Bunga.

"Ya, kak?"

"Sudah lama aku ingin minta maaf padamu karena sikapku yang dulu."

"Nggak apa-apa, kak," balas Milky. Dalam hati Milky merasa lega.

"Mulai sekarang kita berkawan ya. Jika ingin makan siang bareng jangan sungkan," ucap Bunga sambil tersenyum.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang