Ternyata Junar selama ini menyelingkuhi Milky dengan sahabatnya sendiri.
"Tega kamu ya, sama Tiana lagi. Dia itu sahabatku, Jun!," teriak Milky.
Milky tahu karena Tiana mengirim foto-foto mereka di kamar Junar, sedang sama-sama bugil.
"Mil, maafkan aku. Kumohon... Mil, halo, hal...," ucapan Junar di telefon diputus begitu saja oleh Milky karena Milky menangis. Untunglah suasana kantor di pagi hari masih sepi. Junar menelefon lagi, namun Milky mematikan ponselnya.
Bisa-bisanya Junar dan Tiana? Hiks. Milky memang menyadari kalau Tiana lebih cantik dan seksi darinya, hal itu malah membuat hati Milky semakin sakit.
Milky tidak mood bekerja, ia memutuskan minta setengah hari pulang dengan alasan tidak enak badan saja, tapi Milky perlu izin dari Gian
"Kenapa pulang?," tanya Gian. Ia baru menyadari wajah Milky terlihat pucat dan sembab.
"Aku tidak enak badan," jawab Milky singkat.
"Hmm, minum obat ya," ucap Gian sambil menandatangani surat izin pulang Milky.
"Tapi apa kamu yakin kamu baik-baik saja?," tanya Gian khawatir.
Perhatian Gian yang tulus meluluhkan pertahanan Milky. Milky pun terduduk dan menangis, membuat Gian kaget.
"Hei, hei, ada apa?," tanya Gian sambil mengelus punggung Milky.
"Ini gara-gara Junar, pacarku selingkuh dengan sahabatku sendiri. Padahal kita sudah mau menikah!," lirih Milky sambil menangis.
Gian mendengarnya dengan iba. Ia mengunci pintu ruangannya agar orang-orang tidak bisa melihat Milky menangis. Ia pun lanjut mengelus-elus punggung Milky berusaha menghiburnya.
"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, Mil?," tanya Gian. Milky mendongak dan menggeleng. Gian menyeringai.
"Balas dendam. Tidurlah denganku," bisik Gian.
Milky kaget mendengar jawaban Gian, karena sedetik kemudian Gian menyambar bibirnya.
"Hmm..hmm..hmm," desah Milky sambil berusaha mendorong Gian, namun tak berhasil. Tenaga Gian terlalu kuat.
Lama-lama Milky terbuai ketika lidah Gian menari-nari dalam mulutnya, menggapai setiap sisi.
"Ngh..," desah lembut Milky. Gian merasa menang dan melepasnya. Dilihatnya mata Milky yang sayu. Gian menyeringai dan melanjutkan aksinya ke leher Milky
"Ng, ng..Gi..Gian, ini tidak benar," desah Milky.
"Kenapa, hmm?"
Kemudian Gian memandang Milky.
"Jangan-jangan kamu masih perawan?"
Milky menggeleng.
"Good, aku tidak perlu mengajarimu dari awal. Tapi kupastikan permainanku lebih baik," bisik Gian di telinga Milky.
Gian membaringkan Milky di sofa besar ruangannya.
"Gi..Gian," ucap Milky takut melihat Gian berada di atasnya, melepas celananya sendiri.
Kini Milky bisa melihat penis Gian. Astaga! Besar sekali, jauh lebih besar daripada Junar. Bagaimana rasanya jika masuk?
"Sentuh penisku, Mil," ucap Gian tersenyum melihat Milky melotot.
Milky ragu-ragu. Gian yang tidak sabar menuntun tangan Milky ke penisnya.
Oh, keras dan hangat, pikir Milky. Tangannya jadi terlihat kecil di penis Gian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.