Jungkook memperhatikan dua anak orang kaya yang dekat satu sama lain keluar dari toko, meskipun cukup mengejutkan bahwa ian dan juga jimin saling mengenal, dia memperhatikan jimin dari kejauhan dengan hanbok berwarna lembut, namun bukan itu yang sejak tadi dia perhatikan, malainkan cahaya matahari di sore hari , menyinari kulitnya yang lembut yang senada buah peach
Cahaya nya begitu murni hingga hampir menyilaukan mata
'Entah kenapa aku merasa kesal'Jungkook berbalik dan menghampiri penjaga toko untuk menunggu mendapat bayaran
"Kau masih menunggu disni? kebetulan, bawa kain ini ke perahu tambang yang disana" penjaga toko menyuruhnya mengerjakan sesuatu yang lain sementara itu dia melirik ke arah toko yang melihat ian mengangkat jari telunjuknya didepan bibirnya 'sshht' seolah menyuruhnya diam, dan jungkook nampaknya paham bahwa ian menyuruhnya berpura pura untuk tidak saling mengenal, jungkook memiringkan sudut bibirnya meremeh 'chh tentu saja aku juga tidak mau orang berpikir kita saling mengenal' gumamnya dengan membawa setumpuk kain
"Kamu suka pakaiannya?"
"Bagaimana dengan hyungnim?"
"Tidak, hyung hanya ingin membeli untukmu saja"
"Baiklah terima kasih atas hadiahmu hyungnim"
"ngomong-ngomong apa teman sekamarmu belum kembali juga?' Ian memilih topik lain, karena nampaknya jimin masih sendirian di asramanya
"Ya, sejak aku datang aku tidak pernah melihatnya"
Padahal saat datang dia sengaja membersihkan kamar dengan hati hati, karena dia tidak ingin teman sekamarnya nanti akan merasa tidak nyaman
Saat mereka akan kembaliSedang asik dalam perbincangan tuan muda mungil melihat jungkook bersama seseorang, dia berhenti karena penasaran apa yang sedang mereka bicarakan, bukan apa apa, hanya saja ini bukan hanya sebuah kebetulan, jimin hanya senang bisa melihat jungkook lagi
"Kira kira kipas ini bisa dijual berapa?"
"Dimana kau mendapat barang berharga ini?"
Jimin memperhatikan, dia mendengar mereka berdua mengobrol membicarakan sesuatu, namun ada rasa sedikit kecewa bahwa dia melihat jungkook akan menjual kipas yang sudah dia berikan untuknya, tetapi dia juga tersadar mengingat itu adalah milik jungkook sekarang dia juga tidak berhak untuk marah bukan, dan jungkook berhak melakukan apapun pada kipasnya
Jungkook menoleh ke arah jimin, dan ian memperhatikan mereka berdua, namun ada yang aneh, wajah kecewa jimin dan juga wajah marah jungkook, ada apa sebenarnya?! Ian hanya tidak mengerti akan suasana canggung ini, namun dia juga amat penasaran mengapa sejak tadi jimin memperhatikan pria bertubuh besar rendahan itu
"Ada apa jimin, kau sakit?"
"T..tidak aku baik baik saja.., kita harus bergegas hyungnim, ada kelas sore"
Jimin berlari meninggalkan ian, sementara ian memperhatikan bagaimana jungkook sejak memperhatikan jimin 'rasanya ada yang tidak beres, mengapa mereka saling melihat satu sama lain' ian bergumam, dan dia tau mungkin saja ada yang aneh dengan mereka, bukankah jungkook hanya seorang rendahan, dan tidak mungkin juga jungkook mengenal jimin, namun dia segera pergi menyusul jimin karena tidak mau ambil pusing
"Jadi bagaimana kau jadi menjualnya tidak?"
Jungkook tersadar akan lamunannya, namun dia segera mengambil kipas nya dan memasukannya ke saku
"Aku tidak menjualnya"
-----
Jimin bergegas, dia segera merapikan pakaiannya setelah mengambil buku di kamarnya, semua para siswa sudah berkumpul untuk pelajaran sore hari
![](https://img.wattpad.com/cover/331584745-288-k332583.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince flower
Romansa"Seseorang mengatakan apa yang kamu tabur itu adalah yang kamu tuai, aku tidak pernah menyangka bahwa hidupku akan berakhir menyedihkan setelah tuduhan penghianatan yang berakhir menghilangkan nyawa" Jikook-kookmin