"Oke, tapi di kantor saja," ucap Gian akhirnya menyetujui
Milky menarik nafas, susahlah bosnya yang satu ini. Gian tidak suka pesta perpisahan.
"Seolah-olah tidak akan bertemu lagi," alasan Gian. Namun setelah Milky menyampaikan permintaan para karyawan berulang kali, Gian akhirnya mau.
Milky pun berusaha menghormati keputusan bosnya. Setelah mendengar cerita Aliondra, Milky cukup bersimpati pada Gian. Oleh karena itu, Milky membujuk para karyawan agar mengadakan pesta perpisahan di kantor saja.
Salah satu staf memberi usul untuk membelikan hadiah juga untuk Gian, yang disetujui karyawan-karyawan lainnya.
"Kasih apa ya?"
"Tiket pesawat."
"Voucher belanja."
"Topi."
"Kacamata hitam."
"Jaket."
"Jam tangan saja!," ucap seseorang, yang langsung dipukul orang sebelahnya.
"Lu nggak lihat bos pakai apa? Rolex! Lu mau beliin itu? Pakai gaji lu sendiri saja! Mana mau dia pakai jam murahan!"
Milky tersenyum melihat interaksi para karyawan, mereka semua terlihat menyayangi Gian. Entah kenapa, Milky jadi ikut terharu.
"Biar aku yang mengurus kadonya," ucap Milky. Semua orang memandang Milky dan setuju, asalkan sesuai budget para karyawan.
...
Dan sekarang, di sinilah Milky bersama dengan Junar sedang berada di mal untuk mencari hadiah untuk Gian.
"Mending aku tidur di rumah," gerutu Junar.
"Tuh, kan... katamu nggak masalah?!," protes Milky. Dia memang mengirim pesan meminta Junar agar tidak perlu jemput hari ini, karena Milky bilang akan mencari hadiah perpisahan untuk Gian. Namun, Junar bersikeras ikut.
"Bercanda, sayaang," ucap Junar tersenyum sambil memeluk mesra Milky.
"Dasar!," ucap Milky sambil memutar bola matanya.
Beberapa lama kemudian.
Junar sudah terkapar di sofa mal. Seharian bekerja, pulangnya menemani pacar cari hadiah untuk pria lain, besok harus bangun pagi untuk kerja lagi.
Masalahnya, Milky belum ada ide mau memberi apa. Jadilah mereka mengelilingi mal, dari toko ke toko, tapi setiap kali Milky merasa kurang sreg.
"Mil, aku sudah nggak kuat lagi," ucap Junar frustasi. Rasanya 3 jam ngegym tidak selelah 2 jam menemani Milky 'shopping.'
"Bentar ya, aku minta teman-teman kantor yang milih deh," ucap Milky terlihat bingung sambil mengutak-atik ponselnya.
Junar berdecak, sudah bisa membayangkan drama antara teman-teman Milky dalam memilih kado. Terlalu banyak pendapat tidak akan baik, bisa nggak selesai-selesai, pikir Junar.
"Aku saja yang milih," ucap Junar berdiri dari tempat duduknya, memasuki toko terdekat yang baru saja Milky lihat.
Junar mengambil sandal Crocs pria berwarna hitam dan langsung membawanya ke kasir untuk dibayar. Junar keluar toko dan berjalan ke arah Milky yang masih duduk sambil mengirim beberapa foto barang-barang yang tadi dia lihat ke grup kantor.
"Nih, sudah beres," ucap Junar memberikan kantung belanja berlambang Crocs. Milky kaget dan mengecek kantung belanja yang berisi sandal yang tadi memang ia pertimbangkan untuk Gian.
"Kenapa langsung dibeli? Siapa tahu ada yang lebih bagus di depan!," protes Milky yang berencana melihat-lihat toko lain lagi sebenarnya.
"Ya sudah, ayo cepat kalau masih mau lihat-lihat," ucap Junar sedang menahan tensi di titik maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.