Panggung yang megah bersiap menyambut NCT untuk konser spesial malam itu. Di ruang ganti, atmosfer penuh kegembiraan namun tegang terasa. Mark, sebagai leader, berkumpul dengan semua anggota.
"Kita harus memberikan yang terbaik malam ini. Tapi yang paling penting, jaga diri kalian dan pastikan tidak ada yang terluka," ucap Mark dengan tegas namun penuh perhatian. "Nikmati setiap momen di atas panggung dan berikan yang terbaik untuk penggemar kita."
Semuanya mengangguk serentak, menguatkan tekad mereka untuk memberikan penampilan yang tak terlupakan.
Saat lampu panggung menyala, NCT memulai penampilan mereka dengan energi yang membara. Haechan, meskipun merasa tubuhnya remuk akibat latihan yang keras, tetap menunjukkan profesionalismenya yang luar biasa di depan penggemar. Dia mengabaikan rasa sakit dan melanjutkan setiap gerakan dance dengan penuh semangat, mengikuti ritme musik yang menggema di seluruh arena. Setiap langkah, setiap gerakan tangannya, dipenuhi dengan dedikasi yang tak tergoyahkan.
Di tengah penampilan mereka, Jaemin mengambil mikrofon dan menyapa penonton dengan senyuman lebar. "Halo, semuanya! Bagaimana kabarnya malam ini?!" teriaknya dengan penuh semangat. Penonton merespons dengan sorakan yang menggema di seluruh arena.
Mark kemudian mengambil alih, "Kami sangat senang bisa tampil di depan kalian malam ini. Terima kasih sudah datang dan memberikan dukungan yang luar biasa!"
Haechan, meskipun rasa sakit merambat di seluruh tubuhnya, mengambil mikrofon dan tersenyum kepada para penggemar. "Kalian adalah energi kami. Terima kasih sudah selalu mendukung kami. Kami akan terus memberikan yang terbaik untuk kalian!" katanya, suaranya terdengar tegas meskipun ada sedikit getaran karena menahan rasa sakit.
Sorakan dari penonton membuat semangat Haechan sedikit terangkat. Meskipun tubuhnya lemah, dia berusaha untuk tetap profesional dan memberikan penampilan terbaiknya. Setiap kali ada jeda dalam lagu, dia mengambil napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan tenaga yang tersisa.
Detik demi detik berlalu, dan akhirnya, setelah lagu terakhir selesai, Haechan merasa tubuhnya hampir tidak bisa lagi menopang beban. Dia tersenyum ke arah penonton, berusaha menyembunyikan rasa sakit di balik senyumnya yang lelah. Sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari penggemar memberi sedikit kekuatan tambahan untuk tetap berdiri sampai tirai panggung tertutup.
Di ruang istirahat yang sepi setelah konser, anggota NCT lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing, beberapa orang lagi beristirahat, sementara yang lain mengobrol santai. Haechan merebahkan dirinya di pangkuan Jeno, mencoba menghilangkan lelah yang memenuhi seluruh tubuhnya.
Jeno,si laki-laki sangar mengelus kepala Haechan dengan lembut, berusaha memberikan sedikit kenyamanan. "Kau kerja keras sekali hari ini, Haechan. Kau baik-baik saja?"
Haechan mengangguk pelan, matanya tertutup. "Aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat," jawabnya dengan suara yang lemah.
Di sudut ruangan, Renjun melihat mereka dan dengan hati penuh perhatian mendekati Haechan. "Haechan, bagaimana keadaanmu?" tanyanya dengan suara lembut, khawatir terlihat di matanya.
Dia tanpa menoleh menjawab dengan suara dingin, "Aku baik-baik saja."
Jeno mengerutkan kening, mencoba meredakan ketegangan. "Kau harus istirahat yang cukup."
Renjun mencoba untuk tetap bersikap seolah tidak apa-apa, meskipun hatinya terasa hancur. Mengingat kembali hari-hari ketika mereka sangat dekat, Renjun merasa perbedaan sikap Haechan seperti jarum yang menusuk hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMFONI | hyuckren
FanfictionHaechan mulai bersikap aneh terhadap Renjun, membuat hubungan mereka renggang. Merasa ada yang tidak beres, Renjun berusaha mencari tahu penyebabnya dan mencari solusi agar mereka bisa kembali akrab seperti dulu. Renjun terus berupaya memahami dan m...