1 atmosfera baru

352 41 1
                                    

Para anggota NCT DREAM baru saja menyelesaikan syuting untuk variety show terbaru mereka. Episode kali ini menantang mereka untuk memasak bersama dalam dua kelompok. Renjun dan Haechan, yang biasanya selalu berselisih karena tingkah usil Haechan, kali ini menjadi satu tim. Situasi ini menambah ketegangan tersendiri bagi Renjun, yang selama ini selalu menjadi target keisengan Haechan sekarang berubah menjadi seperti orang asing.

Renjun menghela napas saat melihat set dapur yang telah disiapkan untuk mereka. Setiap alatan masak, bahan makanan, dan peralatan dapur tampak rapi dan tinggal menunggu untuk digunakan. Haechan, yang biasanya selalu berada di dekatnya dengan senyum usil, hari ini terlihat menjauh. Gemini itu lebih sering menghabiskan waktu bersama anggota lain, membuat Renjun bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

"Renjun, pegang pisau ini dan potonglah wortelnya," kata Jaemin, anggota tim mereka, sambil menyerahkan sebilah pisau tajam.

Renjun menerima pisau itu dengan ragu. Sejujurnya memasak bukanlah keahliannya.Tangannya bergetar saat mencoba memotong wortel, membuat potongan yang tidak rata. Rasa cemas dan tekanan kamera yang terus merekam membuatnya semakin gugup.

"Renjun,Hati-hati!" seru Jeno dari kelompok sebelah, melihat pisau yang hampir mengenai jari Renjun.

Haechan, yang memperhatikan dari kejauhan, akhirnya mendekat. "Biarkan aku yang potong," katanya dingin, meninggalkan tugas mengaduk rempah sup di dalam panci lalu mengambil pisau dari tangan Renjun dengan tegas.

Renjun menatap Haechan dengan rasa terkejut. "Kau tak apa-apa, Haechan?" tanyanya, berharap mendapatkan sedikit kehangatan yang dulu selalu ada dalam sikap Haechan.

Haechan hanya mengangguk singkat tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia mulai memotong wortel dengan cepat dan rapi, tanpa melihat ke arah Renjun.

"Ayo, kita harus cepat. Waktunya hampir habis," ujar Haechan singkat memotong lamunan Renjun yang dari tadi memandangnya, lalu menyelesaikan potongan wortel dengan kecepatan yang maksimal.

Setelah syuting selesai, para anggota NCT DREAM berkumpul di ruang istirahat. Renjun merasa ada sesuatu yang hilang. Haechan, yang dulu selalu ada di sampingnya dengan senyum dan candaan, sekarang tampak lebih suka menyendiri. Renjun menatap Haechan yang duduk di sudut jauh, tampak kelelahan.

Renjun mengumpulkan keberanian dan mendekati Haechan. "Haechan, mau makan hotpot bareng? Aku tahu tempat bagus di dekat sini," ajaknya dengan nada berharap.

Haechan mengangkat kepalanya dan menatap Renjun dengan tatapan dingin yang menusuk. "Aku capek," jawabnya singkat, lalu kembali menunduk dan sibuk dengan ponselnya.

Renjun tertegun. Dia merasa ada jarak yang semakin melebar di antara mereka. "kenapa denganmu akhir-akhir ini?" tanya Renjun dengan suara yang nyaris berbisik, takut mengganggu suasana hati Haechan yang sudah buruk.

Haechan tidak menjawab. Dia hanya berdiri dan berjalan keluar ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, meninggalkan Renjun dengan sejuta pertanyaan di dalam kepalanya.

Malam itu, di dorm mereka, Renjun duduk di pinggir tempat tidurnya, memikirkan perubahan sikap Haechan. Dulu, Haechan selalu mengganggunya, membuat jantungnya berdetak kencang, entah karena kesal atau tertawa. Sekarang, Haechan malah menjauh tanpa alasan yang jelas. Renjun merasa kehilangan sebagian dari dirinya yang biasa diramaikan oleh kehadiran Haechan.

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" gumam Renjun pada dirinya sendiri, menatap langit-langit kamar dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia memutar ulang setiap momen yang mereka habiskan bersama, mencoba menemukan petunjuk atas perubahan sikap Haechan.

Renjun memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya itu. Dia merasa perlu berbicara dengan Haechan secara langsung dan jujur, meski hatinya berdebar-debar membayangkan kemungkinan terburuk. Entah bagaimana caranya, Renjun bertekad untuk memperbaiki hubungan mereka yang semakin renggang.

Di luar, hujan mulai turun dengan deras, seolah mencerminkan perasaan Renjun yang kacau balau. Dia tahu, malam ini akan menjadi malam yang panjang, penuh dengan pikiran dan rencana untuk mengembalikan kebahagiaan di antara mereka.

-SIMFONI-

Pagi itu, Renjun bangun lebih awal dari biasanya. Dia melihat Haechan masih tertidur di ranjangnya. Renjun memutuskan untuk membuat sarapan untuk mereka berdua. Dia berharap dengan sedikit usaha ini, dia bisa mulai mencairkan kebekuan di antara mereka.

Saat Renjun sedang sibuk di dapur, Haechan terbangun dan berjalan menuju ruang makan. Dia melihat Renjun yang sedang menyiapkan roti bakar dan telur dadar.

"Selamat pagi," sapa Renjun dengan senyum yang dipaksakan, berharap mendapatkan respons yang lebih baik dari Haechan.

Haechan hanya mengangguk singkat, duduk di meja makan tanpa banyak bicara. Renjun merasa kecewa, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja.

"Aku buatkan sarapan untukmu. Semoga kau suka," kata Renjun, meletakkan piring di depan Haechan.

"Terima kasih," jawab Haechan singkat, mulai makan tanpa mengangkat pandangannya dari piring.

Renjun duduk di seberang Haechan, mencoba mencari topik percakapan. "Apa kau masih ingat, dulu kita sering makan bersama seperti ini? Waktu itu kau selalu punya cerita lucu," ucap Renjun dengan nada penuh harap.

Haechan hanya mengangguk tanpa memberikan tanggapan yang lebih. Renjun merasa semakin frustasi. Dia merindukan kehangatan dan canda tawa yang dulu selalu hadir di antara mereka.

Setelah sarapan selesai, Haechan segera bangkit dan mencuci piringnya sendiri. Renjun mengikuti dari belakang, merasa ada yang perlu dia katakan.

"Haechan, bisakah kita bicara sebentar? Aku merasa ada yang berubah di antara kita," kata Renjun dengan suara bergetar.

Haechan menghentikan aktivitasnya dan menatap Renjun dengan tatapan tajam. "Apa yang mahu kau bicarakan?" tanyanya, nada suaranya dingin dan datar.

"Aku tidak tahu kenapa kau menjauh dariku. Apa aku melakukan sesuatu yang salah? Kalau ada, tolong beritahu aku," pinta Renjun, hampir memohon.

Haechan menghela napas panjang. "Renjun, aku cuma butuh waktu sendiri. Banyak hal yang harus kupikirkan," jawabnya singkat, lalu meninggalkan Renjun sendirian di dapur.

Renjun merasa hatinya semakin berat. Dia tahu bahwa perjalanan untuk mengembalikan hubungan mereka yang dulu tidak akan mudah. Namun, dia tidak akan menyerah. Renjun bertekad untuk terus berusaha dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Haechan. Perjalanan ini mungkin akan penuh liku dan rintangan, tapi Renjun yakin bahwa persahabatan mereka layak diperjuangkan.



SIMFONI | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang