5 momen baru

266 39 0
                                        

Hari itu, bulan bersinar terang di luar jendela. Haechan memutuskan untuk keluar dengan gaya santai, hanya mengenakan hoodie abu-abu tua dan celana jeans biru gelap. Renjun, yang sedang berada di dapur memasak ramyeon untuk makan malam, melihat Haechan dari jauh dan merasa penasaran.

Renjun menghentikan apa yang sedang dia lakukan, lalu berlari keluar dari dapur dengan lucu, memanggil Haechan dengan riang, "Haechan-ah, mau ke mana?"

Haechan berbalik menghadap Renjun dengan tatapan datar. "Toko perhiasan," jawabnya dengan acuh tak acuh.

Renjun mengangguk antusias. "Oh, boleh aku ikut? Aku juga ingin melihat-lihat perhiasan," ujarnya dengan senyum lebar.

Haechan menggeleng pelan. "Tidak perlu. Aku mahu sendiri."

Renjun tetap memutuskan untuk mengikuti Haechan.

Dia semakin mendekati Haechan dengan senyuman tak tertahankan. "Tapi aku pengen beli sesuatu juga Haechan-ah! Mungkin aku akan menemukan sesuatu yang cocok untuk Jeno sebagai kado ulang tahunnya nanti!" godanya sambil mencoba meyakinkan Haechan.

Ayolah,setinggi manapun ego Haechan,dia bakal tetap luluh kalau Renjun sudah memasang senjata imutnya.

Haechan mengernyitkan dahi, tetapi tidak sepenuhnya menolak permintaan Renjun. "Baiklah, tapi jangan ribut atau bertanya-tanya terlalu banyak."

Renjun mengangguk cepat, matanya berbinar-binar. "Deal! Aku akan diam seperti bayi yang baru lahir, Haechan-ah."

Haechan menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum kecil. "Aku yakin kau akan melupakan itu dalam lima menit."

Renjun tertawa kecil, memasang tampang polos. "Siapa yang tahu? Ayo pergi sekarang, sebelum toko perhiasan tutup!"

Haechan menarik napas dalam-dalam sebelum mereka berdua berjalan menuju toko perhiasan, dengan Renjun bersorak gembira di sampingnya.

Tiba-tiba, Haechan menghentikan langkahnya dan memandang Renjun dengan serius. "Renjun-ah," panggilnya.

Renjun menatap Haechan dengan tatapan penuh harap.

"Kau... sebaiknya ganti baju," ujar Haechan tiba-tiba.

Renjun memandang bingung. "Kenapa?"

Haechan menunjuk ke atasan Renjun, yang hanya memakai singlet dan celana pendek hingga paras paha. "Kau tahu, untuk pergi ke toko perhiasan, mungkin sebaiknya kau memakai pakaian yang lebih... pantas," kata Haechan sambil mencoba menahan senyum.Tidak,sebenarnya Renjun kelihatan lucu di sini tapi dia lebih memilih untuk stay cool.

Renjun merasa malu, tapi juga tertawa kecil karena Haechan. "Oh, benarkah? Baiklah, aku akan segera kembali."

5 menit menunggu hingga akhirnya Renjun muncul dengan pemakaian yang lebih sopan.

"Ayo pergi!!!"

Tidak lama kemudian,mereka berjalan bersama menuju toko perhiasan yang cuma butuh 10 menit, suasana di sekitar mereka agak canggung karena Haechan terlihat agak dingin. Renjun mencoba mencari topik pembicaraan untuk memecah keheningan.

"Tadi pagi aku mencoba membuat ramyeon baru," ucap Renjun dengan ceria. "Rasa yang berbeda dari biasanya, tapi masih enak!"

Haechan hanya mengangguk singkat tanpa banyak respons. Renjun sedikit merasa sedih melihat Haechan seperti itu, tapi dia tetap berusaha untuk menjaga suasana tetap ceria.

Renjun dan Haechan melangkah masuk ke dalam toko perhiasan yang elegan, matanya terpana pada kilauan berlian dan emas yang bersinar di sekitar mereka. Renjun langsung tertarik pada berbagai desain cincin yang terpajang rapi di atas kaca, sementara Haechan dengan hati-hati mengamati kalung-kalung yang terpampang indah di rak-rak sebelah sana.

"Mbak, coba lihat ini," Renjun memanggil seorang staf perempuan dengan penuh antusias, mengangkat sebatang cincin berlian besar. "Apakah ini ada yang ukurannya bisa disesuaikan?"

Staf toko dengan senyum ramah mendekat, "Tentu saja. Kami bisa menyesuaikan ukuran cincin sesuai dengan yang Anda inginkan. Model ini memang sangat populer di antara pelanggan kami."

Di lain sudut,Haechan dengan tatapan tertarik menghampiri seorang staf toko yang lain. "Maaf, model kalung perak ini model lama atau baru?" tanyanya dengan sopan.

Staf toko tersenyum ramah. "Ini adalah model baru dan edisi terbatas,hanya tersedia dalam warna perak tapi sangat diminati karena desainnya yang elegan dan modern."

Haechan memutar kalung itu di tangannya, matanya masih terpaku padanya. "Bagus sekali. Bisakah Anda mengukir inisial 'RJ' di bagian belakangnya?"

Staf toko mengangguk. "Tentu saja, kami dapat melakukannya untuk Anda. Ini akan memakan waktu sekitar sehari untuk selesai. Bisakah saya minta nama Anda?"

Haechan memberikan namanya dengan sopan, lalu membayar untuk kalung tersebut. "Baiklah, saya akan menunggu hasilnya besok," ucapnya dengan senyuman puas.

Renjun yang sedang mencari cincin sempat melirik Haechan dengan senyum penuh kekaguman saat itu, mengingat betapa detailnya pilihan Haechan dengan kalung tersebut.

Setelah selesai, Haechan mendekati Renjun yang masih sibuk memeriksa perhiasan di rak-rak sebelahnya. Renjun melihatnya dengan raut wajah penasaran dan antusias.

"Haechan, mana yang menurutmu lebih bagus?" tanya Renjun sambil menunjuk dua buah kacamata di rak.

Haechan menyusun kata-katanya dengan cermat, tersenyum lembut. "Kacamata hitam ini," ujarnya sambil mengambil salah satu dari kacamata tersebut. "Warnanya cocok sekali denganmu,yang ini akan terlihat sangat cantik padamu."

Renjun tersenyum senang mendengar kata-kata Haechan. "Terima kasih, Haechan-ah," ucapnya dengan hangat. Tidakkah Haechan sadar bahwa dia sudah memuji pria cantik ini?

Haechan mendekati Renjun yang sedang mencoba kacamata di depan cermin. Renjun sibuk memilih antara dua kacamata yang diberikan Haechan, tidak sadar bahwa seorang pria asing dengan perilaku yang mencurigakan di depan pintu toko seperti sasaeng, mendekatinya dengan kamera yang siap untuk mengambil foto.

Haechan secara instan merasa tidak enak melihat pria itu karena jelas jelas arah kamera itu ke arah bawah tubuh renjun.Haechan sadar, celana renjun sedikit lebih ketat dan menonjolkan bentuk yang sedikit seksi. Tanpa ragu, dia mendekati Renjun dengan langkah-langkah yang cepat dan berdiri di sampingnya dengan ekspresi yang berusaha tenang namun waspada. Dia sedikit memeluk pinggang Renjun dan menutupi paras bawah tubuhnya. Hatinya ingin melindungi Renjun dari pria yang jelas-jelas mengganggunya.

Tatapan tajam Haechan tidak terlewatkan oleh pria aneh itu. Dia sadar bahwa Haechan tidak senang dengan kehadirannya dan akhirnya memutuskan untuk pergi dengan malu, menyembunyikan kamera yang ada di tangannya.Hei,tidak bisakah sasaeng di dunia ini lenyap terus dari dunia?Selalu saja mengganggu privasi para idol.

Renjun, yang masih asyik mencoba kacamata, tidak menyadari insiden tersebut. Namun, dia merasa aman dan dilindungi dengan hadirnya Haechan di sampingnya, yang dengan jelas menunjukkan bahwa ia selalu siap melindunginya dari ancaman apa pun.

Setelah berbelanja di toko perhiasan, mereka berdua pulang ke dorm dengan perasaan yang berbeda. Renjun merasa bahagia, merasa ada sinar harapan untuk lebih mendekati Haechan lagi. Ketika mereka tiba di depan pintu apartemen,Renjun menoleh ke arah pria di sebelahnya.

"Terima kasih Haechan,untuk hari ini..aku senang sekali bisa keluar denganmu!" ucap Renjun dengan senyum lebar.

Namun Haechan hanya menjawab dengan singkat, "Hmm."

Renjun merasa sedikit kecewa karena Haechan masih tampak dingin. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak terlalu terpengaruh,setidaknya dia dapat mengingat hari yang menyenangkan yang mereka habiskan bersama.

SIMFONI | hyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang