2 : yon

5 0 0
                                    

Ding dong!!

"Iya iyaa! Sabar Napa?!" Celoteh name yang segera membuka pintu rumahnya karna bunyi bell yang terus berbunyi tak henti-henti.

Cklekk!

"Sabar–" baru saja name ingin melampiaskan amarahnya kepada orang yang dikiranya adalah kakaknya, tapi setelah menatap orang tersebut ia segera bungkam sambil menahan malu.

Orang itu adalah salah satu dari tetangganya yang tujuh bersaudara itu.

"Emmm, maaf ganggu, tapi tolongin gue dong, pliss..." Ucapnya dengan perasaan yang campur aduk.

Name bingung, ada apa dengannya? Kenapa harus minta tolong ke dia? Kan ada saudaranya yang lain, tapi yasudah lah, name hanya menganggukkan kepalanya.

"Tadi gue lagi main skateboard di taman komplek ini, trus ga sengaja tiba tiba nabrak orang random. dia nya marah-marah, ya gue minta maaf dong, trus katanya 'enak aja cuma maaf doang, ganti!'. Ya gue bingung Cok maksudnya apaan, orang cuma nabrak doang, malah lebih kek nyenggol doang jirr. Nahh, katanya sebagai permintaan maaf gue dia nyuruh gue buat panggil Lo ke taman situ, mana ngancem mau matahin skateboard gue lagi. sekarang ayo buruan ikut!" Ucap lelaki itu pada akhirnya dan langsung menarik tangan name dengan tergesa-gesa.

Jarak antara taman tersebut dengan rumah name cukup lumayan menguras tenaga jika menempuhnya hanya dengan berjalan kaki, masalahnya, lelaki tersebut menaiki skateboard nya dengan cukup cepat dan sedangkan name berlarian di sisinya sambil berpegangan tangan padanya. Gimana gak keseleo tuh kaki? Tapi name kan anak kuat, ygy.

"Fyuhh, tepat waktu, orangnya masih di sana," ujar lelaki itu yang menunjuk seseorang.

"Ck, sudah kudugaa~" batin name berujar, dia masih ngos ngosan karna habis jadi atlet dadakan.

Masih dengan nafas yang belum teratur, name menepuk bahu lelaki itu dan tersenyum tipis padanya, lalu pergi menghampiri orang yang ditunjuk tadi.

"Duhh, dag dig dug hatikuu~ saat aromamu lewati hidungku, melotot matakuu~ saat kamu lewat didepankuu~" batinnya bernyanyi sambil sedikit mendramatisir kan dirinya. Setelah itu, ia segera ikut menyusul name.

"Heh, Kalo udah Dateng telpon dongo, jangan nyusahin sama bikin anak orang bingung!" Celoteh name yang langsung mencubit kesal lengan pemuda yang sedang duduk santai di kursi taman.

"Ehehee, kan biar suprise,".

"Suprise mata Lo! anak orang ketar ketik Cok," ucap name sambil menunjuk lelaki yang menggendong skateboard nya dengan kikuk.

"Emm, sekali lagi maaf ya bang,".

"Ya ya yaa, siapa nama Lo?" Tanya kakaknya name yang ikut berdiri.

"Taufan bang," melihat taufan yang merunduk kaku, membuat name jadi sedikit tergelitik, ia akui, kakaknya memang se mengerikan itu, apalagi dengan orang baru.

"Pftt, bwahahahaa! Culun amat Lo, perasaan awal tadi engga? Btw kenalin, gua yon, kakaknya name," ucap yon yang menjulurkan tangannya.

Taufan agak ngelag dengan pernyataan yang sedikit membuatnya speechless, kek masa, adeknya adem kalem lembut, trus kakaknya tantrum heboh nan membahana. ah sudahlah, bukankan saudara-saudaranya juga begitu?

Ia pun segera menyambut jabat tangan tersebut, dan entah sejak kapan, tiba-tiba mereka berdua sudah akrab selayaknya teman lama. Tinggal lah name yang duduk sendirian di kursi taman sambil memakan gorengan yang sudah dibeli kakaknya, ia hanya diam memperhatikan taufan yang sedang mengajari yon beberapa trik skateboard hasil buatannya sendiri.

•°•∆•°•

"Muson! Jir lah, mana lagi tu anak?" Ucap batin seseorang yang tengah berkeliling taman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tak bisa memilih || oboifanfic!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang