Seminggu berlalu sejak Gian terakhir kali ke kantor. Sekarang ruangan Gian diisi oleh bos baru, seorang pria tua berbadan gempal berkebangsaan Perancis. Milky masih bertugas sebagai sekretarisnya.
Hari-hari Milky berlalu sepi, karena teringat Gian. Semangatnya bekerja hilang bersamaan dengan kepergian Gian.
Tadinya Milky juga ingin berhenti kerja, tapi rasanya malah semakin memperparah rasa kehilangannya. Lebih baik dia mengalihkan diri dengan bekerja.
Milky menghela nafas sekaligus mengingat rencana pernikahannya. Ia teringat besok ada temu janji dengan bridal untuk mencoba gaun.
...
Di bridal.
Milky membiarkan ibunya yang bernegosiasi dengan penjahit gaun. Junar yang melihatnya jadi sedikit bete.
"Kamu juga beropini donk, sayang. Jujur aku kurang suka gaunnya," bisik Junar.
"Kenapa?," tanya Milky sambil mengaca.
"Terlalu tertutup! Aku lebih suka pengantinku yang seksi," bisik Junar.
Milky juga heran pada dirinya sendiri, tadinya ia sudah meminta desain gaun yang agak terbuka. Itu sudah impiannya sejak dulu, menjadi pengantin seksi. Junar saat itu pun terlihat senang.
Namun, ibunya menentang keras. Beliau berpendapat kalau desain gaun Milky seperti lingerie. Akhirnya ibunya yang berinisiatif ikut campur. Milky menurut saja, karena ia sendiri juga tidak semangat lagi mengenakan gaun seksi.
Apa gaunnya yang tertutup menandakan hati Milky yang mulai tertutup?
"Ikuti saja apa kata mama. Nanti dia marah, lho. Lagipula... memangnya aku tidak cantik memakai ini?" tanya Milky.
"Kamu selalu cantik, sayang. Bahkan dengan kain polos sekalipun," ucap Junar.
"Terus?"
Junar mengamati kekasihnya yang sedang merias diri. Bohong kalau Junar bilang tidak cantik. Milky terlihat sangat anggun dan elegan dengan gaun ini walaupun tertutup. Junar hanya ingin melihat Milky bahagia dengan pilihan gaunnya sendiri, bukan pilihan tante Stella. Milky lah yang ia nikahi, bukan ibu mertuanya.
Namun, akhirnya Junar menghela nafas dan memutuskan mengalah
"Nggak apa-apa, sih. Terserah kamu dan tante saja," ucap Junar tersenyum menghindari konflik.
Junar kembali memperhatikan Milky yang sedang mengaca. Junar mengeluarkan ponsel dan memotretnya, membuat Milky reflek berpose tersenyum ke arah Junar.
...
Hari yang melelahkan untuk Milky. Setelah coba gaun, mereka pergi mengurusi hal lain seperti souvenir dan survei tempat menikah.
Milky sudah bersiap istirahat di kasur sambil mengutak-ngatik ponsel. Ia melihat-lihat media sosial dimana ada foto dirinya dengan gaun pengantin yang di upload dan di tagged padanya oleh Junar. Milky membaca komentar-komentar yang kebanyakan memuji dan menyelamatinya.
Mata Milky melotot ketika ada akun dengan nama yang ia kenal ikut berkomentar juga.
@gianzakhary cantik
Apa? Gian? Sejak kapan dia punya sosial media? Milky langsung terduduk dari posisi rebahannya.
Milky memperhatikan profil foto Gian yang berupa pasfoto yang biasa dipakai di ID card kantor, terlihat sekali asal comot. Membuat Milky terkikik. Ia pun langsung mengirim pesan pribadi ke mantan bosnya itu.
Milky
Gian is here! Tumben?Gian
Mau gimana lagi? I'm unemployed nowJawaban Gian membuat Milky tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.