Keesokan harinya.
Milky mengajukan surat pengunduran diri tanpa alasan. Mr. Juan sempat keberatan, namun ia tidak berhak menahan Milky karena tidak ada kontrak kerja.
Dalam sehari, Milky berusaha membereskan semua pekerjaan dan meninggalkan catatan-catatan penting untuk penggantinya nanti. Milky tidak ingin orang-orang di kantor mengetahui hubungannya dengan Gian.
Urusan kantor beres, sekarang urusan Junar. Milky menghela nafas, jantungnya berdebar memberitahu hal ini pada Junar. Sesuai pesannya tadi siang pada pria itu.
Milky
Malam ini ketemu ya, ada yang mau aku omongin.Junar
Ngomong apa?Milky
Nanti saja pas ketemuJunar
Kenapa nggak sekarang?Milky
Aku sibukJunar
Aku bikin salah ya?Milky
Nggak, kok.Milky sengaja tidak membaca pesan dari Junar lagi, ia merasa bersalah membuat Junar berpikiran jelek. Milky sangat mengenal pria itu, kadang perasaan Junar bisa sangat sensitif.
Mobil Junar datang tepat waktu ketika Milky turun lobi. Milky langsung tersenyum dan masuk ke mobil Junar.
"Jadi kamu mau ngomong apa?," tanya Junar tanpa basa-basi.
Jujur saja, sejak membaca pesan dari Milky, firasat Junar buruk. Sepanjang hari Junar tidak tenang. Apalagi kemarin tidak seperti biasanya Milky pulang kantor tanpa memberi kabar. Pasti ada sesuatu yang salah, pikir Junar.
"Kita makan dulu, yuk. Aku lapar," ucap Milky. Setidaknya dengan perut kenyang, Junar tidak akan terlalu emosi, pikir Milky.
"Ngomong sekarang saja," desak Junar yang tidak suka bertele-tele.
Mampus! Pikir Milky. Ia meremas-remas roknya tanda cemas, ragu-ragu untuk bicara. Tapi wajah Gian di benaknya memberi keberanian pada Milky.
"Hmm... Jun, maafkan aku. Aku... kita sebaiknya batal menikah."
Mobil Junar berhenti mendadak karena Junar kaget.
"Apa kamu bilang tadi?," tanya Junar merasa salah dengar.
Belum sempat Milky menjawab lagi, terdengar klakson mobil yang berhenti di belakang Junar. Terpaksa Junar menjalankan mobilnya dan mencari tempat sepi untuk memarkir mobil.
Kali ini Junar memandang serius pada Milky.
"Lihat aku, Mil."
Milky melihat mata tajam Junar, jujur Milky takut Junar gelap mata. Tapi biar bagaimanapun dia harus melakukan ini.
"Coba katakan sekali lagi ucapan kamu tadi," ucap Junar.
"Kita sebaiknya batal menikah, maaf."
"Kenapa?," tanya Junar gemetar menahan amarah.
"Jujur, aku merasa jenuh akhir-akhir ini. Hal itu membuatku berpikir apakah kita cocok satu sama lain? Aku tidak ingin hidup selamanya dengan orang yang salah," jawab Milky.
"Ini gara-gara Gian kan?"
"Apa?," tanya Milky kaget. Junar tersenyum sinis melihat reaksi Milky.
"Gian, mantan bos sialanmu itu kan?"
"Apa maksudmu? Kenapa bawa-bawa nama dia?," balas Milky tidak suka Junar mengatai Gian.
"Memang benarkan? Sejak dekat dengan dia kamu mulai berubah. Aku merasa kita semakin sering bertengkar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.