part 5

97 7 0
                                    

Jan lupa kasih bintang and komen yang banyak
Thank's

Ditempat tidurnya Lisa kembali memainkan ponselnya. Dia susah tidur karna insomnia, hah.. Benar benar menyusahkan.

Lisa mencoba melihat papan pesan milik sahabatnya. Lisa butuh teman cerita.

"Eunha, kau sibuk?" Itu adalah suara Lisa ketika Eunha menjawab panggilannya di dering pertama.

"Jika aku sibuk aku tidak akan menjawab telfonmu."

"Ada apa?" Lanjut Eunha dari seberang sana.

"Tidak ada, aku hanya butuh teman untuk menemani ku begadang." Lisa menjawab dengan acuh.

"Sepertinya kita memang ditakdirkan menjadi sahabat karna ini."

Ya. Lisa dan Eunha memiliki banyak kesamaan. Mereka seringkali menyukai hal yang sama, membenci hal yang sama, dan mengalami hal yang sama. Benar benar sahabat sejati.

"Kalau begitu kau bisa mendengar curhatanku saja. Hah.. Lisa, sepertinya aku tidak bisa move on."

"Move on? Kau berkencan? Dengan siapa? Kenapa aku tidak tahu?" Lisa bertanya secara beruntun. Merasa terkejut karna selama ini Eunha tak pernah bilang jika pernah punya pacar.

"Tidak, aku tidak berkencan. Aku hanya menyukai seseorang dan tidak bisa melupakannya. Aku tidak bisa berpaling darinya Lisa."

"Mark? Kenapa begitu? Dia itu bahkan belum tentu mengenalmu meski kau sudah mengenal satu keluarganya. Jadi saranku kau mencoba berkenalan dengan yang baru saja."

"Tidak bisa. Aku bahkan sudah akrab dengan kakaknya."

"Lalu kenapa jika begitu? Lagi pula kakak nya tak akan mengenalkanmu pada adiknya itu.."

Eunha menyukai Mark sejak mereka masih berada di bangku sekolah. Mereka memang tidak satu kelas namun karna sering melihat satu sama lain, Eunha jadi menyukai Mark. Begitu menurut cerita Eunha pada Lisa.

Dan yang lebih unik lagi ternyata kakak Mark adalah teman dekat dari kakak Eunha. Jadi, Eunha tanpa sengaja menjadi dekat dengan kakak Eunha dan juga keluarganya. Tapi tak pernah sekalipun melihat Mark secara langsung dihadapannya.

"Itulah masalahnya. Kenapa dunia sangat tega padaku. Aku bahkan menyukai nya begitu dalam, tapi dia bahkan tak tahu jika aku hidup."

"Haha.. Kau ini. Begini saja, mau ku carikan seseorang untuk berkencan? Aku ada beberapa teman lelaki yang sepertinya cocok untukmu."

"Jangan pernah bermimpi. Aku tidak akan mau dengan salah satu temanmu itu. Kau bahkan tidak menyukai salah satu dari mereka tapi kau malah menawarkan mereka padaku. Keterlaluan."

"Kau mau aku berkencan? Aku bisa saja berkencan dengan salah satu dari mereka jika aku mau."

"Yak! Tidak boleh begitu. Kau sudah berjanji untuk menjadi single bersamaku. Jadi jika kau ingin punya pacar, aku harus menemukan seseorang terlebih sahulu."

"Aku hanya bercanda. Tenang saja, lagipula aku tak yakin ada yang suka padaku."

"Kau ini bicara apa? Kau itu cantik. Sangat cantik. Aku bahkan curiga diam diam kau sudah memiliki kekasih."

"Tidak ada. Aku benar benar masih lajang. Sudah kubilang kan, kau akan jadi orang pertama yang tahu jika aku berkencan. "

"Bagus kalau begitu. Jadi, bisakah aku tutup telfonnya sekarang? Aku harus berangkat pagi besok dan sekarang sudah tengah malam di Jepang. "

Just LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang