Dewasa tpi bukan.....
Hari ini warna langit tidak menentu, mungkin karena disebabkan akan hujan.
"Hari ini kok mendung yaa,"
"Heem, kok mendung"
"Mungkin mau hujan"
"Gpp, aku bawa jas hujan kok" Ucap fang.
"Berapa?"
"Satu, cuma buat aku aja sih"
"Lama kelamaan aku banting kau, kalo beneran hujan gimana coba? Nanti kita kehujanan deh!"
"Doa aja biar pas di sekolah hujannya"
"Kak hali udh ada di sekolah?" Tanya yaya.
"Udh, dia berangkat pagi bgt"
"Seperti biasanya"
"Emng suka berangkat pagi?"
"Heem, yaa kek gak mau bareng kita gitu"
"Mungkin suatu saat kak Hali akan bareng berangkatnya sama kita"
"Iya, semoga aja"
Akhirnya geng itu sampai ke sekolah nya, dan pergi ke kelas mereka masing-masing.
"Untung aja gak hujan" -fang
Hali menoleh ke mereka berdua, dan kembali lagi menatap buku yang sedang dibacanya. Lebih tepatnya menatap dengan sekilas.
"Kalo hujan juga, gapapa"
"Hah?"
"Hari ini aku agak bad mood jadi yaa klo ujan aku pasti akan main ujan"
"Tapi tetep gak bisa, nanti kau bisa demam"
Hali berkata seperti itu tapi tetap melihat bukunya.
"Kiw kiw dikhawatirkan oleh sang kakak"
Muka gempa udh memerah tpi hilang kembali.
"Aku hanya memberitahu, bukan khawatir"
Guru datang ke kelas, dan mulai mengajar. Gempa yang tidak fokus karena memikirkan apakah sang kakak mengkhawatirkan dirinya atau hanya sekedar memberitahu.
"Gem?"
"Gempa?"
"A-ah, kenapa?"
"Ngapain ngelamun?"
"G-gapapa"
Inilah jam yang ditunggu para siswa dan siswi, tentu saja jam istirahat.
"Gem, seperti biasa ke outdoor?"
"Iya"
Saat Gempa dan Fang akan pergi keluar dari kelas, Halilintar memanggil Gempa.
"Gempa!"
Gempa yang dipanggil pun menoleh pada sang kakak.
"Apa?"
"Aku mau ngomong"
"Ohh oke, fang kau duluan aja"
"Oke sipp"
Lalu Fang pun pergi meninggalkan mereka. Dan Gempa berjalan menuju meja Hali.
"Ngomong apaan kak?"
"Duduk" Halilintar menyuruh sang adik untuk duduk di samping dirinya, dan mulai membuka topik pembicaraan.
"Hm, kalo gak salah tujuh belas deh"
"Udh besar ya"
"Ehehee, Emang kak Hali mau bicara apa?"
"Gempa sebentar lagi ulang tahun ya?"
"Iyaa"
Hali mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Ini buat Gempa"
Sebuah kotak kecil dengan warna coklat, alias warna kesukaan sang adik.
Gempa yang heran pun bertanya pada Halilintar.
"apa ini kak?"
"Hadiah untuk Gempa, makasih udah jaga kakak dan adikmu, kak Hali selama ini gak perhatikan Gempa. Dan anggap aja ini hadiah kecil dari ku untuk mu. Kakak tau, kau pasti lelah jaga mereka semua. kakak emang bodoh ya? Gak bisa jaga adik kakak sendiri"
"Enggak! Kak Hali sudah menjadi kakak yang terbaik di dunia ini. Gempa seringkali merasa lelah, tapi Gempa tak pernah sedikitpun berpikir kalau kak hali itu bodoh."
Halilintar terdiam sejenak, dia pernah berpikir bahwa Gempa orang yang sangat ingin dipuji oleh semua orang.
Ya, sifat iri. Halilintar merasa iri pada adiknya sendiri. Tapi kini dia berpikir bahwa sifat seperti itu akan membawa kebencian, maka dia pun tak pernah merasa iri pada adiknya lagi.
"Buka ajaa kadonya" Ucap Halilintar.
Gempa membuka kotak kecil yg diberikan oleh hali dengan wajah yang sedikit memerah.
"Wahhh" Gempa tersenyum melihat isi dari kado tersebut, terdapat jam tangan dan coklat batang.
"Suka?"
"Suka! Malahan banget, makasih kak"
"Sipp"
"Hati berkata aku harus ke outdoor"
"Hah? Beneran?"
"Iya, kenapa?"
"Enggak aku cuma heran aja"
"Yaudah ayok"
Anak pertama....
15 Juni 2024 (Publik)
3 Agustus 2024 (Revisi)
540 Kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Be happy BoEl || BoBoiBoy Halilintar ⚡ •SEDANG REVISI•
Fanfiction"Kenapa sejak bunda tiada, kak hali jdi berubah" Ucap Taufan. Judul: Be happy BoEl || BoBoiBoy Halilintar ⚡ Sedang Tahap Revisi. Jika ada kata yg berubah atau menambahan kata itu dikarenakan sedang direvisi. BoBoiBoy hanya milik Monsta! Saya hanya m...