CHAPTER II: Makan Malam Yang Dingin

59 5 1
                                    

Elysia Montclair adalah nona muda keluarga Montclair yang sah dari pasangan Duke dan dan Duchess, meskipun begitu sang Duke sangat acuh tak acuh terhadap Elysia berbanding terbalik dengan sikapnya kepada Helena. Ayah Elysia, Eldric Montclair merupakan sesosok yang dikenal memiliki ketegasan dan kejam tetapi akan menjadi ayah yang hangat pada Helena. Elysia tidak mengerti kenapa ayahnya tak acuh padanya akan tetapi perhatian dengan adiknya, itu sebabnya ia selalu berbuat semaunya agar ayahnya melihat kearahnya setidaknya sebentar.

'Bagaimana mungkin ini terjadi aku kembali?' monolognya sambil berbaring di ranjangnya.

'Berarti sekarang aku berumur tujuh tahun, aku masih memiliki waktu sepuluh tahun lagi untuk merubah takdir.' entah mengapa tiba-tiba Elysia merasa lega setidaknya ia memiliki banyak waktu.

"Untung saja aku pingsan sebelum diasingkan." Ucapnya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Oke Elysia mari kita tulis dulu apa saja yang akan terjadi dimasa depan agar kau tidak mengulangi kesalahan yang sama." Katanya pada dirinya sendiri.

Elysia berjalan menuju rak buku yang berada didekat meja belajarnya, ia lalu mengambil sebuah buku bersampul biru tua. Buku diary nya, adalah buku yang ia pilih untuk menuliskan semua hal yang ia ketahui. Elysia sibuk menulis hingga ia mendengar ketukan di pintunya, Elysia tau itu pasti Anna yang memanggilnya untuk makan malam.

"Permisi nona, sudah waktunya makan malam saya akan membantu anda bersiap." Ucap Anna dibalik pintu.

Elysia terpaksa mengakhiri sesi menulisnya dan bersiap untuk pergi ke ruang makan mansion Duke Montclair. Ruangan yang harusnya menjadi penghubung antara keluarga tetapi tidak berlaku untuknya.

"Selamat malam Duke dan Helena." Salamnya dengan formal saat memasuki ruangan itu.

"....." Hening tidak ada jawaban, Duke hanya meliriknya saja lalu mengernyitkan dahinya.

Elysia hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar diperlukan seperti itu, bagaimana mungkin di kehidupannya yang lalu ia tidak bisa menyadari itu. Tatapan kebencian terhadapnya, harusnya ia sadari lebih awal ayahnya selalu seperti itu. Menatapnya seperti hama yang harus dibasmi.

Hanya dentingan alat makan yang terdengar, juga cerita tentang kesehariannya yang Helena ceritakan kepada ayahnya adapun direspon dengan senyuman bangga.

Elysia benci suasana seperti ini itu sebabnya ia buru-buru menyelesaikan makan malamnya dan kembali ke kamarnya. Sesampainya dikamar ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke ranjang lalu memejamkan matanya, berpikir.

'Bagaimana bisa aku dulu berpikir masih ada tempat bagiku di sana padahal ayah terlihat begitu membenciku.'

'Kenapa ya ayah tidak menyukaiku hingga sekarang aku masih tidak mendapatkan jawabannya.' Elysia sibuk dengan pikirannya sendiri hingga ia tiba-tiba teringat tentang buku diary nya.

'Aku harap semuanya akan menjadi lebih baik kedepannya.'

Elysia pun melanjutkan menulis buku diary nya hingga tidak sadar tertidur di mejanya.



°~° To be continued °~°

The Duke's Abandoned DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang