CHAPTER IV: Alexander Avora Valencia

46 5 0
                                    


Anna menyisir rambut rambut hitam legam milik Elysia, dengan bibir yang melengkung keatas. Anna tahu jika nona muda yang ia layani itu sangat menyukai tamu yang akan datang itu.

"Anna minta koki siapkan kue wortel untuk pangeran!" Titah Elysia pada pelayan pribadinya tersebut.

Senyum sedari tadi bertengger di wajah Elysia, menandakan suasana hatinya yang sedang baik. Karena Elysia siang ini akan bertemu orang yang paling ia sukai setelah ayahnya kehidupan yang lalu, yaitu sang Cahaya Valencia. Walaupun Elysia baru saja membaik setelah sempat pingsan setelah terpeleset, akan tetapi pelayan-pelayan yang hadir tetap meriasnya hingga berjam-jam. Semua itu karena Duke Montclair ingin putrinya tampil sempurna dihadapan sang pangeran mahkota Valencia, sebagai seorang bangsawan memiliki hubungan kerabat dengan kekaisaran merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan itu sebabnya Duke mempersiapkan dengan baik momen ini.

Elysia yang telah selesai dirias mengenakan gaun selutut berwarna percampuran putih dan merah muda dengan banyak aksen pita di sana, lalu rambutnya dikepang dengan pita merah muda di ujungnya yang membuat terlihat cantik untuk anak seusianya.

Elysia yang telah selesai dirias mengenakan gaun selutut berwarna percampuran putih dan merah muda dengan banyak aksen pita di sana, lalu rambutnya dikepang dengan pita merah muda di ujungnya yang membuat terlihat cantik untuk anak seusianya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr: Pinterest (This pict isn't mine)

~~~~~~~

"Salam yang mulia sang Cahaya Valencia." Salam Elysia kepada putra mahkota kerajaan sekaligus tunangannya di masa yang akan datang.

"Salam juga untuk anda Duke Montclair dan nona Elysia Montclair." Jawab Alexander.

"Yang mulia mari saya antar." Ucap Duke Montclair.

Setelah mengantar Alexander dan Elysia keruangan pertemuan di mansion, Duke undur diri. Dan kini hanya tersisah Alexander dan Elysia di ruangan mewah beraksen eropa itu, sekarang hanya sunyi yang menghiasi ruangan itu. Elysia yang canggung berusaha mencairkan suasana yang dingin itu.

"Yang mulia terimakasih telah berkunjung ke kediaman kami." Ucap Elysia berusaha mencairkan suasana.

"Saya tidak tahu jika nona Elysia yang terkenal itu mudah berterimakasih." Balas Alexander dengan raut wajah yang tersenyum mengejek.

"S-saya hanya ingin mencairkan suasana." Elysia yang mendapat kata-kata kurang mengenakkan dari Alexander menjadi gelagapan.

"Seorang nona bangsawan yang mudah terganggu bahkan dengan gurauan kecil ? ayah benar-benar memiliki selera yang unik." Ujar Alexander.

Elysia yang mendapat respon seperti itu hanya bisa tersenyum kikuk, ia jadi berpikir bahkan di pertemuan formal pertama mereka Alexander selalu ketus dan dingin padanya. Di kehidupannya yang lalu Alexander Avora Valencia hingga akhir tidak pernah melihat kearahnya, bahkan Alexander sampai memutuskan pertunangan mereka agar dia bisa bersama wanita yang dicintainya.

"Mohon maafkan sikap saya yang kekanakan ini yang mulia, saya memang memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan anda sang putra mahkota." Tutur Elyia dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

Alexander yang mendengar respon Elysia hanya bisa tersenyum dengan sedikit kerutan di dahinya, ia cukup terkejut karena Elysia memiliki pengendalian diri yang sedikit lebih baik dari yang ia dengar dari rumornya.

Setelah mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari Alexander, Elysia jadi sadar bahwa bagaimanapun keadaannya Alexander tidak pernah menyukainya. Ternyata yang ia pikirkan di masa lalu hanyalah ilusinya semata, tidak ada yang benar-benar menginginkan kehadirannya.

Tidak terasa suasana yang kurang mengenakkan itu akhirnya selesai, saat mengantar Alexander ke kereta kudanya Elysia mengucapkan sebuah rangkaian kata yang aneh bagi yang mendengarnya.

"Yang mulia saya berharap anda bahagia, dan jalan anda kedepannya akan mudah. Semoga tuhan selalu melindungi cahaya Valencia." Ungkap Elysia dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dideskripsikan.

Orang-orang yang ada di sana hanya memandang dengan bingung karena Elysia mengatakan sesuatu seperti mereka tidak akan bertemu lagi bukan salam perpisahan biasa.

"Anda juga nona Montclair." Balas Alexander dengan senyuman khasnya, walaupun sebenarnya ia bingung kenapa ekspresi Elysia seperti itu padahal mereka tidak dekat.




°~° To be continued °~°

The Duke's Abandoned DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang