"Sudah cukup melihatnya?," tanya Gian menyeringai.
"Apa maksudmu? Lihat apa?," elak Milky salah tingkah.
Gian jadi tak tahan untuk menggodanya. Ia pun mendekati wanita itu. Tubuh Gian terlihat lengket dan basah juga tercium aroma maskulin yang seketika membangkitkan gairah Milky.
"Ah, Gian. Jangan dekat-dekat! Aku sudah mandi!"
Namun Gian pura-pura tak mendengar dan tetap memeluk Milky.
"Aah, Gian!"
"Kamu memandangi tubuhku selama lima menit tadi, Mil," bisik Gian.
"Tidak .. hmm, mm, mm," desah Milky karena Gian langsung menciumnya.
Milky mulai membalas ciuman Gian dan melingkarkan lengannya pada leher Gian. Sedangkan Gian sendiri juga terangsang mencium aroma wangi sabun dari tubuh Milky.
"Ah, ah," desah Milky ketika tangan Gian mulai mengerayangi payudara, punggung dan bokongnya.
Desahan kecil Milky semakin membangkitkan nafsu Gian.
"Sekar sudah pulang?," tanya Gian.
"Mmm," jawab Milky mengangguk.
"Kamu mau aku menodaimu disini?," tanya Gian menyeringai.
Sudah kepalang tanggung, Milky bisa mandi lagi nanti, pikir Milky.
"Iya."
"Nanti tubuhmu kotor," ucap Gian menggoda.
Milky malah membuka pakaiannya sendiri hingga kini ia telanjang bulat dan menempelkan tubuhnya pada Gian.
"Tidak apa, kotori aku," bisik Milky seduktif. Tidak mungkin ia menyia-nyiakan penampilan 'hot' Gian saat ini.
Damn! Gian tidak tahan lagi. Ia langsung mengangkat tubuh Milky ke sofa di ruang tamu dan membuka paha wanita itu. Terlihat vagina Milky yang indah. Mata Gian melotot.
"Gian, cepat," desah Milky tidak tahan untuk dimasuki. Vaginanya sudah berkedut.
Gian langsung menelanjangkan dirinya sendiri dan menindih Milky. Tubuh mereka saling bertumpuk dan berciuman panas. Kulit Milky semakin lama ikut lengket dan basah terkena keringat Gian. Namun, Milky tidak keberatan.
"Ah, ah, ah, ooh," desah Milky ketika Gian mengulum kedua payudaranya bergantian. Jari tangan Gian menyentuh vagina Milky dan merasakan vagina Milky sudah basah.
"Ah, ng, ng," desah Milky ketika jari-jari Gian keluar masuk vagina Milky.
Gian mengamati wajah Milky yang memandang pasrah padanya.
"Enak?," tanya Gian.
"Enak banget, ah," jawab Milky sambil mendesah.
Jawaban Milky membuat Gian semakin bersemangat memainkan jari-jarinya. Gerakannya semakin cepat keluar masuk vagina Milky. Menusuk-nusuk titik rangsang Milky.
"Oh, oh, oh, oh, faster!," teriak Milky hampir klimaks. Jari-jari Gian bergerak semakin brutal.
"Ooooh, oooh," teriak Milky mencapai orgasme. Tubuhnya bergetar dan matanya terpejam.
Milky menyadari Gian menaiki tubuhnya. Ia pun kaget ketika membuka mata dan melihat penis Gian di depan matanya.
"Mil, please help me. Would you?"
Milky yang mengerti maksud Gian pun tanpa ragu memasukkan penis panjang Gian ke mulut. Ini pertama kalinya ia mengoral pria, tapi Milky tidak keberatan sama sekali karena ia mencintai Gian.
"Ah, oh, Milky sayang," desah Gian merem melek di atasnya.
Milky mengulum penisnya dengan lembut. Membuat Gian tak sabar, ia pun inisiatif menaikturunkan penisnya di mulut Milky.
"Hmm..mm..mmm," desah Milky ketika mulutnya disodok dengan brutal.
"Oh, ah, ah," desah Gian keenakan sambil terus bergerak cepat.
Tak lama kemudian.
"Aah, kamu hebat," desah Gian mencapai orgasme. Ia segera mencabut penisnya dan spermanya menyembur ke seluruh tubuh Milky.
Gian istirahat sejenak sambil mengamati tubuh Milky yang belepotan spermanya. Hal itu jelas membangkitkan libidonya lagi. Sekarang ia menempatkan penisnya di lubang vagina Milky. Tidak lupa melapisinya dengan cairan sperma yang berada di perut Milky agar licin.
Bless! Penis Gian masuk dengan lancar.
"Aah, Gian," desah Milky.
Gian menyeringai dan langsung menghujam penisnya keluar masuk vagina Milky.
Plok!
Plok!
Plok!"Oh, oh, oh, oh," desah Milky merem melek.
Di ruang tamu ada cermin yang cukup besar, hingga Milky bisa melihat Gian yang menyetubuhinya. Milky semakin bergairah melihat tubuhnya sendiri dipermainkan Gian.
Sekarang Gian menaikkan kedua kaki Milky ke bahunya dan bergerak cepat. Posisi ini membuat vaginanya menjepit erat penis Gian. Membuat mereka berdua melolong nikmat.
Plok!
Plok!
Plok!"Oh, sempit. Kamu nikmat sekali, Mil!," desah Gian semakin semangat.
"Oh, oh, oh, Gian, aku mau keluar!," teriak Milky.
"Bersama, sayang."
"Ooh, ooh," desah Milky mencapai orgasme, disusul dengan Gian.
"Aah."
"Hah, hah, hah," suara deru nafas mereka berdua mengakhiri persetubuhan itu.
"Kamu lapar?," tanya Gian.
"Hmm," jawab Milky mengangguk.
Gian pun langsung berdiri, memakai celananya dan berjalan menuju dapur.
Apa? Secepat itu dia pulih? Milky bertanya-tanya dalam hati. Enak sekali jadi pria, sementara dirinya lelah tak bertenaga, kakinya pun lemas hingga Milky belum sanggup untuk berdiri. Namun dari ruang tamu, ia bisa melihat Gian sibuk memasak dengan dada telanjangnya. Tanpa sadar, Milky pun tersenyum pada pemandangan menyegarkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.