14

10 3 0
                                    

mereka menghabiskan waktu untuk berbincang dan bercanda, kakek dan nenek nampak sangat menyukai kawan baru anisa. baik, sopan dan ramah terpancar dari sikapnya. kini kakek dan nenek mengerti, mengapa anisa sangat menyukai berkawan dengan mereka.

tibalah pembicaraan mereka pada satu titik, dimana remaja-remaja itu menceritakan latar belakangnya pada kakek dan nenek. dua paruh baya itu nampak syok ketika mendengar cerita kehidupan mereka yang sesungguhnya, mereka tak percaya bahwa anak-anak muda itu harus merasakan kerasnya kehidupan di usianya yang masih belia.

"nenek sangat takjub mendengar perjuangan kalian.. untuk survive dari berbagai masalah.. ne- nenek tak bisa membayangkan.." ucap nenek terbata tak kuat menahan tangisnya

"benar kata nenek.. mendengar cerita kalian, kakek ingin.. membantu kalian.. mungkin kakek tak bisa membantu.. kakek ingin memberi beasiswa untuk pendidikan kalian bersama anisa dan laki-laki ini.. apa kalian mau?" ucap kakek yang tiba-tiba ingin memberi mereka beasiswa

"hah?" dhania heran mendengar ucapan kakek

"hah? untuk minggu depan.. kalian tinggal bersama nisa di rumahnya ya?.." kakek sembari menghapus air matanya

"kakek.. aku benar-benar menyayangimu.. terima kasih.." ucap nisa sembari memeluk kakek

arjuna, dhania, rafly dan febri masih sangat tak percaya akan yang dikatakan kakek.

semudah itukah?

"kakek, nenek. berarti.. nanti dhania sama yang lain satu sekolah sama kita dong?!" tanya jaremiyah dengan antusias

kakek dan nenek mengangguk mendengar pertanyaan yang diajukan jaremiyah.

"so, berati aku bakal bisa jagain dhania 24/7 dong?!" jaremiyah antusias

"GAK, GAK!" teriak jaevan

"loh? kok gitu sih?" jaremiyah heran

"just because dhania, u can't leave ur gang yo!" ketus jaevan

"ututututu gausah marah kali jaevan~" goda leo pada jaevan

"isshhh jaevan kalo marah lucu dehh~ marah lagi dong~" anisa yang ikut menggoda jaevan

"ututututut~" jaremiyah

"hahaha~ temen- temen, kalian sedang bercanda kan?" tanya rafly

"serius banget si-" ucapan leo terpotong

"ya, karena kami sudah bilang di awal. jangan berani mengganggu dhania." juna dengan nada serius

mendengar perkataan juna, jaremiyah ikut menjadi sensitif. ia pun bangun menuju tempat duduk juna.

"bro, lu pikir gue cowo brengsek?" ucap jaremiyah penuh intimidasi

menyadari suasana menjadi panas, kakek segera bertindak agar tak ada ketegangan diantara mereka.

"sudah-sudah, bincangnya kita lanjutkan besok ya? sekarang kita semua istirahat dulu~ oke pelayan! tolong antarkan anak laki-laki ke kamar tamu. " kakek

.

.

sampailah mereka di kamar masing-masing. dhania tidur bersama anisa di kamarnya, sementara para laki-laki tidur bersama di kamar tamu. hari itu mereka terlalu lelah untuk terjaga hingga malam, sehingga mereka lebih cepat mengantuk dan tertidur dengan pulas.

[kamar anisa] 

dhania terduduk di pinggir kasur besar milik  anisa, ia mengamati seluruh ruangan kamar yang luas dan dipenuhi interior mewah. tak lupa ia berterima kasih pada anisa karena telah memberi izin untuk menginap di tempatnya, selain itu karenanya ia tiba-tiba mendapat beasiswa untuk pendidikannya.

The Dreamer : BEAUTIFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang