Menghibur Milky

57 0 0
                                    

"She's fine. She just need to eat more," ucap dokter yang memeriksa Milky. Gian bernafas lega.

Sesampainya di rumah, Gian benar-benar memastikan Milky untuk makan. Ia memasak makanan kesukaan Milky dan mengantarnya ke kamar.

"Aku tidak lapar," ucap Milky menolak.

"Mil, hari ini kamu pingsan bisa dibilang karena kamu tidak makan apa-apa. Kamu hanya minum air dan beberapa suap saja tiap harinya."

"Tapi.."

"Apa kamu mendengar penjelasan dokter tadi? Makanlah!," ucap Gian.

Baru kali ini Milky melihat Gian yang biasanya lembut menjadi agak marah padanya, ia jadi takut untuk membantah.

Dengan terpaksa Milky menyendok spaghetti brulee ke mulutnya. Biasanya makanan itu terasa sangat enak, tapi kali ini bahkan Milky susah menelannya.
Di sela-sela makan, Milky teringat Raelyn dan menangis.

"Ini salahku," ucap Milky terisak.

Mulai lagi, pikir Gian. Milky sering menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian Raelyn, padahal Gian sudah mengatakan kalau itu bukan salahnya. Bahkan mereka berdua sudah menuntut pihak rumah sakit dan mereka terbukti bersalah.

"Jika aku tidak sakit, mungkin bayi kita akan baik-baik saja dan ada disini bersama kita sekarang," ucap Milky sambil menangis.

"Oh, Milky," ucap Gian reflek memeluk Milky. Milky pun menangis terisak di dekapan Gian.

"Sekali lagi kukatakan, ini bukan salahmu. Bagaimana kalau kamu ke psikolog, Mil?," Gian menawarkan.

Tadinya Gian mengira Milky akan membaik seiring waktu tapi ternyata Gian salah. Berdiam diri di kamar malah membuat Milky semakin hari semakin terpuruk.

"Aku tidak butuh psikolog. Aku benci rumah sakit!," teriak Milky.

"Oke, maaf aku asal bicara. Makanlah, Mil. Mau kubantu suap?," tanya Gian. Ia mencoba pendekatan lebih lembut, yang penting Milky makan dulu sekarang.

Namun, tanpa sengaja Milky mendorong piring berisi spaghetti brulee itu hingga jatuh dan pecah, membuat isinya berhamburan. Milky menunggu reaksi Gian yang akan marah, tapi ternyata Gian malah tersenyum.

"Tidak apa, akan kubersihkan dan kubuat yang baru..atau kamu ingin makan yang lain?," tanya Gian. Milky menggeleng.

"Oke, tunggu sebentar," lanjut Gian yang mulai sibuk membersihkan makanan di lantai dan memasak ulang kembali.

"Aku ingin makan sendiri," ucap Milky ketika Gian menyajikan spaghetti brulee baru di depannya.

Gian berpikir sejenak.

"Baik, makanlah. Jangan pernah berpikir untuk membuangnya," ucap Gian sebelum keluar kamar.

Milky berusaha makan, tapi ia sungguh tidak nafsu. Setelah tiga suapan, Milky menyerah dan membuang sisanya ke kloset. Berharap Gian tidak mengetahuinya.

...

Setiap hari, Gian memasakkan menu yang berbeda-beda yang Milky sukai. Gian tidak tahu Milky selalu membuang sisa makanannya, ia cukup senang melihat piring kosong Milky.

Namun Sekar menyadarinya, ia pernah menemukan sisa makanan di kloset saat membersihkannya, kemudian diam-diam mengintip Milky membuang makanan ke kloset.

Pagi ini Sekar membersihkan kamar Milky dan Gian. Ia memandang sinis pada Milky di kasur. Milky yang merasa diperhatikan jadi merasa aneh.

"Kenapa memandangiku terus?," tanya Milky bingung.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang