Milky dan Gian mengunjungi pantai di akhir pekan. Lengkap dengan penginapan yang super indah dan pemandangan spektakuler.
"Mau main ke pantai?," tanya Gian di kamar.
"Tidak, ini sudah siang. Kita lihat dari sini saja," jawab Milky di balkon.
Seperti orang Indonesia pada umumnya, Milky ogah berpanas-panasan ria.
"Oke, istirahatlah. Nanti malam persiapkan dirimu. Aku sudah memesan tempat di restoran terkenal dekat sini," ucap Gian.
"Benarkah?," tanya Milky sumringah, tapi ia galau teringat ia hanya membawa baju-baju santai tanpa dress. Ia pikir hanya ke pantai.
"Kamu mikir apa?," tanya Gian karena Milky terlihat berpikir serius.
"Aku... tidak bawa baju bagus untuk ke restoran."
"Mau beli di toko yang kita lewati tadi?," tanya Gian.
"Ide yang bagus! Ayo, papa!," ucap Milky menarik tangan Gian yang bagai sugar daddynya.
Gian memutar bola matanya, tapi ia senang-senang saja melihat Milky bahagia.
...
Di butik.
Milky mencoba beberapa pakaian dan selalu minta pendapat Gian.
"Cantik!"
"Cocok!"
"Bagus!"
"Seksi!"
"Bagus!"Milky memicing pada Gian.
"Gian, jadi yang mana? Kamu selalu bilang semuanya cocok, semuanya bagus. Apa aku tanya orang lain saja?"
"Tapi memang kamu cantik memakai semua itu. Apa kita beli semuanya saja?"
Milky langsung memukul lengan Gian.
"Apa kamu gila? Satu saja!"
"Dua saja."
"Satu!"
"Dua!"
"Satu!"
"Dua!"
"Ehem, is there a problem here?," tanya seorang pelayan toko mendekati mereka.
"I don't think there is a problem, sorry for disturbing," jawab Gian sopan.
"It's alright, sir. Just call me if you need anything," balas pelayan toko itu tersenyum dan meninggalkan mereka berdua.
"Ambil yang ini saja," ucap Milky merasa malu dan ingin segera pergi dari toko itu.
Ini semua gara-gara Gian! Pikir Milky.
...
Di kamar.
Milky masih merasa bete atas kejadian di toko tadi. Gian malah sebaliknya, ia menganggap lucu kejadian tadi.
Gian mendekati Milky yang sedang mengutak-atik ponsel di kasur. Gian mengintip sekilas apa yang dilihat Milky kemudian mengambil ponsel di tangan Milky dan diletakkannya di meja.
"Kamu tahu... lebih baik melihatku daripada pria itu. Sepertinya aku lebih tampan," ucap Gian.
Milky yang mendengarnya jadi malas. Gian memang tampan, tapi dibandingkan V BTS jelas V BTS yang menang. Lagipula... sejak kapan Gian jadi posesif begini, sih? Pikir Milky.
Milky segera bangkit, namun Gian menahannya. Ia mencoba memeluk, mencumbu wajah, telinga dan leher Milky.
"Nng, kumohon berhenti," desah Milky.
Gian benar-benar berhenti. Milky memandanginya. Terlihat wajah Gian yang tersenyum dengan mata memelas. Rasanya amarah Milky menguap begitu saja.
"Aku sedang marah padamu, tahu?," ucap Milky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.