Beribu Maaf

32 2 1
                                    

Warning:
Aku bingung ini alurnya maju mundur. Ada flashback di dalam flashback. Semoga kalian yang baca ngga bingung yaa. Happy reading.

Hari itu, ketiganya sedang menyantap makanan di meja kantin seperti biasa. Hyunjin, yang selalu duduk di depan Jisung dan Minho, sedang sibuk dengan menu favoritnya. Pasta dan ayam goreng.

"Hyunjin" Panggil Jisung pelan. Yang dipanggil pun mengalihkan atensinya kepada sang sahabat.

Jisung menyodorkan sepucuk undangan berwarna biru muda itu kepada Hyunjin dengan ragu. Hyunjin mengira undangan itu merupakan titipan dari rekan lain untuknya. Berita bahagia membuatnya bersemangat. Tapi dalam sekejap senyuman yang terpatri di wajah ayunya itu menghilang. Tubuhnya membeku. Entahlah emosi apa saja yang ada dalam hatinya. Sedih, marah, kecewa, kesal semua menjadi satu. Di undangan itu tertera nama kedua orang yang tengah duduk di depannya.

LEE MINHO & HAN JISUNG

Ingin sekali dirinya tertawa. Iya menertawakan kebodohannya selama ini. Pasti sangat seru menjadi Jisung, bisa melihat tingkah bodoh Hyunjin selama ini.

"Hyunjin sorry, gue ngga bilang dari jauh hari. Gue takut lo marah sama gue." Ucap Jisung pelan.

Hyunjin tertawa, tapi Jisung dapat merasakan tawa kecewa itu. "Sejak kapan?" Tawa Hyunjin disela tawanya.

"Hyunjin kami minta maaf. Harusnya kami cerita kalau kami sudah pacaran sejak setengah tahun yang lalu." Itu Minho.

Tawa Hyunjin semakin keras. Mengundang atensi pegawai lain. "Pasti seru ya bisa ngetawain gue di belakang. Hah gue speechless. Semoga bahagia deh."

Hyunjin segera beranjak dari duduknya dan meninggalkan keduanya beserta undangan yang tadi diberikan Jisung.

***
Di salah satu bilik toilet itulah Hyunjin kini berada. Air matanya tidak berhenti sejak satu jam yang lalu. Pasti dia akan dimarahi setelah ini karena meninggalkan pekerjaan. Tapi dia tidak peduli, hatinya terlanjur sakit. Dia gigit bibirnya supaya tak terdengar suara isak. Takut-takut ada rekan kerjanya yang mendengar.

"Hyun, kamu di dalam?" Mulai hari ini, Hyunjin sangat membenci pemilik suara ini. "Hyunjin, aku minta maaf. Bisa dengerin dulu penjelasanku?"

Di dalam Hyunjin hanya diam. Tidak ingin menanggapi sahabatnya. Oh atau mantan sahabatnya. Suara pintu dikunci mengisi sunyinya toilet. Pasti Jisung yang menguncinya. Dapat Hyunjin lihat dari sela bawah pintu biliknya, sepertinya Jisung sedang bersandar di pintu itu.

"Gue minta maaf karena diam aja. Lo pasti kecewa. Gue sama Kak Minho udah pacaran atau backstreet-an sebelum dia join meja makan kita pertama kali." Jisung menghela napasnya.

Flashback on

"Anjir Jisung, keknya Minho bakal gabung ke meja kita deh. Gue masih cakep kan ya?"

Jisung menoleh ke arah Minho yang tersenyum dan mengedipkan sebelah mata kepadanya. Raut wajah Jisung berubah masam melihat lelaki itu tidak mendengarkan permintaannya. Terlanjur kesal, dia kembali menoleh kepada Hyunjin.

"Lo selalu cakep kok," Ujar Jisung meyakinkan Hyunjin.

Kemudian dia kembali menunduk untuk mengambil sesuap nasinya. Mencoba mengabaikan pacarnya yang mulai mendekat. Dia juga sedikit takut Minho bertingkah berlebihan dan membuat Hyunjin curiga.

"Gue ikut join meja kalian ya?" Tentu saja Jisung tau siapa pemilik suara ini. Itu adalah pacarnya sejak sebulan lalu. Dia mengacuhkan Minho.

"Boleh kok kak, silahkan duduk" Ucap Hyunjin malu-malu dan menggeser kursi di sampingnya.

Tapi ternyata Minho memilih duduk di samping Jisung. Jisung memandang Minho tidak percaya. Apa yang sedang lelaki itu lakukan. Bagaimana kalau Hyunjin curiga. Jisung menatap Minho tajam, tapi Minho mengabaikan tatapan sang kekasih lalu memperhatikan lagi Hyunjin yang menatapnya mencari jawaban.

"Gue duduk sini ya, biar bisa liat pemandangan cantik." Ujar Minho selanjutnya. Terlanjur tersipu Hyunjin tidak memperhatikan bahwa pujian yang Minho lontarkan itu ditujukan untuk sang kekasih. Sesekali dalam obrolan mereka Minho melirik kearah Jisung, atau menyenggol-nyenggolkan kaki di bawah meja. Tidak Jisung sangka bahwa Hyunjin sama sekali tidak curiga. Hal itu membuat Jisung dan Minho semakin berani untuk sedikit menunjukkan kedekatannya.

Flashback off

"Maaf ya Hyun. Gue jahat banget sama lo. Inget ga waktu lo heboh banget dapat chat Minho? Itu juga karena gue." Jisung menahan untuk tidak menangis, mengingat jahatnya dirinya.

Flashback on

Hyunjin terus mondar-mandir di belakang Jisung sambil memandangi smartphone dan menggigiti kuku jempolnya. Bingung bagaimana dia harus membalas chat Minho. Jisung menghela nafasnya, apalagi yang dilakuin kekasihnya itu. Jisung merasa sangat bersalah melihat sahabatnya begitu excited mendapat chat dari pacarnya. Jisung mengatur ekspresi wajahnya dan menghadap roomate sekaligus sahabatnya itu.

"Emangnya dia ngechat apaan?"

"Dia nanya hari minggu gue ada acara apa engga?"

Bener-bener Minho ini. Sebelumnya Jisung dan Minho telah mengobrol di ruang obrolan. Minho sedang ingin mengajak kencan kekasihnya di hari minggu. Tapi sang kekasih terus saja bersikeras takut kalau Hyunjin mengajak nonton netflix seperti minggu-minggu biasanya.

"Ohhhh, ya tinggal jawab aja lo ada acara apa kaga"

Hyunjin nampak berpikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

"Rencananya sih gue mau me time ya, ke perpus buat baca komik. Tapi kalau diajak Minho ngedate sih gue gasin lah. Mana mungkin gue nolak pujaan hati kan ya?"

Jisung menghela napasnya sekali lagi. Hyunjin benar-benar terlihat bersemangat untuk diajak kencan oleh Minho. Tanpa diketahui ada maksud lain yang dilakukan Minho.

Minggu pagi itu Hyunjin sudah bersiap dengan rapi. Walau hanya dengan memakai hoodie dan celana pendek serta topi yang dipakai terbalik itu sudah membuatnya terlihat menakjubkan.

"Pagi Hyunjin" Sapa Jisung yang telah duduk di meja makan. "Pagi banget mau pergi kemana?"

"Sesuai rencana, me time bersama komik-komik. Lo ngga usah masak banyak ya. Ntar gue dinner di luar aja. Lo mau nitip sesuatu?"

Jisung menggeleng. Tentu saja dia tahu Hyunjin akan kemana. Karena semalam Minho sudah mengatakan akan tetap pergi kencan dengannya karena Hyunjin sedang tidak di rumah.

"Yaudah gue berangkat dulu. Byee beb jangan kangen gue MUACHH," Seperti Hyunjin biasanya penuh semangat. Lagi-lagi Jisung merasa tidak enak hati.

Hyunjin udah pergi
Kakak bisa jemput aku sekarang
Janji kita balik sebelum Hyunjin sampe apart
❤❤

Flashback off

Hyunjin yang mendengar cerita Jisung ingin sekali tertawa. Jika Jisung merasa takut dirinya kecewa, bukankah saat ini hal itu sedang terjadi.

Hyunjin membuka pintu biliknya. Mendengar itu Jisung segera berdiri. Keduanya kini berhadapan satu sama lain.

"Selama ini lo nganggep gue apa Jisung? Waktu yang udah kita habisin bertahun-tahun, gue kira lo udah nganggep gue sahabat. Ternyata gue salah. Cuma gue yang nganggep lo sahabat disini." Ungkap Hyunjin penuh emosi.

"Hyun dengerin dulu, gue.." Tidak lagi ingin mendengarkan penjelasan Jisung, Hyunjin segera pergi dari toilet itu.

Untitled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang