"Cookie kamu the best Hyun. Buat lagi nanti aku pesen banyak, anakku suka soalnya." Ujar wanita yang sedang mengaduk kopinya itu.
"Iya mbak, nanti aku bikin kalau kerjaan ngga banyak." Ucap Hyunjin canggung. Malu juga ternyata dipuji begitu.
Ketika keduanya sedang asik mengobrol, seseorang menghampiri. Bangchan, dengan wajah tanpa semangat mendekat.
"Hyun bisa ngobrol sebentar?" Tanya Bangchan.Melihat mungkin ada yang penting untuk dibicarakan, Sunmi, wanita yang sejak tadi bersama Hyunjin pamit undur diri.
"Hyun kabari kalau jadi bikin. Duluan ya." Wanita itu pergi meninggalkan keheningan diantara keduanya.Sejak berselisih hari itu, sama sekali belum ada obrolan antara mereka. Bangchan sangat merasa bersalah karena telah menyinggung Hyunjin yang mungkin saat itu sedang tidak baik-baik saja. Harusnya dia tidak banyak tingkah dan membuat Hyunjin tidak nyaman.
Suasana keduanya memang tidak bisa dibilang baik sekarang. Buktinya sejak beberapa menit ditinggalkan oleh Sunmi masih tidak ada satu pun yang memecahkan kecanggungan itu. Hyunjin yang sudah selesai membuat kopi masih tetap menunggu apa yang ingin dikatakan oleh rekannya itu.
"Gue minta maaf buat yang kemarin. Harusnya gue mikirin keadaan lo." Ucap Bangchan akhirnya. Takut-takut Hyunjin pergi jika dia tidak segera bicara.
"Biarin aja, guenya juga kekanak-kanakan waktu itu." Jawab Hyunjin dilanjut menyeruput kopinya. Bangchan menatap Hyunjin tidak percaya. Hyunjin tidak marah? Lalu kenapa dia begitu ketakutan untuk mengajak Hyunjin berbicara?
"Udahlah ngga usah dipikirin, mau makan siang bareng?" Tanya Hyunjin
"Mauuu, tapi beneran udah ngga marah kan?" Ujar Chan bersemangat.
Hyunjin pun berjalan meninggalkan Bangchan yang menanti jawabannya, hingga Bangchan mengejarnya untuk pergi makan bersama.
***
Hubungan Hyunjin dan Bangchan semakin membaik setiap harinya. Hyunjin juga sudah mulai kembali seperti Hyunjin sedia kala yang penuh dengan senyum. Malam minggu yang biasa dihabiskan muda-mudi untuk berkencan atau sekedar menghabiskan waktu berdua dengan pasangannya itu pun dimanfaatkan oleh Bangchan dan Hyunjin. Bedanya keduanya menikmati waktu di rumah Hyunjin untuk makan malam bersama keluarga Hyunjin.Benar makan malam keluarga Hwang yang mengundang Bangchan. Bangchan sudah duduk dengan apiknya di meja makan keluarga Hwang setelah sedikit mengebrol dengan tuan Hwang. Makanan pun telah tersaji dengan rapi di hadapan mereka. Beberapa menit makanan-makanan itu telah berpindah ke piring masing-masing.
"Mami seneng deh, Hyunjin ada temen lain selain Jisung. Eh atau bukan temen ya?" Ucap Nyonya Hwang memulai pembicaraan. Bangchan sedikit malu mengetahui arti ucapan orang yang melahirkan Hyunjin itu.
"Masih temen kok tante," Sahut Bangchan tersipu. Nyonya Hwang terkekeh mendengar jawaban Bangchan.
"Wahhh berarti bakalan pacaran dong suatu saat nanti. Pa anak kita udah gedhe."
Hyunjin merengut, dia kan memang sudah dewasa. Bahkan temannya sudah menikah.
"Hyun mau ngga? Kalau mau ayo jadian sekarang." Tanya Bangchan. Mata dua orang lainnya berbinar mendengar ucapan Bangchan. Sedangkan satu pasang mata lainnya melotot. Tentu saja Hwang Hyunjin malu harus ditembak di depan orang tuanya. Lihat saja pasti keduanya akan mengejeknya habis-habisan.
"NGGAK MAU!" Ucap Hyunjin tegas. Sekarang semua mata melotot menatap Hyunjin. Suasana agak canggung menyelimuti. "APA-APAAN NEMBAK NGGA ADA EFFORT GINI. Tembak lagi yang bener biar gue terima," Hyunjin memalingkan wajahnya yang memerah. Sedangkan yang lainnya tersenyum.endengar kelanjutan kalimat hyunjin itu.
***
Sorry cerita makin ngga berarah. Thanks for reading😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled Love
FanfictionCinta ini seakan tidak ada artinya. Maaf aku datang padamu untuk lari dari kesepian. Pergilah, kamu berhak dapat yang lebih baik. ~Dariku manusia egois. Start on 16/06/2024