2.🌤

394 32 0
                                    

dipagi hari jeno menjemput nana untuk pergi ke toko perhiasan, mereka harus mencari cincin pernikahan dan pergi mencari gaun pengantin dan juga tuxedo untuk jeno.

Jeno sampai dirumah keluarga na sekitar jam 8 dan jeno masih menunggu nana diruang tamu. Selama menunggu jeno tak sendirian ada ayah yuta yang mengajaknya berbicara.

"Maaf ya jen, nana emang suka lama siap-siap, ada aja yang diributin bentar lagi pasti teriak" Ujar ayah yuta.

"Gakpapa yah, jeno juga enggak buru-buru" Jawabnya.

"Bundaa!!!, dimana bando nana!!! " Teriak nana dari dalam kamar.

"Kan, udah ayah bilangin pasti bakal teriak"

Jeno hanya tersenyum, ternyata ini sifat calon istrinya, bagaimana jika nanti sudah menikah apakah akan berteriak sama seperti ini. Isi pikiran jeno.

Karena tidak ada jawaban dari sang bunda, nana akhirnya turun dari kamarnya dan menghampiri bundanya yang ada di dapur.

"Bun, bando nana mana? " Tanya nana.

"Bando yang mana, bando kamu kan banyak" Jawab bunda winwin.

"Itu loh bun yang warna pink gelombang"

"Masih baru, dipake 1 kali doang" Lanjutnya juga.

"Kamu nyimpen ya dimana, kenapa bisa hilang"

"Enggak hilang tapi ketriwal"

*ketriwal : nggak keliatan.

"Halah ngga usah pake bando juga gakpapa"

"Tapi kan nanti enggak cantik"

"Tanya ayah sama jeno sana cantik gak kalo nggak pake bando" Ujar winwin sambil menunjukan dagunya kearah dua pria yang sedang duduk di sofa.

Nana terjengit dan menoleh kearah sofa, ternyata sudah ada jeno yang sedang memperhatikanya sedari tadi.

"Bun, sejak kapan jeno disini" Tanya nana lirih.

"Dari tadi, sekitar jam setengah 8" Jawab bunda.

"Jadi, jeno denger dong pas nana teriak-teriak" Ucap nana.

"Iya lah, kan punya kuping"

"Udah sana, kalian berangkat keburu siang udah sarapan kan" Udah lah.

Nana berjalan menghampiri jeno dan jeno yang tau ada seseorang yang menghampirinya pun menoleh ke belakang.

Jeno tersenyum kecil dan berdiri berbalik menghadap nana "ayo berangkat" Ucapnya.

Nana mengangguk dan berjalan mendahului jeno, sungguh nana masih malu karena tadi ia berteriak-teriak memanggil bundanya.

🚗🚗🚗

Didalam mobil, nana tidak membuka pembicaraanya, dan sedari tadi pula jeno tidak mau bertanya terlebih dahulu, menunggu nana untuk berbicara terlebih dahulu. Jeno ingat jika nana tidak bisa diam lama-lama.

"Jen, kita ke toko perhiasan apa? " Tanya nana memecahkan keheningan.

"Yang udah bubu kasih alamatnya" Jawab jeno.

"Ya yang apa, kan aku gak tau" Lirih nana lumayan kesal.

Jeno masih mendengar ucapan nana, tapi ia acuh, dan tetap menjalankan mobilnya menuju tempat yang telah bukunya berikan.

Sampai di depan toko perhiasan jeno turun terlebih dahulu, lalu jeno memutari mobil untuk membukakan pintu samping penumpang.

"Makasih" Ucap nana.

They have been destined || NOMIN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang