Milky menemani Gian setelah kemoterapi. Hatinya harap-harap cemas menanti hasilya.
"Hi, Gian, kamu tidak apa-apa?"
Gian membuka matanya dan melihat sosok wanita cantik.
"Apa yang dirasa, Gian?"
Gian menyentuh kepalanya yang agak nyeri. Ia merasakan ada perban di kepalanya.
"Siapa kamu?," tanya Gian.
Milky menangis karena Gian tidak mengingat dirinya setelah kemoterapi. Memang dokter mengatakan ada kemungkinan Gian hilang ingatan setelah kemoterapi, namun bisa juga tidak.
"Kamu benar-benar tidak mengingatku?," tanya Milky sambil menangis.
Gian menggeleng. Milky berusaha menghapus air matanya, ia harus tabah dan mempersiapkan diri.
"Namamu Gian Zachary, namaku Milky Zachary. Kita... hmm, mungkin kamu sulit percaya, tapi kita adalah... suami istri. Kita sudah bersama selama hampir empat tahun. Banyak yang sudah kita lewati bersama. Ingat ketika kamu menjadi bosku dan aku sekretarisnya? Ingat ketika kita kabur bersama ke Amerika? Oh, ya, apa kamu ingat Sekar dan Zion? Mereka menunggumu di rumah. Ingat masa-masa bahagia kita? Ingat ketika...," ucapan Milky terputus karena teringat buah hati mereka. Rasanya ingin menangis lagi. Milky sudah kehilangan anak, apa sekarang harus kehilangan suami juga?
"Aku ingat," ucap Gian.
"Apa?," tanya Milky terkejut.
"Aku ingat semuanya," jawab Gian tersenyum.
"Hah?," tanya Milky. Tunggu, apa bisa secepat itu pulihnya? Pikir Milky.
Gian semakin geli melihat raut wajah Milky yang bingung. Gian tidak tahan lagi dan mengusap kepala Milky.
"Oke, sebenarnya aku hanya mengusilimu. Aku tidak hilang ingatan."
Milky sempat terdiam sesaat kemudian tersadar.
"Gian, jadi kamu pura-pura tadi?!"
"Iya."
Milky langsung memukul lengan Gian.
"Akh," teriak Gian terlihat kesakitan.
"Kamu tidak apa-apa, Gian?," tanya Milky merasa bersalah.
Tepat saat itu dokter masuk untuk mengecek kondisi Gian.
"The chemotherapy side effects are mild and treatable, not cause serious complications. You may feel unwell during and shortly after each treatment. You may be able to get back to your usual activities as you begin to feel better," ucap dokter tersebut.
Milky berterima kasih pada dokternya. Setelah dokter pergi, Milky pun langsung memeluk Gian.
"Syukurlah, jangan bercanda seperti tadi lagi," ucap Milky.
"Iya, bagaimana penampilanku?"
"Oh.. hmm...," Milky ragu untuk jujur. Gian terlihat pucat dan botak, tapi masih tampan di mata Milky.
"Aku mengerti, sekarang biarkan aku tidur," ucap Gian tanpa menunggu jawaban Milky. Dari reaksi Milky, Gian sudah paham.
"Sakit?," tanya Milky khawatir.
"Rasanya seperti habis melewati mesin penggiling daging."
Bisa-bisanya Gian bercanda saat seperti ini. Milky tahu pasti rasanya sakit, hanya saja Gian berusaha mencairkan suasana.
"Tidurlah, sayang. Aku tidak kemana-mana," ucap Milky sambil membelai dan mencium wajah Gian.
Gian memandang sendu pada Milky dan tersenyum damai sebelum memasuki alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.