Secret Story of the Swan Girl [JangKku]

29. Secretary Quin

"Perkenalkan nama Saya Quin Vicky. Mulai hari ini Saya yang akan menjadi sekretaris pribadi dari presedir baru kita yaitu, presedir Satya. Mohon bantuannya semua. Terimakasih."

Begitulah awal bagaimana pertama kali Vicky memperkenalkan diri di depan para staff dan karyawan perusahaan, langsung di hadapan 248 orang yang bekerja di cabang perusahaan milik keluarga Satya yang ada di Jepang. Mereka semua dikumpulkan secara khusus untuk menyambut kedatangan Vicky dengan penuh kehormatan. Momen yang sangat mendebarkan bagi Vicky, beruntung ada Satya yang selalu berada disampingnya.

Selama bekerja di perusahaan Satya, Vicky langsung berubah sikapnya 180 derajat. Tidak ada lagi Vicky yang selalu keluar malam untuk hadir mengikuti balapan, tidak ada lagi Vicky yang suka mengacau di jalanan, tidak ada lagi Vicky yang pergi pagi pulang pagi. Rasanya seperti Vicky telah menyerahkan seluruh kehidupannya untuk pekerjaan ini. Dia sangat tekun, cepat belajar dan sangat pandai beradaptasi. Dia selalu hadir disetiap rapat untuk mendampingi Satya, bahkan dia mampu seorang diri menggantikan Satya yang berhalangan hadir karena pria itu juga memiliki tanggung jawab di kampus tempatnya mengajar.

Vicky juga telah memberikan kesan yang sangat melekat bagi para karyawan. Dia menjadi sosok yang sangat disegani apalagi disaat jam kerja. Tidak ada yang berani menatap matanya saat mode serius, apalagi untuk menyelanya saat rapat. Mungkin karena tatapannya yang selalu lekat mengamati lawan bicara, ditambah lagi dengan perubahan postur tubuh atau mimik wajah secara tiba-tiba itu mampu membuat suasana yang ada di dalam ruangan berubah total. Dan jika hal itu terjadi, Satya akan menjadi sosok pertama yang akan tertawa meskipun hal itu sama sekali tidak merubah suasana ruangan tersebut. Tapi setidaknya, itu mampu menenangkan Quin Vicky.

Tapi bagaimana jika tidak ada Satya disana? Maka bersiaplah untuk menjawab segala pertanyaan yang cenderung berulang, yang sebenarnya Vicky sendiri sudah mengetahui jawabannya akan tetapi, dia lebih suka untuk membuat seseorang sedikit berfikir lebih keras, pokoknya hingga Ia mendapatkan jawaban yang Ia inginkan, atau mungkin jawaban lain yang tidak disangka-sangka memuaskan hatinya. Tak jarang ada karyawan yang sampai menangis karenanya.

Pengulangan atau penambahan tugas itu sudah biasa. Bagian terburuknya adalah pembatalan kerjasama. Entah karena kesepakatan yang tidak tercapai, atau karena adanya suatu masalah yang terjadi di dalam kerjasama mereka.

Perusahaan Satya tidak akan rugi jika kehilangan beberapa investasi atau calon investasi, justru yang kehilangan tempat di perusahaan Satya lah yang akan mengalami kerugian akibat dari impactnya yang begitu besar. Jadi sebisa mungkin mereka harus berhati-hati dan jangan sampai ada niat untuk berkhianat, hidung Vicky sangatlah tajam asal tau saja.

Baru satu minggu Vicky bergabung sudah sebanyak 30 karyawan termasuk petinggi yang dipecat karena ketahuan korupsi dan berkhianat, serta memutuskan hubungan dengan 8 investor yang terbukti melakukan hal sama dan juga penyalah-gunaan kuasa. Tak main-main saham perusahaan mereka langsung naik 80% setelah aksi bersih-bersih itu. Nyaris sempurna. Benar-benar Lucky Vicky.

Meski gadis itu menjadi sosok yang disegani namun dia juga disenangi karena kepribadiannya yang baik dan humble kepada semua karyawan tanpa pandang jabatan, Ia tak segan untuk menyapa semua orang. Walaupun masih ada rumor tentangnya yang mengatakan jika dirinya lebih menakutkan dari Bos mereka sendiri, meskipun itu berlebihan ya Vicky akui, tidak semua orang harus berpandangan sama tentangnya.

Baiklah, mari kita pergi ke akhir bulan pertama Vicky bekerja. Meskipun terlalu banyak meloncati waktu tapi itu lebih baik daripada melihat daily monoton di tempat kerja. Percayalah itu tidak akan menyenangkan sama sekali karena Satya tidak ada disana.

Setelah memberikan training kepada Vicky selama 3 minggu, mereka berdua jadi lebih jarang bertemu akibat kesibukan masing-masing. Bertemu pun hanya sempat dilakukan saat mereka sama-sama berada di kantor saja ketika ada rapat penting. Satya lebih memilih untuk mengajar di kampus, pria itu sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis. Meskipun begitu dia tentu tidak membiarkan wanitanya bekerja mengelola perusahaan sendirian, dia tetap menjalankan tugasnya walau daring.