4. Surrogate

82 6 0
                                    

Beberapa bulan berlalu

Entah apa yang ada di pikiran Denzel, hingga dirinya mau jadi surrogate teman baru yang sudah Denzel anggap kakaknya, yaitu Sheren. Dirinya menerima permintaan Sheren untuk mengandung anak Sheren dan Mafka, suaminya.

Ya terlepas dari upah yang sangat banyak, tapi ini hal yang masih tabu dilakukan.

"Mas Baron aku mau bicara. Udah belum kerja nya?" Denzel duduk diatas meja kerja kekasihnya. Denzel belum izin sama pacarnya tapi dia udah tanda tangan perjanjian surrogate itu.

"Mau ngomong apa sayang?" Baron langsung menutup laptop nya lalu memandang Denzel. "Sini duduk," Baron menepuk nepuk paha nya.

"Aku dapat uang 50 miliar tapi aku harus jadi ibu pengganti nya Mba Sheren. Aku udah tanda tangan, tapi kalo misalkan sel telur mba Sheren ga bisa aku harus menikah sama suaminya, dan aku hamil anak suaminya dulu. Setelah bayi nya lahir, bayi nya jadi milik mereka." tuturnya.

Selama mendengarkan penuturan Denzel, Baron kebingungan.

"Maksudnya kamu mau nikah sama suaminya Mba Sheren? Terus hubungan kita gimana?" tanya Baron setelah mencerna penuturan Denzel.

"Euh—Aku ngelakuin ini bukan cuman karena uang aja kok, aku kasian sama Mba Sheren, dia ditekan terus loh sama keluarga suaminya dan suaminya juga sih."

"Kamu bisa nolak kan? Denzel itu bukan hal yang mudah, ga semudah yang kamu bayangkan. Jangan gegabah!" 

"Aku kan mau childfree, sedangkan Mba Sheren dia sangat butuh keturunan. Aku udah anggap Mba Sheren kayak kakak aku sendiri, mas. Toh aku ga akan ngurus anaknya dan aku cuman ngandung aja dan semoga aja sel telur Mba Sheren bagus, jadi aku ga perlu nikah sama suaminya kan?"

"Kalo kamu harus nikah? kamu bisa nolak kan? kamu bisa batalin kan?"

"Hngg bentar aku liat dulu surat nya." Bodoh. Denzel tidak membaca semua isi perjanjian itu.

"Denzel, kamu ini baca dulu ga perjanjian nya? Lihat ini, pernikahan itu ada di dalam surat dan kalau kamu nolak kamu harus bayar 100 miliar ke mereka."

"Terserah kamu lah, kita udahan aja Denzel. Aku ga ngerti lagi pola pikir kamu!" gerutu Baron.

"Aku ngelakuin ini juga biar aku punya banyak uang, biar keluarga kamu ga ngatain aku terus. Kamu pikir aku ga capek apa dihina keluarga kamu terus terusan." Denzel membela diri.

"Bukan nya ibu udah nerima kamu pelan pelan ya?"

"Di depan kamu iya, dibelakang kamu beda lagi. Cuman aku ancem ibu kamu pake kartu as yang aku punya. Jadi dia bungkam aku pake uang."

"Nah pinter!" ucap Baron sambil mencium pucuk kepala Denzel.

"Jadi aku nungguin kamu sampe kamu lepas dari surat itu?

"Lah tadi kamu putusin aku? Ngapain nungguin aku"

"Sayanggg, maaf ih aku emosi tadi kamu tiba tiba banget."

"Ga—"

Baron langsung membungkam omelan yang akan keluar dari mulut Denzel menggunakan mulutnya.

Padahal Baron bisa dapetin yang lebih lebih dari Denzel, tapi dia lebih memilih menunggu Denzel kembali ke pelukan nya.

Padahal Baron bisa dapetin yang lebih lebih dari Denzel, tapi dia lebih memilih menunggu Denzel kembali ke pelukan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DWARA - BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang