1 :: Abiandra dan Abisatya.

421 24 11
                                    

( Abiandra dan Abisatya )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Abiandra dan Abisatya )
.Tw(o)ins.
.
.
Jangan lupa follow akun ini ya.
Vote juga. Terimakasih.
.
.

Tok tok tok...
Suara pintu diketuk itu membuat aktivitas Abiandra yang kerap dipanggil Andra saat dirumah ini segera bangun untuk membuka pintu kamarnya.

Pemuda dengan wajah sama sekarang ada dihadapan nya—Abisatya. Pemuda dengan rambut cepak itu menatapnya dengan berbinar.

"Ikut nongkrong bareng gua yuk." Ajak Satya menatap kakaknya selaku kembarannya itu dengan berbinar.

Wajah Andra datar, tidak ada senyum terpatri diwajahnya, itu hal biasa yang Satya liat, selalu ia liat saat menemuinya. Wajah kembarannya—Andra selalu murung, dan itu membuat Satya ikut sedih. Karena tidak tau apa yang Andra lakukan.

"Gak deh, aku banyak kerjaan." jawabanya sembari menunjuk tugas yang ada dimeja. Satya menoleh melihat meja yang bertumpukan buku.

Wah seperti biasa, Andra selalu ambis.

Satya menghela nafasnya, "bisa ditunda dulu? Refresing biar ga jenuh." Andra menggeleng kepalanya pelan, tugasnya masih menumpuk. Dan ia ingin itu selesai semua, lalu ia bisa beristirahat dengan tenang.

"Kamu aja sendiri."

Satya menggigit bibirnya, jujur walaupun dia kembarannya. Tapi Satya merasa bahwa dia jauh oleh kembarannya, sangat jauh.

"Bisa gak, sekali-kali lo jangan prioritasin buku-buku lo. Muak gua liatnya, lo dah pinter Ndra.. Lo masih berharap ayah ngeliat lo dengan kepinteran lo ini?" Satya mengosongkan rambutnya kasar.

"Percuma. Dia aja asik sama sahamnya, selingkuhannya. Mana peduli sama hal kecil kaya kita?" Ucap Satya menatap Andra yang tengah menundukkan kepalanya.

"Aku mau belajar, kamu sendiri aja." Ucap Andra pelan, kata itu selalu berulang kali datang saat Satya mengajak kembarannya untuk keluar rumah.

Satya kembali mengehelakan nafasnya, "muak gua liatnya. Dibawah liat nyokap mabok, disini liat orang gila presentasi. Ah, ga ada yang normal dikit napa." Satya menoleh mengarah ke tangga, lantai dasar. Liatlah, wanita cantik yang melahirkan dirinya tengah mabuk-mabukan.

"Seterah lo dah, mau ngapain. Gua cabut, dan semoga lo jenuh." Lantas Satya pergi dari hadapannya. Pria bersurai cepak dengan jaket denim, jangan lupa dengan tangan kanannya tengah memegang helm hitam berpaduan biru dongker itu turun ke lantai dasar. Menghiraukan ibundanya tengah mabuk-mabukan.

Andra menoleh menatap adik kembarnya itu, ia pasti kecewa karena sudah berkali-kali ditolak. Padahal hanya sekedar main.

Andra mengetuk-ngetuk jari telunjuknya ditembok. Irama ketukan terdengar sama seperti ketukan Satya saat mengetuk pintu miliknya.

tw(o)ins [ Yoon Chanyoung ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang