Pergi Untuk Selamanya

78 0 0
                                    

Sejak mendengar cerita pemuda itu, perasaan Milky menjadi lega. Ia ingin lebih bersemangat menemani Gian. Setidaknya di saat-saat terakhir, Milky ingin memberi Gian kebahagiaan itu.

Milky buru-buru pulang untuk menemui Gian. Milky bergegas ke kamar dimana ada Gian yang sedang berbaring di kasur.

"Hai, kamu sudah pu...hmm, mmm," ucapan Gian terputus karena Milky langsung menciumnya.

Milky melepas ciumannya dan memandang penuh cinta pada Gian.

"Untuk apa ciuman itu?," tanya Gian heran. Tidak biasanya Milky terlihat ceria begini.

Milky pun menceritakan pertemuannya dengan pemuda itu di taman. Bagaimana ceritanya memberinya semangat.
Gian mendengarnya dengan seksama sampai Milky selesai bercerita.

"Jujur... aku merasa bodoh, Mil," ucap Gian.

"Hah?"

"Aku merasa kamu berubah menjadi muram karena kondisiku. Aku ingin menghiburmu, tapi sadar akulah yang menyebabkanmu sering sedih dan menangis, maka aku hanya diam. Maafkan aku, Mil. Aku tidak bisa menepati janji untuk tak menyakitimu."

"Oh, Gian. Maaf sudah membuatmu berpikir begitu," ucap Milky sambil memeluk Gian.

Milky melepas pelukannnya dan memandang penuh keyakinan pada Gian.

"Aku janji mulai sekarang akan tegar dan berusaha sebaik mungkin. Aku ingin kita menghabiskan waktu berdua dengan rasa syukur dan bahagia," ucap Milky dengan senyum.

Gian tidak menjawab apapun, ia langsung mencium Milky. Sudah lama mereka tidak berciuman dengan penuh gairah. Gian menahan wajah Milky dengan tangannya. Bibir dan lidah mereka saling mengecap satu sama lain.

Sejak saat itu, Milky mengurus Gian dengan semangat. Mereka berdua pun kembali mesra. Gian terlihat lebih sehat dan sedikit-sedikit melakukan kegiatan ringan bersama Milky.

Namun, tubuh yang sakit tidak bisa berbohong. Setelah beberapa bulan bertahan, suatu hari Gian kejang-kejang. Milky yang tegang segera memanggil ambulans.

...

Kini Milky menunggui Gian di rumah sakit. Gian sedang bernafas dibantu dengan ventilator. Dokter yang menyelamatkannya pun berkata Gian hampir tidak selamat jika terlambat datang. Saat ini adalah masa-masa krusial.

"Sayang, kumohon bertahanlah. Jangan tinggalkan aku," ucap Milky sambil menangis.

Walaupun kadang Milky kelelahan mengurus Gian yang sakit, namun itu lebih baik daripada Gian meninggalkannya. Setidaknya Milky masih bisa berbicara dengan Gian. Milky menggenggam tangan Gian dan menangis semalaman hingga tertidur.

Di dalam mimpi, Milky bertemu dengan Gian yang terlihat gagah dan tampan, tidak terlihat sakit sama sekali. Di belakang Gian ada sosok seorang wanita, Aliondra? Gian tidak bicara apapun, hanya tersenyum padanya. Setelah itu Gian menjauh dari Milky.

"Gian, mau kemana?," tanya Milky melihat Gian berjalan menjauh bersama Aliondra. Panggilannya tidak digubris. Gian tetap menjauh.

"Gian, jangan pergi! Kumohon!," teriak Milky sambil menangis. Lama-lama bayangan Gian pun hilang dari penglihatannya.

"Giaaaan!!!"

Milky segera tersadar dari tidurnya merasa kaget dengan air mata berderai. Ia mengecek Gian di depannya masih tertidur pulas, tangannya masih ia genggam.

Gian, apa maksud mimpi tadi? Apa itu tanda darimu? Dari Aliondra? Pikir Milky.

...

Keesokan harinya.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang