"Oouh, oh, oh, oh," desah Milky tidak karuan.
Scott benar-benar memuaskan diri memainkan kedua payudara Milky yang cukup besar. Puting payudara Milky dikulum dan diraba-raba. Dari remasan lembut hingga kencang, membuat Milky mendesah sakit sekaligus nikmat.
"Oh, oh my God, oh, oh," desah Milky merem melek.
Milky teringat Gian pernah cerita kalau Scott ini mantan playboy. Pantas saja.
Sekarang Scott berpindah ke area bawah Milky yang masih tertutup celana dalam.
"You're already wet," komen Scott menyeringai. Milky merasa malu, jadi diam saja.
Scott segera membuka celana dalam Milky yang sudah basah. Mata Scott terpesona melihat vagina Milky yang terlihat basah dan sempit.
"This is my first time with Asian girl. I just can't wait," ucap Scott penuh nafsu sambil membuka celananya sendiri.
Ini juga pertama kalinya bagiku bercinta dengan bule, pikir Milky.
Milky terbelalak melihat penis Scott yang sudah berdiri. Ia pikir penis Gian sudah cukup besar, ternyata milik Scott lebih besar lagi. Astaga! Apa itu akan muat? Milky ketakutan.
"Don't be scared, girl. Just lay down and relax," ucap Scott menyadari ketakutan di wajah Milky.
Scott kembali menindih Milky dan menciuminya, berusaha mengalihkan perhatian wanita itu. Scott berusaha memasuki vaginanya yang sempit dengan penis besarnya. Ia bisa merasakan tubuh Milky bergetar.
"Aaawww... it hurts! Scott, stop it!," teriak Milky. Vaginanya benar-benar perih walaupun sudah basah.
"I can't stop, baby. You're too desireable."
Milky berusaha tenang dan menerima penis Scott memasuki vaginanya, tapi tetap tidak bisa. Malah bayangan wajah Gian menghiasi kepalanya.
"Scott... please stop. It's useless," ucap Milky sambil menangis.
Scott yang melihat Milky menangis langsung menghentikan tindakannya dan berdiri dengan kecewa.
"I... I'm sorry, I can't do this," ucap Milky masih menangis.
Pandangan kecewa Scott berubah jadi marah, tapi ia hanya bisa menghela nafas. Scott tidak mengerti apa jalan pikiran wanita ini. Jika akhirnya tidak "main", kenapa respon awalnya malah menyambut? Scott menatap tajam pada Milky.
"Shit, va te faire mettre!," ucap Scott sebelum pergi. Milky tidak mengerti artinya, yang pasti Scott tidak senang.
Setelah Scott pergi, Milky kembali menangis. Ia tahu tadi bukan salah Scott, tapi karena tubuh Milky yang menolak pria lain. Milky tidak mengerti bagaimana orang bisa melakukan seks tanpa cinta.
Milky merasa tanggung, ia pun mengeluarkan sesuatu dari koper. Sebuah dildo. Milky sudah beberapa kali menggunakannya atas anjuran Gian.
Saat Gian sakit dulu, kadang dia tidak bisa memuaskan Milky. Dildo itu menggantikan peran Gian. Awalnya Milky menolak karena tidak biasa, tapi Gian membimbingnya.
Flashback
"Apa itu? Aku tidak mau!," tolak Milky ketika Gian menawarkan dildo.
"Ayo cobalah dulu, sayang. Kamu akan ketagihan nanti," bujuk Gian pada Milky yang polos kala itu.
"Hmm... aku harus bagaimana?," tanya Milky. Gian tersenyum.
"Buka pahamu," perintah Gian. Milky menurut dan membuka lebar pahanya hingga vaginanya terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.