Keesokan pagi.
Milky terbangun karena cahaya matahari. Ia merasa seluruh tubuhnya ngilu akibat permainan Junar semalam, terutama bagian bawahnya. Untunglah, ia sudah mengajukan cuti.
Milky mencari-cari Junar karena sebelahnya kosong. Milky menemukan pria itu di kamar tamu sedang memakai kaos yang kebasahan semalam. Hatinya lega mengetahui Junar masih di apartemennya.
"Selamat pagi, Jun."
"Oh, selamat pagi, Mil. Kamu mengagetkanku," ucap Junar.
Junar melihat Milky yang masih telanjang, hanya tertutup selimut. Junar menelan ludahnya.
"Kamu sedang apa? Kaosnya kan belum kucuci?," tanya Milky.
"Nggak apa-apa, sudah kering juga."
Milky dapat menangkap kegelisahan pada sikap Junar. Sangat beda dengan kemarin.
"Jun, ada apa?"
"Maaf, Mil. Aku harus pergi."
"Tapi..." Milky bingung setengah mati. Bukankah mereka habis bercinta semalam? Kenapa Junar buru-buru pergi?
Junar tidak tega melihat wajah Milky yang bertanya-tanya, Junar menghela nafasnya sebelum menjelaskan.
"Maaf, Mil. Kamu tahu kan aku... sudah punya Sienna?"
Milky terkejut.
"Tapi kenapa kamu...memasukiku semalam? Ku..kupikir..." suara Milky bergetar.
Milky sempat mengira Junar akan kembali padanya, memilih Milky dan melupakan Sienna.
Junar mendekati Milky yang hampir menangis.
"Mil, kumohon. Aku dan Sienna sudah mau menikah," ucap Junar berharap Milky mengerti.
"Lalu semalam apa? Kamu hanya memanfaatkanku?," tanya Milky.
"Jangan asal bicara," ucap Junar.
"Asal bicara kamu bilang? Semalam kamu nggak protes dan tidak ragu sama sekali saat kita melakukannya!," teriak Milky.
Junar menarik nafas dalam-dalam.
"Oke, aku yang salah, tapi... semalam sudah kejadian. Kamu maunya apa, Mil?"
"Aku... kita... apa kamu sudah nggak mencintaiku lagi, Jun?," tanya Milky mendekati Junar, menghilangkan jarak di antara mereka.
"Milky, aku...," Junar melihat mata Milky yang berlinang.
Wanita di depannya kelihatan rapuh, lemah dan menawan. Junar teringat seluruh kenangan dengan Milky saat mereka pacaran dulu, reflek Junar memeluk dan menciumnya.
"Hmm... mm...mm," desah Milky.
Bibir dan lidah Junar mendambakan mulut Milky dan terus memainkannya. Tangan Milky melingkar di leher Junar hingga selimut yang ia pegang terjatuh ke lantai.
Setelah beberapa saat, Junar melepas ciuman itu dan memandang nafsu ke arah Milky yang telanjang bulat.
"Mil, jujur... aku masih mencintaimu. Kamu masih seperti kekasih yang dulu kukenal. Aku sekuat tenaga menahan diri untuk tak menyetubuhimu sekarang juga."
Junar memungut selimut yang terjatuh ke lantai dan segera menutupi tubuh Milky.
"Tapi... Sienna sudah mendampingiku saat aku di titik terendah. Keluargaku dan keluarganya sudah saling mengenal. Aku sudah janji pada mereka untuk berkomitmen membahagiakan Sienna."
Milky tahu titik terendah yang Junar maksud tanpa perlu bertanya, yaitu saat pernikahan mereka berdua batal. Milky pun berusaha menahan tangisnya.
"Aku mengerti," ucap Milky mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Nyata Milky
ChickLitApa jadinya seorang ratu tanpa raja? Tanpa raja, ratu bukanlah siapa-siapa. Rumah adalah orang, bukan tempat. Cinta segitiga antara Milky, Gian dan Junar.