Episode 26

260 195 23
                                        

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA!
Typo, koreksi📌

●○●○●

Sedang asyik-asyiknya menonton drama, Nara dikejutkan oleh suara gedoran di pintu kamarnya. Dengan malas, ia berjalan membuka pintu, dan ternyata yang mengetuk adalah bundanya.

"Di bawah, ada teman kamu yang nyariin."

"Siapa, Bun?"

"Bunda juga Nggak tahu. Pokoknya dia laki-laki, mukanya ganteng, lho." Anita tersenyum menggoda sambil menaik-turunkan alisnya.

Nara memasang ekspresi cemberut. Namun, setelah mendengar kata "laki-laki" keluar dari bibir bundanya, ia berusaha mengingat-ingat. Begitu otaknya berhasil mendapat ingatan, matanya langsung membulat sempurna, lalu ia segera bergegas menemui laki-laki itu.

Sesampainya di ruang tamu, Nara melihat sosok laki-laki yang tengah duduk sambil menyesap minuman. Ketika menyadari kehadirannya, laki-laki itu langsung meletakkan cangkirnya dan melemparkan senyum ke arahnya.

"Ngapain lo ke sini?" Bukannya menyambut dengan senyum manis dan sapaan ramah, Nara malah melontarkan pertanyaan sinis.

"Ternyata selain jelek, lo juga pikun, ya."

Masih dalam posisi berdiri, Nara berdecak kesal. Ia lalu berjalan ke arah sofa dan duduk berhadapan dengan laki-laki itu, yaitu Razka.

"Seperti yang gue bilang kemarin, gue mau ngajak lo ke suatu tempat."

"Gue kira kemarin lo cuma bercanda." Nara tidak menyangka cowok itu benar-benar serius dengan ucapannya.

"Gue nggak pernah bohong soal omongan gue. Jadi, ayo pergi sekarang. Tadi gue udah minta izin sama Bunda lo."

"Sekarang banget?"

"Iya. Kalau nggak sekarang, nanti malah kemaleman."

"Emangnya lo mau ngajak gue ke mana?"

"Rahasia."

Nara mendengus kesal. Sok misterius sekali cowok ini. "Kalau gitu, gue siap-siap dulu."

"Lo udah mandi, kan?" tanya Razka.

Nara sempat bingung dengan maksud pertanyaan itu, tapi akhirnya mengangguk.

"Lo juga udah ganti baju, kan?"

Ia kembali mengangguk, karena memang sudah mengganti bajunya.

"Terus lo mau siap-siap apalagi?" Razka mengernyit heran. Sementara Nara memutar mata malas mendengar pertanyaan itu.

"Ck, gue mau pakai make up dulu dong. Lo nggak lihat muka gue kucel begini?"

Razka mengamati wajah Nara dengan saksama. Menurutnya, wajah cewek itu biasa saja, tidak kucel seperti yang dikatakan. Bahkan, ia justru terlihat lebih natural dan segar.

"Udah, nggak usah dandan segala. Gue nggak ngajak lo ke pesta, kok." Razka lalu berdiri dan menarik tangan Nara keluar rumah. Nara hanya bisa pasrah membiarkannya.

Detik dan Detaknya (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang