JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA🔥
Typo, koreksi📌●○●○●○
Sedang nikmat-nikmatnya menonton drama, Nara dikagetkan oleh suara gedoran pintu kamarnya. Dengan malas dia berjalan membuka pintu, dan ternyata yang mengetuk pintu adalah bundanya.
"Di bawah, ada teman kamu yang nyariin kamu."
"Siapa, Bun?"
"Bunda juga gak tau, pokoknya dia cowok, mukanya ganteng lho." Anita tersenyum menggoda menaik turunkan alisnya.
Nara memasang ekspresi cemberut. Tapi setelah mendengar kalimat cowok dari bibir bundanya, dia berusaha mengingat-ingat. Dan setelah otaknya mendapat ingatannya, matanya langsung membulat sempurna, lantas dia segera pergi menemui cowok itu.
Sesampainya di ruang tamu, Nara melihat sosok cowok yang sedang duduk dan menyesap minuman, ketika menyadari keberadaannya cowok itu pun meletakkan cangkirnya kembali dan melemparkan senyum ke arahnya.
"Ngapain lo ke sini?"
"Ternyata selain jelek, lo juga punya penyakit pikun ya."
Masih dalam posisi berdiri Nara berdecak kesal, lalu dia berjalan ke arah sofa dan duduk berhadapan dengan cowok itu, yaitu Razka.
"Seperti ucapan gue kemaren, gue mau ngajak lo ke suatu tempat."
"Gue kira, kemaren lo cuma bercanda." Nara tidak menyangka kalau cowok itu benar-benar serius dengan omongannya.
"Gue gak pernah bohong sama ucapan gue. Jadi ayo pergi sekarang, tadi gue udah minta izin sama Bunda lo."
"Sekarang banget nih?"
"Iya, kalau gak sekarang, nanti malah kemaleman."
"Emangnya lo mau ngajak gue kemana?"
"Rahasia."
Nara mendengus kesal, sok misterius sekali cowok ini. "Kalau gitu gue siap-siap dulu."
"lo udah mandi kan?" tanya Razka.
Nara bingung dengan maksud dari pertanyaan Razka, tetapi dia mengangguk sebagai jawaban.
"Lo juga sudah ganti baju kan?"
Nara mengangguk lagi, sebab dia memang sudah mengganti bajunya.
"Terus lo mau siap-siap apa lagi?" cowok itu mengerutkan alisnya. Sementara Nara memutar mata malas mendengar pertanyaan Razka.
"Ck gue mau pake make-up dulu dong, lo gak lihat muka gue kucel kayak gini?"
Razka mengamati muka cewek itu lamat-lamat. Perasaan muka Nara biasa saja tidak kucel seperti yang dia katakan, bahkan menurutnya cewek itu lebih terlihat natural dan segar saat ini.
"Udah lo gak usah dandan segala, gue gak mau ngajak lo ke pesta." Kemudian Razka berdiri dan menarik tangan Nara keluar rumah. Nara hanya bisa pasrah membiarkan cowok itu menariknya.
Setelah Nara naik ke atas motor, Razka langsung menarik tangan Nara agar melingkar di perutnya dan dituruti oleh Nara, sebab dia sudah malas mengeluarkan tenaga untuk berdebat. Tapi jangan tanya bagaimana kondisi jantung Nara saat ini, yang pasti tidak dalam keadaan baik-baik saja. Setelah itu Mereka melaju meninggalkan pekarangan rumah Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik dan Detaknya
RandomPasal 380 ayat (1) angka 1 dan ayat (1) angka 2 KUHP mengatur tentang sanksi pidana bagi pelaku plagiarisme: •Menaruh nama atau tanda palsu di atas atau di dalam karya sastra, karya ilmiah, kesenian, dan kerajinan •Memalsu nama atau tanda yang asli...