1. jadi guru privat

165 28 7
                                    

"Cak lo dipanggil bu Intan"

siswa yang sedang mengobrol dengan temannya itu menoleh, lalu saling pandang dengan sang teman

"ruang BK?"

si lawan bicara mengangguk, dan siswa itu kembali memandang temannya

"ada something happen kayaknya, samperin aja"

dengan begitu, Caka beranjak keluar kelas setelah berterima kasih pada siswa pemberi informasi

Caka berjalan santai di koridor yang agak ramai, sekarang masih hari tenang karena mereka baru saja melaksanakan Ujian Tengah Semester pekan lalu

sepanjang koridor, banyak siswa siswi yang menyapanya akrab, Caka tentu membalas sapaan mereka dengan ramah

pemuda tinggi itu menghela napas sejenak, netranya melirik papan kecil di atas pintu ruangan di hadapannya

Ruang Bimbingan Konseling

klik

"permisi.."

"nah Caka! kemari nak"

Caka menurut, ia menghampiri seorang guru wanita dan seorang pria sedang duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut

"duduk saja Caka" Caka menurut, ia duduk di samping pria itu dengan jarak yang agak jauh

"ini Pak Hendra, Papinya Abhiseva, kamu kenal kan sama anaknya?"

Caka mengangguk, "saya kenal baik dengan Abhi" tpi dia nggak bu

"beliau yang akan menjelaskan kenapa kamu dipanggil kemari"

"jadi begini nak Caka, saya sudah prustasi sekali bagaimana meminta Abhi untuk belajar, karena selama di rumah, saya lihat Abhi hanya bermain ponsel dan gamenya. saya juga mendengar dari bu Intan langsung kalau nilai Abhi buruk sekali hampir merah semua, kecuali nilai non-akademik,

lalu saya juga dengar dari bu Intan kalau nak Caka salah satu murid terpintar di sini, dan cukup mengenal Abhi, karena itu apa nak Caka setuju untuk menjadi guru privat anak saya?"

"kinerja saya harus bagaimana?"

"cukup ajari Abhi saat di sekolah, karena kalau di rumah akan merepotkan kamu"

"bukan kah itu lebih efektif? Abhiseva tidak akan menyentuh ponsel ataupun game ketika di rumah"

dapat Caka lihat, pria di hadapannya mengulum bibir singkat

"itu akan sangat merepotkan, nak Caka"

pemuda itu nampak berpikir sejenak, lalu mengangguk, walaupun penasaran namun ia tidak bisa berlaku lancang

"nak Caka setuju?"

"saya setuju Pak,"

"Terima kasih banyak nak Caka"

Caka tersenyum, walaupun tidak dikatakan dengan gamblang, bagi Caka ini adalah tanggung jawab sekaligus sebuah janji telah terikat di antara mereka




.

napasnya ia hela berat, Caka tau betul siapa itu Abhiseva, siswa nakal dari kelas XI Bahasa 3

dan kini, netra sewarna jelaga itu menemukan sosok yang sebelumnya dibicarakan, sedang bersandar pada tembok kelas dengan lolipop di mulutnya

"Abhiseva"

sosok itu mendongak memperlihatkan wajah yang sialnya sangat manis,

"apa?"

"ikut gue ke perpus"

"gak! gue alergi sama ruangan yang banyak buku"

"lo tuh pinter, cuma kurang diasah aja"

"maksud lo!?"

Caka tidak menjawab, justru menarik lolipop milik siswa di depannya, dan ia masukan ke mulutnya sendiri

"permen gue!?"

yang lebih tinggi dengan mudah menarik yang lebih mungil menjauh dari sana, si mungil tentu tidak diam saja pemuda itu berontak minta dilepaskan, tapi malah semakin erat dan berakhir pasrah

kemudian mendarat di sini, perpustakaan sekolah

Abhiseva melirik bosan seisi ruangan, di mana pemuda tinggi yang menyeretnya kemari? sedang mencari buku katanya

bruk!

si pemuda manis menatap Caka yang baru saja meletakkan beberapa buku di atas meja, ia membaca satu persatu buku yang Caka ambil

"orang gila! gue anak bahasa!"

bagaimana tidak, Caka membawa semua pelajaran di jurusan IPA, mentang-mentang anak IPA! batin Abhiseva sangsi

pada akhirnya, Abhiseva dibantu Cakara mempelajari beberapa materi matematika yang tidak ia mengerti, Abhiseva sedikit akui Cakara memang pintar

"kunci di matematika itu rumusnya, jadi lo harus sering-sering catet rumus dan dengerin juga semua penjelasan guru lo, dan satu lagi lo harus teliti, sedikit aja keliru jawabannya pasti beda"

Caka yang sejak tadi memperhatikan buku, kini mendongak saat tidak mendapat jawaban dari sosok di hadapannya

"malah tidur?"

pemuda tinggi itu diam di tempat, tangannya bergerak menutup cahaya matahari yang menyorot langsung wajah Abhiseva

"lo kalo tidur gini kok manis Bhi, tapi klo udah bangun aura bokemnya menguar"

"gue bingung, harus merasa sengsara atau seneng dapet tanggung jawab ini"
















tbc

untuk hari ini sampai di sini, emang pendek 😋 semoga sukaa

Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang