"Kebanyakan orang pasti sangat mudah memiliki seorang teman, tapi itu tidak berlaku untuk saya. Jangankan mempunyai teman, saya saja selalu dihina akibat kekurangan yang saya miliki."
-Afion Elliando Erfand-
"Jangan jadikan kekurangan seseorang sebagai candaan. Mungkin bagi kalian itu lucu dan hanya ucapan belaka, tapi ucapan kalian itu mampu membekas dihati seseorang yang pernah kalian ejek."
-Pesan Dari Author Azae-
.
.
....
Di sore hari yang indah ini, Farzana dengan gaun putihnya sudah siap pergi ke pantai.Rambutnya diikat dalam gaya half ponytail, dihiasi jepitan rambut berbentuk pita berwarna putih.
Hari ini adalah hari Minggu. Farzana yang libur sekolah ingin menikmati liburannya dengan pergi ke pantai.
Saat tiba di pantai, pandangannya terpaku pada seorang lelaki yang duduk di kursi dekat jembatan.
Awalnya, ia pikir lelaki itu sedang menikmati senja. Namun, semuanya berubah saat ia melihat lelaki itu berdiri dengan pandangan kosong dan tangannya membawa tongkat penuntun tunanetra.
Lelaki itu menggunakan tongkat yang disebut Instisblind, alat bantu berjalan yang dirancang khusus untuk tunanetra. Tongkat ini berfungsi untuk memandu berjalan, bukan menopang tubuh, sehingga lebih tipis, ringan, dan bisa dilipat.
Laki-laki itu mulai berjalan menggunakan Instisblind tersebut, dan gerakannya tak luput dari perhatian Farzana.
Farzana mendekat dan menyapa lelaki itu, tapi ia tak menjawab dan terus berjalan menjauh.
Farzana terdiam sejenak, lalu dengan langkah kecilnya ia menyusul lelaki itu. Entah mengapa, Farzana merasa ingin sekali berkenalan dengannya.
Langkah Farzana terhenti di depan rumah panti asuhan yang ramai dengan anak-anak kecil yang bermain di halamannya. Namun, pandangannya tetap fokus pada lelaki itu.
Seorang wanita paruh baya, yang Farzana duga adalah ibu panti, mendekati lelaki tadi dengan tatapan lembut.
Farzana melihat wanita itu mengusap kepala lelaki bernama Ion tersebut dengan penuh kasih. Ia semakin penasaran saat wanita itu memegang tangan Ion dan menuliskan sesuatu dengan jarinya, seolah berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Lelaki itu mengangguk setelah ibu panti selesai menggunakan bahasa isyaratnya. Wanita itu kemudian melirik Farzana yang terlihat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS UNTUK ION (Hiatus)
Teen FictionAfion Elliando Erfand, atau Ion, adalah seorang tuna netra dan tuna rungu. Ia merasa tidak berguna dan selalu menyalahkan diri sendiri. Namun, hidupnya mulai berubah saat seorang gadis ceria datang dan selalu berada di sampingnya. Bersamanya, Ion ya...