26

2.8K 231 35
                                    

Tiga puluh menit berlalu sejak Laras menginjakkan kaki di kamar hotel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga puluh menit berlalu sejak Laras menginjakkan kaki di kamar hotel ini. Sejak itu pula ia tak beranjak dari duduknya kini, menghadap jendela kamar dengan pemandangan langit gelap yang menumpahkan tetesan air ke bumi. Seperti perkiraannya, hujan mengguyur setelah panas menyengat sepanjang siang tadi.

Puas memandangi basah yang memerangkap jendela, Laras menoleh ke belakang. Memindai ke setiap sudut kamar dengan interior yang memanjakan matanya.

"Tetap di sini sampai aku kembali besok pagi."

Begitu pesan Dirga saat meninggalkannya di kamar ini tadi. Pada dasarnya Laras di sini karena ia tidak bisa pulang jika tidak bersama Dirga. Merayakan hari jadi sepasang suami istri tentu tidak hanya makan malam terus pulang, bukan? Dirga lanjut bermalam dengan Tsabitha. Makanya Laras dipesankan kamar di hotel ini, agar besok Laras tetap pulang ke rumah bersamanya.

Tapi kenapa harus memesan kamar sebagus ini? pikir Laras yang menurutnya, ia cukup dipesankan kamar termurah saja. Atau, Dirga juga memesan kamar dengan tipe yang sama untuk dirinya dan Tsabitha. Pria itu mungkin sedang berusaha berlaku adil.

Laras beranjak dari duduknya, berjalan dan menghentikan langkahnya di depan cermin besar yang menyambutnya persis di areal depan menuju kamar mandi. Di sana, ia memandang prihatin sosok yang di pantulan cermin. Tangannya terulur menyentuh wajah sendu itu. Hingga ia memaksakan diri untuk tersenyum, hanya agar bisa melihat seseorang dari pantulan cermin itu ikut tersenyum juga.

Sayang, senyum itu tak bertahan lama. Kedua tangannya terjatuh di kedua sisi tubuh yang hampir saja terhuyung kalau saja kedua tangan itu bergerak cepat mencari pegangan.

Laras menggeleng, mengusir rasa sedih yang merambat cepat ke seluruh sisi hatinya. Karena bahkan ia berada di pihak yang paling tak pantas bersedih atas keadaan ini. Sakitnya tak seberapa. Hancurnya bukanlah apa-apa.

Ini jalan yang ia pilih. Jalan penuh rintangan yang harus ia lalui dengan mengerahkan seluruh tenaga yang dimilikinya. Jalan cinta yang perlu ia lewati penuh usaha bersama Dirga dan Tsabitha. Dan, seperti yang ia katakan pada Dirga tadi, kalau hal yang ia lakukan kali ini hanyalah hal kecil yang bisa ia lakukan untuk rumah tangga mereka.

Laras mengingat lagi bagaimana ia tahu tentang kue pesanan Tsabitha itu. Saat memeriksa instagram Ayas Kitchen, muncul akun yang disarankan untuk ia follow atas nama Tsabitha_alia, di sana juga tertera kalau akun tersebut ada di daftar kontak di ponselnya. Sebelumnya akun tersebut sama sekali tidak pernah ia lihat. Merasa penasaran, ia pun memeriksa daftar kontak dan ia menemukan satu kontak pelanggan barunya yang bernama Alia.

Laras bergegas memfollow akun Tsabitha_alia yang ia duga adalah istri Dirga. Benar saja, di sana banyak foto kebersamaan Tsabitha dan Dirga dengan tagar Bi love Di, persis seperti pesanan cake yang ia dapatkan dari pelanggan bernama Alia itu. Satu pertanyaan besar muncul di benak Laras tentang bagaimana bisa Tsabitha memesan cake anniversary di Ayas Kitchen. Apakah hanya sebuah kebetulan ... atau Tsabitha sengaja. 

Waktu Yang Dinanti ✅️ | LENGKAP DI KK DAN EBOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang