Weak ; 2

371 49 14
                                    

Pagi hari telah tiba, seorang pemuda mungil terbaring di sebuah kasur king size.

Matahari memancarkan cahayanya pada mata pemuda itu yang mana membuatnya terbangun.

"Uhh." Terdengar lenguhan yang keluar dari mulut kecil pemuda itu.

Tok-tok

Suara ketukan pelan terdengar dari arah pintunya, ia kemudian beranjak dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya.

"Selamat pagi tuan Indonesia." Ucap Sei menyapa Indonesia yang dibalas deheman, Indonesia kemudian melangkahkan kakinya pergi ke arah kamar mandi.

Sebenarnya Indonesia tak tahu ingin melakukan apa hari ini, dikarenakan ia sudah keluar- lebih tepatnya dikeluarkan dari sekolahnya semenjak 8 bulan yang lalu.

Bukan apa-apa, ia dikeluarkan karena telah membuat anak dari donatur terbesar di sekolahnya itu jatuh koma.

Sudahlah, ia tak ingin membahas hal itu lagi.

Ia kemudian keluar dari kamar mandi menggunakan Hoodie oversize dan celana Jeans pendek, Indonesia bukanlah penganut sekte menggunakan handuk saat selesai mandi asal kalian tau.

"P-permisi tuan muda." Ucap seorang Maid dari luar kamar Indonesia.

"Apa?"

"Tuan muda, anda dipanggil untuk pergi keruangan kerja milik tuan besar." Ucap Maid yang baru saja memasuki kamarnya sembari menundukkan kepalanya tanda hormat.

Indonesia yang mendengar itu tentu saja bingung, perasaan ia tidak melakukan kesalahan deh??

"Untuk apa pak tua itu memanggilku?" Tanya Indonesia kepada Maid tersebut.

"Saya juga tidak tahu tuan muda." Jawab Maid itu yang masih senantiasa menundukkan kepalanya.

"Ya ya, baiklah, tolong katakan pada pak tua itu bahwa aku akan segera pergi ke tempatnya." Ucap Indonesia menutup pintunya dengan keras.

"Baiklah tuan muda- hah, kenapa tuan muda berubah sekali sejak kejadian itu?"
























































Kini Indonesia tengah berjalan di tengah lorong neraka berkedok mansion tersebut, ada banyak Maid yang berlalu lalang, mungkin faktor hari itu para saudara tirinya sedang berada di rumah.

Sesampainya ia di depan pintu berbahan kayu dengan tulisan 'Don't disturb!' ia menghela nafas pelan.

Ruangan yang dulunya sangat ia takuti, ruangan yang dulunya selalu menjadi saksi bisu atas kekerasan yang ia dapatkan, ruangan yang dulunya dijadikan tempat penyiksaan saat ia berbuat salah, ruangan yang dulunya sering menjadi memerah dan bau amis akibat darahnya.

Ruangan yang dulunya selalu dianggap neraka oleh Indonesia.

Kini ia kembali masuk kedalamnya, ruangan yang selalu menjadi tempat Papanya meluapkan emosinya, dia bahkan tidak menyangka, jika ia akan kembali masuk ke dalam ruangan tersebut.

Setitik air mata turun dari kelopak matanya.

Tidak, ia tak sanggup lagi menahan ketakutannya sejak kembali ke neraka ini.

Mungkin sifatnya bisa berubah, tapi tidak dengan traumanya.

Ia pernah dilecehkan, diperkosa, bahkan pernah digangbang oleh Papanya dan 4 teman Papanya yang saat itu sedang dalam keadaan mabuk.

Traumanya terlalu banyak, dan salah satunya, trauma yang biasanya terjadi pada wanita saja, kini ia juga mendapatkannya.

Trauma Medusa.

Trauma akan pelecehan atau kekerasan seksual lainnya.

Indonesia menangis, tidak, ia tidak sanggup, bagaimana jika kejadian waktu itu terulang kembali? Bagaimana jika bagian 'privasi'-Nya kembali robek? Bagaimana jika Papanya kembali melecehkannya?

Apakah ia akan kuat?

Andai saja ia tidak menerima ajakan Singapore untuk ikut diadopsi oleh Asean, andai saja keluarganya masih hidup, andai saja teroris itu tidak menargetkan ia dan keluarganya, andai saja ia tidak merengek meminta dibelikan pesawat mainan oleh keluarganya, mungkin Indonesia masih tetap menjadi pribadi yang ceria dengan binar indah yang menghiasi mata bulat dengan manik zamrud cerahnya itu.

Tapi semuanya hanyalah andai, kejadian tersebut sudah terjadi dan berlalu, tidak bisa diulangi dan diperbaiki lagi.

Meskipun diperbaiki, itu sama saja dengan kaca pecah, meski diperbaiki, masih terlihat retakannya.

Setelah mengumpulkan niat dan keberanian, ia pun memberanikan dirinya untuk masuk kedalam ruangan tersebut.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi.

'Kak Indo menangis?'






































up yang ini dulu yeee, ntar short mannya kalo udah dapet ide.

Weak -Indo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang