Weak ; 1

234 38 2
                                    

'Papa! Kumohon jangan!'

'Papa jangan mengurungku!'

'Jangan teteskan air lemon.... luka ku masih basah...'

'Bukan aku yang melakukannya! Gadis itu yang merusak gambarku!'

Ah sial, ingatan kelam itu lagi, padahal ia sudah berusaha melupakannya, tetapi ingatan itu masih saja terus mengganggunya.

Ia adalah Indonesia, pemuda rapuh yang memilih untuk tinggal sementara di apartemen agar dapat menghilangkan seluruh emosi dan traumanya.

Indonesia memiliki keluarga angkat yang alih-alih menyayanginya, mereka malah terus saja menyiksanya dengan berbagai cacian, bahkan tak segan untuk melukai fisik milik Indonesia.

Karena sudah lelah menampung seluruh sakit hatinya, Indonesia menjadi emotionless atau tak memiliki emosi.

Iris mata zamrud kosong miliknya menatap datar kearah tasnya, ia berniat untuk pulang ke neraka yang berkedok mansion hari ini.

Helaan nafas lelah ia hembuskan, jika bukan karena dipaksa oleh pelayan pribadinya, ia tak ingin membuang waktunya hanya untuk pulang dan menghadapi saudara dan papa tak berhatinya itu.

Bahkan berminat untuk pulang pun Indonesia tak ingin.

"Selamat siang tuan, apakah tuan sudah selesai?" Tanya seorang pria paruh baya yang hanya dibalas anggukan oleh Indonesia, ia adalah pelayan pribadi Indonesia, Sei namanya.

"Baiklah, sini saya bantu membawakan barang tuan."

"Sudah seharusnya." Ucap dingin Indonesia yang membuat Sei terkekeh pelan.

Setelahnya mereka berdua berjalan menuju mobil hitam yang telah disiapkan oleh Sei.

Selama diperjalanan tidak ada percakapan antara Sei dan Indonesia, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Hah... Indonesia berharap tak ada hal yang merepotkan dirinya hari ini.

Mobil hitam tersebut memasuki pekarangan mansion, terdapat 4 penjaga gerbang dan 1 anjing penjaga.

"Selamat sore tuan Indonesia." Ucap penjaga itu serentak sembari membungkukkan tubuh mereka tanda hormat.

"Hm." Indonesia hanya membalas dengan deheman, dia terlalu malas untuk menjawab asal kalian tau.

Kaki jenjang miliknya berjalan pergi ke depan pintu utama mansion tersebut, ia menghela nafas pelan, semoga saja keluarganya- ah tidak-tidak, mereka semua tidak pantas untuk disebut keluarga.

"Ayo masuk tuan muda." Ajak Sei kepada Indonesia.

"Permisi."

Seluruh orang yang berada di living room tersebut mengalihkan atensi mereka kepada Sei.

Mereka semua langsung tersentak ketika melihat siapa pemuda kecil di samping Sei.

"Selamat datang Sei, dan selamat datang kembali, Indonesia." Ucap Asean menyambut mereka berdua.

"Oh coba liat, seorang sampah yang kembali ke mansion." Hinaan keluar dari mulut pemuda dengan surai berwarna putih merah dan biru yang mana membuat Indonesia merotasikan bola matanya.

"Hei, kupikir kau sudah mati." Ujar Malaysia yang berjalan mendekati Indonesia.

"Kupikir juga bahwa kau sudah berhenti menghina." Ejek Indonesia.

"Kau!"

"Sudahlah, aku tak ingin membuang waktuku hanya untuk berdebat dengan seorang yang tak mengerti berapa sakitnya dihina, Sei, tunjukkan kamarku." Ucap Indonesia kemudian meninggalkan Malaysia yang masih kesal tersebut.

"Baik tuan!"

"Cih, mengapa Sei ingin menjadi pelayan pribadi sampah itu ya?"

Kini Indonesia tengah duduk di atas kasurnya, ia telah mandi dan sekarang tengah membaca novel yang telah ia beli sehari yang lalu.

Indonesia juga tengah berpikir, mengapa dirinya yang dulu sangatlah bodoh?

Indonesia yang dulu sangatlah berbeda 180° dari dirinya yang sekarang.

Dulu ia memiliki manik zamrud yang selalu berbinar, sekarang? Alih-alih berbinar, manik itu lebih sering memperlihatkan kekosongan.

Ia dulu juga benar-benar menyayangi adik-adiknya, bahkan rela tertabrak mobil demi menyelamatkan Brunei yang hampir saja tertabrak, ah, Indonesia sangat bodoh dulunya, tau begitu Indonesia merubah sikapnya dari dulu saja.

"Hah, aku benar-benar lelah dengan semua ini." Monolognya yang kemudian berbaring dikasurnya, ia kemudian menggulung lengan sweaternya, terlihat banyak sekali sayatan-sayatan yang telah mengering.

"Aku bahkan tak tahu kapan aku akan berhenti melakukan hal ini." Ucapnya menatap sendu pergelangan tangan putihnya yang penuh sayatan.






































SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA!

gabisa tidur pleaseee :#

Weak -Indo haremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang