Althena. Gadis itu berada di sekolahnya. Bercanda gurau dengan teman-temannya.
Althena dan Altheya itu kepribadiannya berbeda , Althena sedikit kalem, jika Altheya bar-bar. Dan juga, Althena itu memiliki sifat dewasa, sedangkan Altheya memiliki sifat kekanak-kanakan.
"Iya, besok gue dateng kerumah lo kok." Ucap Althena. Temannya—Olip, menatapnya berbinar, "Bener ya! kalo engga gue ngambek!"
"Iya kudanil!"
"Gue pergi dulu Na! muach!"Olip melemparkan flying kiss kearah Althena. Althena terkekeh.
Telpon genggam nya berdering, menandakan seseorang menelponnya.
Althena segera mengangkat telpon itu.
"Halo?"
"Apakah anda berasal dari keluarga saudari Altheya?"
Althena mengernyit bingung.
"Iya, saya kakaknya."
Terdengar helaan nafas berat disana, "Adik anda di nyatakan meninggal dunia dengan kasus bunuh diri."
Deg.
Althena menjatuhkan ponselnya. Ia menggeleng tidak percaya, air matanya berlinang begitu saja tanpa beban. Tanpa sepatah kata pun Althena berlari kearah sepedanya lalu melenggang pergi begitu saja tanpa mempedulikan bahwa ponselnya ia tinggalkan disana.
...
"ADEK SAYA! ADEK SAYA NGGAK MUNGKIN BUNUH DIRI PAK!" teriak lantang Althena. Kini sekolah SMA GAJAMADA sangat ramai karna kejadian sebelumnya.
Polisi yang di teriaki oleh Althena berusaha menenangkan Althena. Namun itu semua gagal, Althena memberontak.
Ia memberontak agar kasusnya lebih di perdalam lagi. Tidak mungkin kasus sebesar ini di tutup begitu saja.
Bahkan, ia melihat sendiri, mata adiknya hilang. Dan juga rupa adiknya sudah tidak terlihat jelas.
Di perut Altheya ada bekas tikaman, dan juga kepala dan badan Altheya terpisah. Jelas-jelas itu bukan bunuh diri. Ia merasa bahwa polisi di depannya ada sesuatu.
"Tenang mbak, saya tahu bagaimana sakitnya kehilangan keluarga, tapi mbak gausah terlalu sedih, ini juga udah takdir."jelas polisi itu.
Althena mengepalkan tangannya, se santai itu pria tua di depannya berkata demikian?
" TAKDIR KATA LO? ADIK GUE PASTI GAK MUNGKIN BUNUH DIRI!"
"Tenang mbak! lagian mbak masih punya orang tua—"
"GUE GAK PUNYA KELUARGA SELAIN ADIK GUE! LO GAUSAH SOK BIJAK SAMA GUE! TANYA GUE, LO DI SOGOK BERAPA SAMA ORANG DI BALIK KASUS INI, ANJING?!"suara Althena menggema, para siswa-siswi yang menonton mencibir.
Althena menjatuhkan tubuhnya, dan berlutut. Dengan mata yang sembab, ia menyatukan kedua tangannya dengan bergetar.
"Saya mohon pak, dia adik saya satu-satunya.."lirihnya dengan air mata. Bahunya bergetar, tak ada satu pun yang ingin memeluknya dan menenangkannya.
Polisi itu menghela nafas, "Sudah, ikhlaskan saja adik mbak. Nanti adik mbak sedih kalo liat mbak kayak gini,"
Althena menghentikan tangisnya, benar. Adiknya akan sedih melihatnya bersedih seperti ini. Gadis itu bangkit lalu berucap, "Beri tahu saya kronologinya,"
Polisi menarik nafas dalam-dalam, "Adik mbak menjatuhkan dirinya sendiri, dari ungkapan temen-temen saya, Adik mbak sempat menyangkut di pembatas lantai bawah, setelah itu leher korban terpisah akibat seng yang menancap ke atas. Dari informasi yang saya dapatkan, Korban bisa saja bunuh diri karena tengah mengandung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge Darkness.
ActionAlthena tidak bisa tinggal diam. Adiknya, mati dengan begitu misterius, banyak sekali yang harus Althena ungkapkan dari kasus kematian adiknya. Bunuh diri? bahkan adiknya tak pernah memikirkan hal itu. Tidak, adiknya tak mungkin bunuh diri, tapi...