다섯 🍑🔞

300 13 0
                                    

"T-taeyong.. gue dari pagi ngehubungin Lo, tapi kenapa ponsel Lo selalu gak aktif?!" Ku lihat dari segi ia menatap ku, memasang ekspresi wajah nya yang di penuhi oleh kebohongan belaka. Dia seperti itu agar mendapat kesempatan kedua tetapi untuk saat ini, aku tidak akan mengatakan hal itu.

".... Karna gue tau Lo bakal ngejar gue gyu! Gue udah muak ma Lo! Gue kecewa! Pergi Lo! Kita PUTUS!!" tekad ku menerobos nya, telat, di saat salah satu tangan ku di tarik oleh Mingyu yang membuat diriku tak bisa kabur begitu mudah. Kami berdua kembali saling berhadapan di tengah lorong rumah sakit.

"Lepas brengsek!! Gue udah capek debat ma Lo soal perselingkuhan!!! Ini yang ke seribu kalinya Lo nyelingkuhin gue dan gue ga akan ngasih Lo kesempatan lagi!! Lepas gyu! LEPAS!!!" bentak ku di akhir kalimat menghempaskan seluruh emosi ku yang dari semalam ku pendam dalam-dalam.

"Maafin gue tae, Lo salah paham! Lo bener-bener salah paham kali ini.. gue ga selingkuh tar.. ayolah, percaya sama gue.. gue masih sayang sama Lo, gue masih cinta sama Lo tar.." lirih Mingyu memohon selayaknya orang yang tidak ingin di usir. Sayang, hatiku sudah berinisiatif untuk mengusir nya. Aku sudah benar-benar kecewa, rasa percaya ku pada Mingyu telah pudar.

"Cukup gyu, Lo udah ga ada apa-apanya di mata gue. Kita selesai, kita ngga ada hubungan dan gue ngga akan membangun masa depan ma lelaki brengsek kaya Lo!"

"Tapi tae, gue udah bilang ke Nenek lo kalau bulan ini kita mau nikah. Gue udah siapin semuanya. Gue kesini buat minta restu ke Nenek Lo dan sesuai ekspektasi, Nenek Lo ngerestuin hubungan kita. Jadi, mending Lo pikir-pikir dulu. Jangan minta putus gitu aja.. Lo salah paham soal itu. Ayolah.."

Sejenak terdiam mendengar penjelasan busuk mingyu. Dia selalu punya cara untuk mempertahankan ku meski masalah sedang datang melanda. Aku tau cara dia baik, tetapi, aku sudah kapok untuk mempertahankan hubungan dengan lelaki seperti dia. Rasa percaya ku telah tergantung oleh rasa kecewa yang amat jeru hingga keinginan untuk hidup bersama pun tak ada.

"Brengsek Lo mingyu!!!" berbalik badan dan berlari sekesat mungkin, tak peduli dengan mingyu yang tengah memanggil namaku. Sebisa mungkin, aku akan meyakinkan Nenek jika mingyu bukanlah Pria yang baik untuk ku.


🍑🌹

"Wakil pasien ruangan A07 ya? Ada keluhan?"

"Ah tidak. Saya ingin melunaskan biaya untuk bulan ini dan bulan lalu juga. Berapa totalnya sus?"

"Sebentar saya cek- total nya sebesar 14,7 juta. Tersisa 1,5 juta saja."

"Hah? Saya belum membayar selur-"

"Benar. Tadi ada seorang pria datang hampir membayar seluruh biaya Ibu Melati. Jadi, anda hanya perlu membayar 1,5 juta saja. Tidak perlu mengantri."

"(Mingyu..."

"Bagiamana pak?" putus pelayan resepsionis. "Ah ya, sisanya saya bayar sekarang."

Sedikit syok tentang tadi. Siapa lagi jika bukan Mingyu yang membayar nya. Soal penyakit Nenek, hanya aku dan mingyu yang tau. Nenek pastinya mengenal mingyu karna kami sudah menjalani hubungan selama bertahun-tahun. Bagaimana cara aku mengalihkan pemikiran Nenek tentang ini? Sesulit apapun itu akan tetap ku perjuangkan, aku tidak mau menikah dengan mingyu. Dia lelaki yang sudah tidak ku harapkan.

🍑🌹

"Hai Nek, bagaimana keadaan mu? Lebih baik?" sapaku duduk di samping ranjang tempat Nenek terbaring.

don't want to share [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang