일곱 🍑

180 5 0
                                    

"Hngh..."

Ceklek

Setelah 30 menit lebih ku berada di dalam untuk mandi sekaligus mencuci apa yang telah di perbuat Pak jaehyun pada seragam ku. Tak ku sangka dia jongkok di depan pintu toilet sembari menunggu ku. Dan disaat aku membuka pintu, Pak jaehyun berdiri menatap ku dengan wajah penuh lesu.

"Maafkan saya." Sesaat aku menatapnya tak langsung melontarkan balasan. Sebab aku merasa tak sangka dengan apa yang ia lontarkan. Mendengar nya, aku sedikit mengeluarkan kekehan tawaagar terlihat bahwa aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu.

"Ngga apa-apa kok Pak. Kan wajar Bapak sedang sakit. Saya juga berterimakasih karna Pak jaehyun sudah meminjamkan baju ganti."

"(Meski kebesaran si .. jadi aku pakai atasannya aja)"

Mata itu sejenak menatapku,mungkin dia merasa bahwa aku aneh memakai pakaian nya apalagi ini terlalu besar untuk ukuran tubuhku.

"Saya akan buatkan sup untuk makan malam Bapak. Jadi lebih baik Pak jaehyun berbaring lebih dulu sambil menunggu." suruh ku seraya mendorong pelan punggung nya.

"Ya." balas Pak jaehyun duduk di tepi ranjang, setelah itu aku pergi ke lantai bawah untuk mengetahui bahan apa saja yang ada.

Beberapa saat kemudian,

Suprut..

"Hm, enak. Pasti Pak jaehyun suka." lontar ku pede setelah mencicipi soupyang tengah mendidih.

"Oh ya?" Siapa sangka orang yang ku maksud ada di belakang ku sekarang. Tepat di saat ku hendak menoleh, Pak jaehyun melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ku sekaligus meletakkan dagunya pada pundak.Merinding langsung menyerang sekujur tubuh ku.

"Eh Bapak, kenapa turun?" toleh ku.

"Memastikan mu tidak kabur."sosor Pak jaehyun. Ku tak heran lagi tentang itu. Dan entah mengapa dia berlebihan sampai pun aku berpikir,apa Pak jaehyun juga seperti ini pada pria atau wanita lain?

"Pak jaehyun gaboleh banyak gerak,nanti demam nya tambah tinggi."ujarku.

"Oh begitu ya." sahut Pak jaehyun. Sensasi cuek nya masih tetap saja menempel.

"Sudah matang. Bapak duduk dulu,mau saya siapkan soup nya." pinta ku.

"Tidak mau," Sedikit ada suararengekan dari nadanya.

"H-Hanya sebentar. Nanti peluk lagi kok." tangkas ku membujuk.

"Tidak mau." balas Pak jaehyun kali ini sedikit membentak.

Mau tak mau ku berjalan membawa beban di belakang ku. Sedikit untung karna jarak piring dengan sup tidak terlalu jauh.

"Saya tidak ingin pakai nasi." kata Pak jaehyun berpesan. Aku menurut sesuai permintaan nya, di sisi lain aku juga berpikir jika Pak jaehyun tidak muntah sekali atau dua kali saja. Pasti perutnya terus menolak hingga ia pun enggan makan.

Sampai ke meja makan, dia baru mau melepas pelukan itu. Dasar koala. Meski hanya pelukan, aku terasa membawa beban yang sangat amat berat. Rasanya ingin cepat-cepat ku lepas.

"Selamat makan, saya harap sup nya tidak terlalu buruk dan sesuai dengan selera Pak jaehyun." harap ku seraya menyodorkan semangkuk sup hangat.

Sejenak ia menatap sup yang telah ku hidangkan, mengambil sendok nan mencelupkan nya pada kuah sup. Suprut.. bibir itu mencicipi hasil masakan ku malam ini. Entah mengapa aku serasa dalam kontes memasak haha.

"Bagaimana?" ajuku penuh harapan.

Sayang nya tidak sesuai apa yangku harapkan. Pak jaehyun kembali menyodorkan semangkuk sup itu pada ku seraya menggeleng kan kepalanya. "Saya tidak mau makan sendiri."

don't want to share [jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang