Love in Silent 2

168 30 17
                                    

Ini hari pertama Haruto masuk sekolah dan pertama kalinya juga berangkat sendiri. Biasanya ada Wonyoung yang duduk di jok belakang motornya. Ia berjalan gontai menuju kelasnya. Langsung merebahkan kepala di atas meja paling belakang dekat jendela dengan beralas lipatan tangan.

Haruto merasa benar-benar tak semangat. Separuh jiwanya serasa ikut pergi sejak kepergian Wonyoung ke Bali.

Brak!

"Woy! Baru masuk udah lemes aja lo." Juan yang baru datang menggebrak meja Haruto sebelum duduk di sebelahnya.

"Ck. Masih pagi, gausa rese lo." Sungut Haruto masih dalam posisinya.

"Woy woy woy. Si Wony pindah sekul yak?!" Guvin datang-datang langsung bertanya heboh begitu sampai di bangkunya yang ada di depan meja Haruto dan Juan. Ia duduk menghadap dua cowok itu.

"Hah? Yang bener lo?!" Dony yang juga baru datang ikut kaget.

Juan menyikut lengan Haruto agar cowok itu mengkonfirmasi.

"Ck, iya. Dia ikut abangnya sekolah di Bali." Haruto sudah duduk tegap menghadap ketiga sahabatnya.

"Kok bisa, To?" Tanya Juan.

"Malem minggu kemaren kepergok bang Hyunwook lagi ciuman sama Ricky anjing."

"Lah, anjing emang si Ricky." Umpat Guvin.

Dony menjentikkan jari, "Oh yang gue bilang sama lo liat Wony sama Ricky masuk kafe itu?"

Haruto mengangguk malas.

"Terus lo gimana sama Wony, To?" Juan bertanya khawatir. Paling paham seperti apa hubungan Haruto dan Wonyoung.

"Sampe sekarang gue belum baikan sama dia." Haruto bersandar lemas di kursinya. Ketiga sahabat Haruto turut prihatin.

"Ini makanya gue selalu nyuruh lo nembak Wony. Biar dia gak malah pacaran sama cowok lain. Ya kalo cowoknya bener-bener bisa jagain dia." Sudah lama Juan gemes sama sahabatnya itu yang mencintai dalam diam.

"Lo liat sendiri Wony langsung dipindahin ke Bali gara-gara pacaran." Haruto menatap Juan sangsi.

"Gue yakin bukan gara-gara pacaran si, paling gara-gara ciuman." Timpal Doni dengan wajah serius. Ikut memikirkan nasib percintaan sahabatnya yang belum dimulai sambil mengusap dagu.

"Gue setuju sama Dony." Ujar Guvin ikut membuat Haruto semakin menyesal.

Haruto menyugar rambutnya frustasi. "Gue gak mau macarin Wony karena gak mau ngerusak dia." Ia mengetuk meja dua kali dengan gulungan kartu undangan yang entah kenapa bisa ada di atas mejanya sambil berujar, "Lo semua pasti ngerasain kan gak mungkin gak nafsu barang secuil sama pacar sendiri. Jadi dengan status kita yang cuma sahabatan gue jadi punya batasan karena sadar sama posisi gue."

"Ya lu tahan lah tolol kalau pacaran sama si Wony!"

Haruto berdecak, tak setuju dengan Guvin. "Gini-gini gue juga pengen ngerasain ciuman dan grepe-grepe dikit, sat."

"Si anjing, mesum juga lo! " Juan menahan tangannya agar tak menggeplak kepala Haruto. Bahaya kalau Haruto balas, bisa lebih parah.

"Ck ck ck. Jadi lo sama mantan-mantan lo itu cuma buat gitu doang?!" Guvin geleng-geleng tak habis pikir.

"Parah lo, To."

Haruto hanya mengangkat bahu tak peduli. Semua cewek yang pacaran sama dia juga sudah dikasih tau diawal kalau dia pacaran gak pakai hati tapi mereka tetep mau aja tuh.

Ya bukan salah Haruto dong.

"Menurut gue ini karma si buat lo. Wony malah duluan dicium sama cowok laen." Sambung Dony membuat Haruto melempar dead glare-nya.

TraVicky ||Teman Tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang