SELAMAT DATANG DI CERITA INI.
SEMOGA KALIAN BETAH MENEMANI SHANKARA MENGEJAR REMBULANNYA🎸
📖****
Musik itu indah, apalagi kalau di dengarkan bersama seseorang yang indah pula. — Gentala shankara zekiel
Shankara menghembuskan napasnya usai melihat tidak ada jawaban dari Shevara. Gadis itu pasti sedang menghabiskan waktu di kebun teh.
"Cantik. Lo kenapa selalu cantik di setiap waktu?" Shankara bertanya pada dirinya sendiri, Cowok itu baru saja melihat foto terbaru dari Shevara yang sedang berada di kebun teh.
Lagi-lagi Shankara termenung, dia kembali memikirkan dimana keberaniannya yang hanya mampu melihat Shevara dari kejauhan. Tidak ada niatan untuk mencoba mendekati Gadis penjelajah Sastra itu.
"Kalo suka di deketin, jangan di anggurin. Nanti ketikung orang lain, Kar," tegur seseorang dari arah belakang. Dia, Lifaya, Kakak sepupu Shankara yang sedang berkuliah di Yogyakarta.
"Orangnya bakalan hilang kalo cuma di pandangin dari jauh, Kar," ucap Lifaya sembari menarik kursi yang berada di hadapan Shankara. Perempuan itu menatap sang adik sepupu yang juga menatap balik ke arahnya.
"Dia suka orang lain, Kak," jawab Shankara lesuh. Mengingat fakta bahwa Shankara memang menyukai seseorang itu adalah pukulan telak bagi dirinya.
"Itu konsekuensi suka sama orang, 'kan? Asal jangan menyerah, Kar. Kalau Semesta takdirin kalian buat bareng pasti bakalan bersatu, Kar," kata Lifaya di sambut anggukan kepala oleh Shankara.
Shankara menundukkan pandangannya, menatap kedua kakinya yang berbalut sepatu berwarna hitam. Apa yang di katakan Lifaya benar adanya. Bukankah konsekuensi mencintai seseorang harus siap dengan segala sakit hati yang akan menimpa kita?
Maka dari itu, Shankara sudah lebih dulu membuat tameng pada hatinya.
"Dia suka Shaka, Kak," ucap Shankara.
Dahi Lifaya mengerut, mulai mengingat nama teman-teman Shankara. "Shaka? Dia yang suka sama puisi itu kan?" tebak Lifaya.
"Iya. Dia temen gue," kata Shankara lesuh. Cowok itu berkali-kali menghembuskan napasnya kasar, serta mengelus keningnya sendiri.
"Tapi Shaka nggak suka Shevara, kan?" Shankara menggeleng. Cinta segitiga memang rumit. Apalagi kisah klasik dari remaja SMA. Percintaan di masa putih abu-abu kerap kali tidak berjalan mulus, dan juga percintaan di umur belasan sering sekali tidak serius.
"Apa yang lo takutin? Shaka nggak suka sama Cewek itu, Kar. Lo masih punya peluang tinggi untuk dapetin dia," papar Lifaya, mencoba memberi semangat pada Shankara.
"Jangan sok dukung gue, Kak. Bukannya kisah kita sama? Lo suka Kating udah dua tahunan tapi hasilnya cuma lihat dia balik sama masalalunya, kan," ejek Shankara, wajahnya tengil sambil memandang remeh pada Lifaya yang menatap dirinya dengan tajam.
"Oh, jangan lupa, Kak, Katingmu itu pernah nuduh lo jadi penyebab putusnya dia dengan pacarnya itu. Maka dari itu move on dari orang brengsek itu," sambung Shankara menggebu-gebu, kala mengingat mata sembab milik Lifaya yang menangis sambil menelepon dirinya, menceritakan kisah cinta buruknya dengan Kakak tingkatnya.
"Jangan lempar batu sembunyi tangan, Kar. Jangan nyoba-nyoba balikin ucapan yang gue paparkan sama lo," ujar Lifaya.
Shankara tertawa, berbincang dengan Lifaya membuat dirinya merasa lupa dengan Bidadarinya itu. Shevara, Gadis yang mampu memikat hatinya saat masa MPLS, masa dimana calon murid baru SMA BINTARA melakukan pengenalan lingkungan sekolah.
Saat itu, Shankara melihat Shevara yang sedang jajan Es serut. Gadis dengan tinggil sebatas bahunya serta memakai baju putih biru lengkap dengan tas biru dongkernya mampu menggerakkan hati Shankara. Bocah penyuka musik kala itu.
2019, masa dimana kisah klasik namun berkenang bagi Shankara di mulai. Masa dimana hatinya di porak-porandakan oleh seorang Perempuan. Hanya di ajak berbicara saja efeknya sampai berjam-jam. Nyatanya pesona dari Shevara membuat Shankara semakin jatuh hati setiap harinya.
"Bukan lempar batu, Kak. Hanya mengingatkan bahwa kisah kita itu sama," Shankara berhenti sejenak, matanya melirik sejenak layar ponselnya, berharap ada balasan pesan dari Shevara. "Sama-sama tragis," sambungnya lalu tertawa pelan. Shankara kembali menyesap kopi yang sudah dingin itu.
"Sialan," umpat Lifaya seraya melempar bungkus permen ke muka Shankara.
Kemudian keduanya kembali diam, mulai masuk ke dalam pikiran masing-masing. Berkelana ke dalam kisah cinta tragis mereka berdua.
Shankara memejamkan matanya, bibirnya terkatup dan mulai merapalkan doa.
"Tolong, jangan jadi milik orang lain dulu, Shev," doanya dalam hati.
Ting...
Suara notifikasi berbunyi dari ponselnya, Shankara dengan segera membuka matanya yang terpejam tadi. Bibirnya berkedut kala melihat pesan dari Shevara.
Shevara:
Lo juga have fun, K.Inisial kesukaannya dari Shevara. Sepertinya, semua yang Shevara berikan padanya akan selalu dia sukai, kecuali fakta yang mengatakan Shevara menyukai temannya sendiri.
Shankara menyukai semua sisi dari Shevara, apalagi saat melihat Shevara sedang duduk sendirian di perpustakan, dengan buku yang membahas tentang Sastra jaman dulu. Gadis itu terlihat sangat cantik kala sedang fokus pada satu objek.
Shankara berharap semesta mendukung dirinya untuk memiliki Shevara.
****
Semoga semuanya tercapai, termaksud kamu. — 1304.gsz
HAI, SELAMAT DATANG DI CERITA SHANKARA DAN SHEVARA📖🎸
SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN KISAH KLASIK DARI PENYUKA MUSIK DAN PENJELAJAH SASTRA📖🎸
TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN KALIAN UNTUK LANJUT PADA BAB SELANJUTNYA.
LOVE ALL.
KAMU SEDANG MEMBACA
1304.gsz
Teen FictionTentang Shankara si penyuka musik, dan, Shevara penjelajah sastra.