4. HADIAH DARI SEMESTA

23 2 2
                                    



Semoga senantiasa bahagia, Shev. — Gsz.

Satu bulan berada di semester baru kelas XI, membuat Shankara serta Shevara jadi semakin sering bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu bulan berada di semester baru kelas XI, membuat Shankara serta Shevara jadi semakin sering bertemu. Contohnya hari ini, dua anak manusia ini sedang berdiri depan koridor kelas XI MIPA 4, memandangi luasnya lapangan SMA BINTARA. Mereka berdiri tanpa ada percakapan, langit kelabu di pagi hari membuat suasana dingin. Hembusan angin menerpa kulit keduanya.

"Mau hujan kayanya," ucap Shevara memulai percakapan.

Shankara yang mendengar sahutan Shevara sontak melihat langit yang semakin menggelap. "Bukan kayanya lagi, hujannya udah mau turun," balas Shankara menunjuk tetesan air hujan yang mulai turun perlahan-lahan.

Shevara memalingkan wajahnya, menatap Shankara yang perlahan memajukan langkahnya, Cowok itu menadah tetesan air hujan menggunakan telapak tangannya. Shevara merasa tertarik, lantas, Gadis itu juga ikut maju, tapi di halang oleh Shankara.

"Jangan maju, nanti basah," kata Shankara memperingati, Cowok itu menggeserkan tubuhnya menutup tubuh kecil milik Shevara.

"Gue juga mau rasain hujan," ucap Shevara sedikit kesal.

Shankara menggelengkan kepalanya, tanda tidak setuju, "Jangan sekarang, nanti gue ajakin main hujan kalo ada waktu," ujar Shankara sembari memundurkan langkahnya.

Kini, keduanya serempak mundur, duduk di bangku panjang yang mengarah tepat di depan lapangan basket BINTARA. Udara dingin menyapa kulit Shevara, membuat Gadis itu menyatukan kedua tangannya, menggosok-gosok telapak tangannya, kemudian menempelkan ke pipi sedikit berisi miliknya, menyalurkan hangat di tengah dinginnya suasana SMA BINTARA saat ini.

Kegiatan Shevara tak urung dari penglihatan Shankara, sejak tadi, dia memilih mengamati kegiatan Shevara, sesekali juga melirik ke arah rintik hujan yang kian turun dengan deras.

"Kelas lo nggak masuk?" Tanya Shankara, Cowok itu semakin menarik dasinya agar sedikit longgar.

Shevara menggeleng-gelengkan kepalanya, "Hari ini gurunya izin, atau mungkin cuti lahiran," ujar Shevara sedikit tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

Shankara menganggukan kepalanya, "Pulang sekolah, mau nyoba main mesin capit lagi?"

"Di toko dekat perempatan?" Shevara bertanya balik, yang di hadiahi jempolan dari Shankara.

"Iya, kalo mau, lo bebas beri jawaban, iya, mau, atau bahkan, mau banget Shankara," gurau Shankara seraya tertawa kecil memperlihatkan dimplenya yang tidak terlalu terlihat itu.

Shevara ikut tertawa, energi positif yang di salurkan Shankara selalu membuatnya senang berdekatan dengan si maniak musik.

"Tapi, bukannya hari ini ada ekskul musik? Lo mau bolos?" Shevara memang sedikit tahu dengan jadwal ekskul SMA BINTARA. Dia selalu mendapat bocoran dari Vanya, sahabatnya, sekaligus salah satu anggota ekskul Jurnalistik SMA BINTARA. Gadis itu memang sering di repotkan untuk membuat jadwal dan menempelkannya pada mading sekolah.

Shankara mengangkat alisnya, bingung, "Tahu darimana?"

"Dapat bocoran dari Vanya," beritahu Shevara.

"Oh hahaha, pantes. Soalnya itu jadwal baru, dan belum di tempel di mading, heran aja sih, kenapa lo bisa tahu, ternyata dapat info dari orang dalam," kata Shankara.

"Iya, dapat info terpercaya dari yang ngetik jadwal. Jadi, lo mau bolos?" Shevara bertanya sekali lagi, memastikan jawaban dari Shankara.

"Bolos sehari nggak akan bikin gue sanksi," ucap Shankara.

"Gapapa kalo gue di tebengin lagi di jok motor lo yang keren itu, kan,"

"Jok motor gue siap sedia dan akan selalu siap kalo lo yang mau minta tebengan, atau, tanpa lo minta juga gue bakalan nebengin, Shev," jawab Shankara cepat, membuat Shevara kembali tertawa mendengar ucapan Shankara.

"Jangan ingkar janji, ya, Kar," tunjuk Shevara sembari memicingkan matanya kearah Shankara.

"Kalo gue ingkar, lo bisa ingetin gue," balas Shankara dengan sungguh-sungguh.

"Wishlist lo di tahun berikut-berikutnya apa, Kar?" Tanya Shevara, mencoba mencari topik baru yang akan menemani keduanya di tengah guyuran hujan.

"Mungkin, mendaki gunung Rinjani bareng temen-temen gue," jawab Shankara mengutarakan keinginannya yang sangat ingin ia kabulkan, mendaki gunung Rinjani bersama Liam dan yang lainnya. Itu termasuk dalam wishlistnya yang sejak lama ia susun. "Tapi, wishlist gue yang paling ingin di wujudkan adalah memiliki lo, Shev," Sambungnya dalam hati.

"Kalau lo apa?" Tanya Shankara balik.

Shevara mengetuk-ngetuk dagunya, mencoba memikirkan wishlistnya itu, "Hm, mungkin ke Banda neira," jawab Shevara.

"Keren, semoga terwujud, Shev," ujar Shankara sepenuh hati. Laki-laki itu segera merogoh saku seragamnya, mengambil sebuah gantungan kunci bergambar bunga water lily yang cantik.

"Hadiah lagi? Untuk siapa?" Shevara menyadari barang yang Shankara ambil dari saku seragamnya.

Shankara tersenyum tipis, "Buat lo lagi," balas Shankara.

Shevara tertawa sejenak, kemudian melanjutkan ucapannya, "Love language lo kayanya receiving gift, ya?" Tanya Shevara sembari tertawa kecil. Membuat sang pemberi hadiah akhirnya ikut tertawa.

Di pikir-pikir, dalam jangka waktu satu bulan, Shankara sudah memberi banyak barang pada Shevara, tidak mahal, tapi sangat membekas. Itu kata Shevara. Keduanya nyaris setiap hari di pertemukan oleh Semesta.

Tapi, Shankara terus mengucap terimakasih, karena Semesta dengan ikut andil dalam kisah keduanya di 2019 ini. Semoga, kebahagiaan selalu melingkari keduanya.

"Gue mau balik kelas dulu," kata Shevara memecah lamunan Shankara.

Shankara dengan cepat ikut berdiri kala melihat Shevara sudah bangkit dari bangku panjang yang sejak tadi mereka duduki.

"Mau gue anter?" Tawar Shanka di bumbui sedikit kemodusan didalamnya, membuat Shevara kembali tertawa kecil.

"Gausah, Kar, kelas gue tinggal lewatin dua kelas lagi, sedangkan lo masih harus jalan kedepan," tolak Shevara sembari menjelaskan tata letak kelas mereka.

Kini, keduanya kembali terpisah. Hujan yang masih mengguyur Ibu kota menjadi saksi betapa bahagianya Shankara di hari ini. Shankara bahagia, sangat bahagia dengan lahirnya Shevara di bumi ini.

"Semoga tidak berubah, dan Shevara tetap berada di sekitar lingkungan gue," Lagi-lagi Shankara melangitkan doa yang selalu ia ulang setiap harinya. Berdoa untuk dirinya dan Shevara.

Semoga, bumi menerima kisah klasik kalian.

****

HAI, APA KABAR LOV?

LAMA GA UPDATE HEHE, MAAFKAN YAH.

HEY APAKAH DARI KALIAN ADA YANG DAFTAR SELEKSI JALUR MANDIRI? APAPUN HASILNYA TETAP SEMANGAT BAGI YANG BELUM BISA BERTEMU DENGAN PRODI IMPIANMU. DAN SELAMAT UNTUK KALIAN YANG LULUS DALAM SELEKSI JALUR MANDIRI🎀🌷.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK, VOTE, KOMEN DAN FOLLOW AKUN KU JUGA YA LOV🎀‼️🎸

SEE U🎸‼️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1304.gszTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang