19. Trauma

16 1 0
                                    

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°•°•°

Aku tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Aku harus menyiapkan makan malam lalu menunggu anak dan suami ku pulang.

"Bu, kami pulang." Ucap Van dan Kai.

"Baik segera bersihkan badan, lalu kita makan bersama."

_

"Bu apakah bapak dan kak Hani belum pulang juga?" Tanya Van.

"Ya, sudah ibu telepon berkali-kali namun tidak dijawab. Ibu sangat khawatir."

"Bapak dan Hani pasti akan pulang bersama, mereka punya ikatan batin spesial." Ucapku, Kai menatapku tidak percaya.

_
|•

*Telepon grup*

"Aku sedang bersetubuh." -Daniel.

"Hahaha apakah kamu mau pamer? Aku tidak akan iri jika itu dengan istrimu." -Candra

"Dimana kamu melakukannya? Terdengar seperti tidak nyaman." -Gavin

"Rumah kosong ujung gang." Daniel.

_
|•

Setelah menyelesaikan kerjaan tambahan aku segera berjalan pulang. Tidak sengaja ku temukan ponsel, seperti milik putriku, Hani. Ku lihat jejak sepatu ini dengan keadaan minim cahaya, aku mengikutinya.

Terdengar suara desahan dari dalam rumah kosong itu, aku melihatnya. Detak jantungku seperti akan berhenti, diriku melihat putriku dilecehkan oleh laki-laki itu. Diriku melemparkan batu padanya, ia segera kabur. Aku mengejarnya dengan sekuat tenaga, sialnya aku tidak bisa berteriak.

Saat berhasil mengejarnya ku pukul wajahnya dengan keras, emosiku membeludak. Namun diriku kalah, ia menusuk tubuhku berkali-kali dengan pisaunya. Tubuhku tersungkur tidak bertenaga, aku gagal. Disaat-saat terakhirku aku menangis, merasa sangat menyesal menjadi bapak untuk putriku. Hani, maafkan bapak.

_
|•

Tidak sengaja melewati gang yang tadi Daniel maksud, ntah mengapa hatiku sangat penasaran. Namun itu bukan urusanku, mengapa aku menghampiri orang yang sedang bersetubuh.

Melanjutkan perjalanan di gang sempit dan juga minim cahaya ini, hatiku gelisah. Sial, aku akan menghampirinya.

_

Disini sepi, tidak ada tanda-tanda manusia yang sedang melakukan aktivitas disini. Ku terangi dengan senter handphone, terdapat seorang perempuan pingsan didalam rumah kosong diujung gang.

"Hani?" Ucapku terkejut melihat pakaiannya yang begitu lusuh, pahanya dan lehernya memar, kepalanya bercucur darah, bajunya robek namun untungnya ia masih bernafas. Hatiku panas, apakah ia perempuan yang Daniel setubuhi.

Aku melihat sekitar tapi sepertinya Daniel sudah kabur, brengsek. Diriku menggendong Hani untuk pulang, melihat wajahnya membuat air mataku bercucuran. Ia sangat mirip dengan rembulanku, hatiku sakit melihatnya seperti ini. Akan ku cari siapapun yang membuatnya seperti ini.

Seven [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang