0.8 Who Exactly?

40 24 2
                                    

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°•°•°

Saat membuka pintu untuk berangkat bekerja, terlihat Alden berdiri didepan rumahku. Tidak ku percaya, ia benar-benar menjemputku. Diriku menghampirinya, ia tersenyum lalu membukakan pintu mobil.

"Tidak usah berlebihan." Ucapku padanya.

Alden segera menyetir mobil untuk menuju ke kantor. Aku terpikir Chesta, aku akan mengunjunginya besok karena hari ini mungkin aku akan sibuk.

"Hallo Ches, kamu sama
ibu sudah makan?"

"Hallo Alexa. Ya, kami
sudah makan."

"Bagus, jangan lupa
istirahat yang cukup.
Titipkan salamku pada ibu,
aku akan mengunjungimu besok."

"Baik, terimakasih
banyak Alexa. Akan
ku salamkan pada ibu."

_

Setelah sampai di kantor, kami segera diperintahkan untuk mencari tahu tentang senjata yang digunakan untuk menyayat tumit korban. Walaupun tidak ada bukti senjata, menurut tim forensik itu adalah jenis pisau paring.

Pisau paring adalah bentuk pisau yang paling umum digunakan di dapur. Pisau dengan jenis ini sangat cocok digunakan untuk memotong buah maupun sayuran menjadi irisan-irisan kecil. Jenis ini memiliki mata pisau berukuran 7-10 cm dan ujung yang sangat tajam. Karena sangat tajam, jenis pisau ini dapat dipakai untuk membelah aneka buah maupun sayuran yang memiliki tekstur agak keras.

Kami bertiga segera mengunjungi beberapa tempat penjualan pisau.

"Silahkan pilih pisau yang akan kalian beli." Ucap laki-laki yang merupakan pemilik toko.

"Kami polisi." Ucapku menunjukkan kartu identitas.

"Ada perlu apa polisi kemari?" Tanya ia kebingungan.

"Kami ingin menanyakan siapa saja yang membeli pisau paring disini, bisa beritahu kami?" Balas Alden.

"Ya, sebentar ku lihat buku pembelian."

"Karena jenis pisau paring sekarang langka, jadi hanya beberapa orang saja yang membeli disini." Sambungnya.

Diriku, Sagara dan Alden menunggunya menyebutkan nama pembeli dengan sangat berharap menemukan petunjuk sesuatu.

"Kai." Sahut pemilik toko.

Saat mendengar nama tersebut, hatiku bergetar. Nama yang sama dengan cinta pertamaku, membuatku terkejut.

"Seseorang bernama Kai membeli pisau paring sekitar dua minggu yang lalu."

"Boleh saya tahu ciri-ciri orang tersebut?" Tanyaku penasaran.

Seven [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang