Love in Bali - 1

775 66 7
                                    

"You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams."
-Dr. Seuss

______________________________________

Fey berhasil lolos dari kerumunan wartawan yang memburunya demi sebuah klarifikasi mengenai orientasi seksnya. Pasalnya, Olla, teman sialan yang terkadang tidak bisa mengontrol ucapannya itu keceplosan di pesta ulang tahun Vela, selebgram yang sedang menjadi sorotan karena akting memukaunya di sebuah film layar lebar pertamanya.

Saat itu Vela sedang membuat InstaStory yang hendak memamerkan riasan wajahnya, namun vidio itu dilatarbelakangi suara Olla yang sedang menceritakan bagaimana toxic-nya mantan pacar perempuan Fey dulu. Lalu tanpa sadar, Vela mem-posting-nya di akun utamanya. Dan...

BOOM!

Kurang dari 24 jam, vidio singkat itu viral dan menghebohkan jagat maya.

Alhasil, hampir dua minggu belakangan ini Fey, si model papan atas itu, harus berlari dari incaran para wartawan yang seakan tak lelah mengejarnya. Ia memilih bungkam, karena apa pun yang dikatakannya, hanya akan digoreng habis-habisan oleh wartawan maupun netizen.

Sebab, tentu saja, desas-desus itu ada.

"Gue kayaknya harus pergi dari kota ini, Dar," ujar Fey, tampak benar-benar muak. "Sementara aja sampe berita ini reda. Gue capek maen kejar-kejaran ama wartawan."

Dara, sang Manager yang sekaligus adalah sepupunya itu meliriknya sesaat dari balik kemudi. "Mau ke mana?"

"Ke mana, kek."

Dara mengulum bibir, berpikir. "Tapi lo nggak bisa ke luar negeri, paspor yang lo ilangin itu masih diproses ama kantor imigrasi."

"Nggak ilang, gue cuma lupa naro."

Dara hanya memutar bola mata. Ia tidak menemukan perbedaan dari 'lupa naro' dan 'ilang', intinya tetap sama.

"Kita ke Bali aja, gue kangen ama suasana di sana," Fey menghela napas samar, ekspresinya tiba-tiba muram. "...dan Omah."

Dara mendesah pelan, lalu mengernyit saat menyadari sesuatu. "Kita?"

Fey mengangguk singkat, lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai bermain game. "Gue gak bisa pergi ama orang lain selain Manager gue sendiri."

"Temen-temen lo gimana?"

"Gue nggak akan bilang, soalnya mereka bisa menarik perhatian."

Dara menarik napas panjang. Benar. Jika Fey pergi dengan teman-temannya, hal itu tidak akan mengubah keadaan. Mereka akan tetap saja dikejar-kejar wartawan. Dan sesungguhnya ia sangat lelah, dampak dari vidio viral itu benar-benar menguras tenaganya. Beberapa brand bahkan membatalkan kontrak kerja karena takut berita itu mengacaukan bisnis mereka.

"Oke, sampe apart gue langsung beli tiket. Besok lusa lo cuma ada satu pemotretan, abis itu kita bisa langsung berangkat ke Bali."

Fey mengangguk sambil masih fokus bermain game. "Tapi, selama di sana gue cuma mau ke tempat-tempat yang sepi."

Dara terdiam sejenak. Sekarang ia harus berpikir di mana bisa menemukan tempat sepi dalam waktu yang singkat, tapi pada akhirnya ia tetap mengangguk. "Oke."

***

"Kakinya ditekuk, satukan lutut, angkat tangan kanan ke atas, lalu twisting. Lihat ke belakang, tegak badannya. Five, four, three, two... and release. Ganti ke sisi satunya... "

ANTOLOGI - Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang