Fey terbangun oleh suara perut yang bergolak kelaparan, ia melihat jam di ponselnya dan menggerutu begitu mendapati jam sudah menunjukkan pukul 22.05 malam, rupanya ia tertidur sejak sore dan melewatkan makan malam. Fey meregangkan otot dan melihat Dara tertidur dengan buku di tangannya. Sudah bukan hal baru baginya mendapati manager sekaligus sepupunya itu tertidur saat sedang membaca."Dar." Ia mencolek-colek bahu Dara, berharap gadis itu segera bangun untuk menemaninya makan. "Dadar gulung."
"Ngh... " Dara melenguh, lalu berbalik, membiarkan buku itu jatuh dari genggamannya.
"Dar, der, dor!"
"Apa, sih?" Dara bergumam lemah, masih sangat mengantuk karena ia baru tidur setengah jam lalu
"Laper, temenin makan."
"Makan sendiri aja. Udah gue beliin, noh, di meja dapur." Dara menutup wajahnya dengan selimut, merasa sangat terganggu.
"Manager macam apa sih lo?"
"Manager juga manusia," geramnya. "Lagian dari tadi dibangunin susah banget, udah kek orang mati."
"Jadi, gue makan sendiri?"
Dara melambaikan tangannya ke udara, membuat isyarat seperti mengusir. Ia benar-benar mengantuk. "Minta temenin Asya atau Eve sana."
Putus asa, Fey akhirnya bangkit dan berjalan menuju pintu. Vila mereka memiliki private pool dengan pemandangan Danau Batur. Fey sudah siap menyambut dinginnya udara malam di pinggir danau ketika ia membuka pintu. Namun saat pintu geser itu dibuka, ia terpaku. Seseorang sedang berenang sendirian, sesekali menyelam dan muncul ke permukaan dengan gerakan mulus. Orang gila mana yang berenang malam-malam begini dan melawan dinginnya udara Kintamani?
Lalu, saat Fey mengamati lagi baik-baik, ia baru sadar bahwa orang gila itu adalah Evelyn Shaera. Gadis itu sungguh di luar dugaan. Ia bergerak begitu luwes menyusuri setiap jengkal kolam seolah tidak terganggu sama sekali oleh hawa dingin yang menusuk sampai tulang.
Di bawah sinar temaram rembulan, Fey bisa melihat bagaimana tubuh indah sang instruktur yoga itu dalam balutan bikini ketika ia berhenti dan duduk di tepian kolam. Kulitnya masih putih pucat, ditambah dengan bias sinar bulan, Evelyn seolah bersinar di matanya.
Fey mengerjap, berusaha menghilangkan bayangan-bayangan gila yang kini berkeliaran di kepalanya. Namun pandangan matanya masih tidak ingin meninggalkan sosok cantik itu. Dipandanginya terus gadis berbikini merah muda yang kini sedang mengenakan handuk kimono dan duduk di kursi santai. Gadis itu tampak sedang memijat-mijat lehernya, lalu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, seakan dengan begitu rasa sakit di lehernya akan hilang.
Fey tersenyum simpul, diraihnya hoodie milik Dara yang tergeletak di atas sofa dan mengenakannya. Ia lantas berjalan keluar, melewati Eve yang akhirnya menyadari kehadirannya.
"Fey, mau kemana malem-malem gini?"
Si model yang masih tidak bisa menghilangkan pikiran liar di kepalanya, berhenti sesaat. Sebisa mungkin bersikap biasa saja. "Beli obat."
"Kamu sakit?"
Kamu. Fey tersenyum tipis mendengar itu, ia lantas menggeleng dan kembali meneruskan langkahnya.
Eve hanya mengamati kepergian gadis itu dengan kerutan di kening sambil terus memijat-mijat lehernya. Tidak seharusnya ia berlama-lama tidur dalam posisi tengkurap.
***
Saat Fey kembali Eve sudah tidak ada di kolam renang. Oh, dia udah selesai. Ia lantas berjalan menuju kamar gadis itu dan mengetuk pintunya pelan. Terdengar suara Eve dari dalam yang menyahut memintanya untuk menunggu sebentar, saat pintu itu terbuka ia melihat Eve sudah dalam balutan gaun tidur berbahan satin warna marun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI - Short Stories
Random"Secara umum, pengertian antologi ialah buku yang berisi kumpulan karya sastra yang sejenis, bisa berupa karya sastra esai, puisi ataupun cerpen." - Sumber, Gramedia.com Cerita-cerita pendek dengan konflik yang ringan, setiap cerita menghasilkan kur...