chapter 1

166 13 4
                                    

Aku menatap sendu diriku sendiri di cermin. Menyedihkan dan akan selalu menyedihkan sepanjang masa. Perasaan buruk muncul dan menghantui bayang-bayangku semalaman penuh, jantungku tidak pernah pernah berhenti bedegup tiap kali aku mengingatnya. Bagaimana kalimat itu bisa tercetus begitu saja dan melukai separuh aku yang rapuh

Berapa banyak pria yang sudah hinggap di tubuhmu, Sayang? aku sedih jika kau sangat lambat membalas pesanku, aku benci menunggu lama.

Draco M.

Dia mengatakan seolah Aku adalah makanan lezat yang banyak di hinggapi lalat yang nakal. Kami, memiliki hubungan yang buruk, bahkan lebih buruk daripada dosa para leluhur.

Draco selalu membawa jiwaku kemana-mana sehingga aku terperangkap bersamanya.

"Aku tidak boleh sedih di depan mereka." kataku mencoba menenangkan diri. Mengukir senyuman palsu di depan cermin

Aku meninggalkan kamarku. Ayah langsung menyapaku dengan suara seraknya "Hai, Nak." sapanya

"Selamat pagi. Aku baru saja mengemasi barang-barangku, Ayah."

Ayah mengangguk. Aku melihat raut kesedihan pada wajah keriputnya, seakan memintaku untuk lebih lama berada di rumah, tapi aku tetap harus berangkat kembali ke Hogwarts untuk menempuh tahun ke 5.

"Jika bisa, balas surat secepat mungkin. Ayahmu terus dibuat tidak tenang jika kau tak kunjung membalas surat dari rumah." ujar Ibu dari dapur, membawa segelas teh melati hangat "Minumlah. Cuaca di luar dingin."

Ku ambil teh melati hangat itu dari Ibu sambil memikirkan jawaban apa yang harus ku katakan padanya mengenai keterlambatan dalam membalas surat dari mereka.

"Terimakasih." aku hanya mengucapkan itu pada ibu

"Setelah ini cek kembali barang bawaanmu, jangan sampai ada yang tertinggal."

"Baik, aku akan memeriksa kembali." aku tersenyum pada mereka setelah aku meneguk habis teh itu tak tersisa dan melenggang pergi menuju kamar

Disana aku menurunkan koperku ke bawah. Koper itu sama sekali tidak berat bahkan aku bisa mengangkatnya dengan mudah karena hanya berisi perlengkapan baru untuk naik ke kelas 5. Draco marah saat kita sedang berdebat dan melarangku untuk membawa sebagian besar bajuku untuk liburan di rumah

Terpaksalah aku mengenakan baju lamaku yang sempit, itupun beruntung jika tidak robek atau aku akan terlihat seperti tunawisma.

Untung saja ibu tidak menyadari dan menanyakan perihal pakaianku.

Setelah menghabiskan sisa waktuku di rumah, aku pamit pada ayah dan ibu untuk segera berangkat ke stasiun. Ayah tidak ingin melihatku saat aku hendak pergi, ibu bilang dia sedih melihatku kembali jauh darinya. Aku menangis begitu melirik kebelakang dari jauh, hatiku hancur saat ibu sedang berusaha membujuk dan memberikan pengertian pada ayah. Aku hanya ingin berjanji untuk memberikan hidup yang terjamin untuk mereka setelah aku sukses nanti dan memberikan setengah waktuku untuk mereka.

Tibalah aku di stasiun, disana sudah ramai dengan para siswa yang sedang didampingi orangtuanya. Aku tersenyum kemudian hendak berjalan naik ke kereta

Namun seseorang menarik lenganku membelakangi dinding

Itu Draco

Ia menyeringai padaku, aku tidak bisa mengartikanya. Dia langsung melumat bibirku dengan rakus dan kasar. Tangan kanannya menyentuh pipiku dan tangan kirinya mencengkram lenganku. Aku hampir kehilangn nafas saat Draco tidak memberikan jeda sedetikpun, hingga aku mendorongnya dan ciuman kami terlepas

Aku mengambil nafas sambil tergopoh-gopoh. Draco hanya berdiri bersidekap dada sambil menatapku tajam

"Kau bisa menyebut itu hukuman, Sayang. Kau tahu, aku paling tidak suka orang yang melanggar aturan, apalagi aturan yang aku buat.." katanya menoel hidungku "Namun sekarang aku sangat merindukanmu, jadi kau hanya mendapatkan ciuman panas sebagai ganjarannya." Dia kemudian mengecup pipiku dan merangkul pundaku

E𝙭𝙘𝙚𝙨𝙨𝙞𝙫𝙚- Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang