"Ladies and gentleman, we have just landed at Soekarno Hatta International Airport in Tanggerang, Welcome to Jakarta."
Tingg!!
Langit senja Jakarta menyambut kedatangan Shafira dengan semburat jingga yang menyelimuti cakrawala. Roda burung besi yang mengantarkannya dari Zürich baru saja menyentuh landasan. Perjalanan panjang pun usai, dengan membawa sejuta cerita dan pengalaman dari negeri indah bernama Swiss.
"Alhamdulillah" ucap Shafira.
•••
Gadis itu bernama Shafira Shareen Haque. Perempuan berparas cantik dengan balutan kain panjang di sekujur tubuhnya. Perempuan berusia 26 tahun itu, baru saja menyelesaikan studi Master di bidang Urban Planning pada salah satu universitas ternama di negeri itu. Di sana, ia menghabiskan dua tahun terakhir menekuni ilmu, mengasah kreativitas, dan menggali inspirasi mengenai tata kota Zürich serta kota lain di negara terindah itu.
Ketika pintu pesawat terbuka, gelombang udara hangat khas bumi Nusantara menyambutnya. Perlahan ia berjalan keluar pesawat dengan ransel di punggungnya, mengikuti arus penumpang yang menuju imigrasi. Deretan wajah-wajah asing menyertai langkahnya, namun di antara riuh rendah keramaian, ada sesuatu yang membuatnya merasa akrab dan nyaman. Ini adalah rumahnya, ini merupakan tanah air yang selalu dirindukannya.
"Maa Syaa Allah" ucap Shafira melihat kemegahan bandar udara yang telah lama tak ia kunjungi.
"Ternyata, aku cukup lama meninggalkan tanah airku untuk mengemban ilmu di negeri orang.. Fira-Fira" ia terkekeh, sembari menengok ke kiri dan kanan. Ia mengedarkan pandangannya ke toko-toko yang ada di dalam bandara itu.
Fira menyusuri bandara seraya mendorong trolley yang berisi dua buah koper besar dan satu koper berukuran kecil, serta tas punggung yang ia gantungkan di tubuhnya.
Drrttt-drrttt!!!
Terasa getaran pada saku jaket yang ia kenakan. Lantas, ia menghentikan langkahnya dan mengambil sebuah benda pipih sumber getaran itu.
"Waalaikumsalam" ucapnya menjawab salam dari seseorang di seberang sana.
"Iya, udah landing sama ambil bagasi, ini lagi jalan keluar bandara" tuturnya pada seseorang yang berbicara padanya melalui sambungan telepon.
"Oke" jawabnya, lalu menutup sambungan telepon tersebut.
Sesampainya di wilayah pintu kedatangan, langkahnya perlahan melambat dan matanya menyipit, seolah berusaha mengenali apa yang ia tengok di ujung sana. Matanya dengan cepat mencari sosok yang familiar di antara kerumunan para penjemput.
Ia berhenti sejenak. Lalu menampilkan senyum kebahagiaan.
Bughh!..
Seseorang menabrakkan tubuhnya pada Fira dan melingkarkan tangan di pundak Fira. Samar-samar, ia mendengar samar rintihan dari orang itu.
"Hey hey.. Rindang, it's okay, aku udah di sini sekarang, kenapa kamu sedih??" Fira berkata pada seorang gadis bernama Rindang yang mendekap dirinya. Rindang adalah sahabat kecil Shafira. Sejak duduk di taman kanak-kanak, mereka selalu bersama. Tak sampai di situ, mereka juga mengambil program studi S1 yang sama, yaitu Administrasi Publik. Hanya saja, Rindang memilih melanjutkan studi S2 nya di Indonesia. Lain halnya dengan Shafira, yang memilih untuk melakukan studi S2 nun jauh di sana.
"Kamu jahat Raa!.. kamu jahat" Rindang melepaskan pelukannya dengan kedua tangan yang memegang bahu Fira. Ia mengguncangkan tubuh Shafira.
"Why??.. aku salah apa? Kok dibilang jahat, kalo gitu aku balik ke Swiss lagi deh" pungkas Fira dengan raut yang seolah-olah sedih akan perkataan Rindang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangkul
RomancePerjuangan tanpa henti dan kerja keras bagai simfoni kesetiaan menjadi penopang langkah dalam setiap badai penolakan. Tak ada kata menyerah, melainkan terus merajut ketulusan hati dan komitmen yang tak tergoyahkan. Dengan tekad sekuat baja, perlahan...