Perlahan mata gadis itu terbuka menampilkan iris gelapnya. Tatapan matanya datar kemudian seringai muncul di bibir pucatnya.
"Fufufu~~ hidup kaya!" gumamnya senang kemudian tersenyum tipis.
Bayangan dirinya yang berada di tumpukan uang dan makanan yang menggugah selera benar-benar membuat mood nya naik.
Suara pintu mengalihkan pikirannya, ia hanya melirik pria berjas putih dan perempuan yang mengenakan seragam putih khas perawat mendekat ke arahnya.
"Akhirnya Anda bangun," pria ini berkata dengan senyum formalnya.
Gadis itu hanya diam tak membalas senyuman sang dokter.
Tetap dengan senyum formal di wajahnya yang mulai berkeriput, ia memeriksa kondisi gadis dengan perban di beberapa bagian tubuhnya itu. Tak lupa perawat itu segera mencatatnya di sebuah kertas. Pemeriksaan fisik telah selesai beberapa saat setelahnya.
"Kemungkinan beberapa hari lagi anda bisa pulang kalau kesehatan anda terus membaik."
'Ya, aku ingin segera pulang dan menikmati kekayaan keluarga baruku serta melihat sendiri seberapa sempurnanya mereka,'
Dokter dan perawat itu pergi setelah pemeriksaan selesai. Gadis itu semakin terlarut dalam pikirannya.
Ralyne Cantrella atau biasa dipanggil Ella, itu merupakan nama dari tubuh yang ditempatinya. Tanpa nama marga, (sama sepertinya) padahal anggota keluarganya yang lain mempunyai marga di belakang namanya.
Hidup bergelimang harta membuat Ella merasa berkuasa. Apalagi keluarganya hanya memberikan seorang guru killer dan terus menuntut menjadi yang terbaik membuat kelakuannya semakin menjadi bukannya makin baik.
Berperilaku kasar, semena-mena terhadap orang lain, pembangkang, dan perilaku jahat lainnya yang membuat orang membencinya.
Tapi mau bagaimana lagi, lingkungan keluarganya sudah buruk. Keluarga yang selalu menuntut ini itu tanpa memberi support padanya.
Huhh, tapi yang paling menjengkelkan dan memalukan bagi Evelyn adalah si Ella yang terus-menerus menyatakan cinta lelaki pujaannya itu.
Iwhh, Evelyn bergidik geli ketika teringat dengan adegan menjijikkan itu.
Adegan di mana Ella menyatakan cinta menggunakan cokelat dan bunga mawar merah. Dengan penampilannya yang menyakiti mata.
Dress berwarna merah ngejreng dengan pernak-pernik yang sangat ramai dan makeup-nya yang ala-ala douyin versi gagal.
Padahal biasanya, seperti saat keluar rumah, atau di rumahnya, Ella mengenakan baju yang sedikit memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dengan warna gelap tanpa pernak-pernik ataupun perhiasan di tubuhnya.
Tak sampai di situ, setelah menyatakan cintanya yang entah benar-benar ada atau tidak, kelakuannya semakin menjadi.
Mengganggu si lelaki pujaan hati dengan keberadaannya yang sering muncul, dan sering membawakan lelaki itu makanan atau minuman yang disukai si Ella.
Kelakuan Ella menurut Evelyn itu aneh, kalau ada orang yang dia sukai pasti dia mencari tau apa yang disuka dan tidak disuka oleh pujaan hati kan? Bukannya memberi makanan yang dirinya sukai.
Dan kenapa bisa Ralyne Cantrella di rumah sakit?
Ella itu banyak dibenci orang, entah itu dari pihak keluarganya atau orang lain yang merasa muak dengan kelakuannya. Tidak menutup kemungkinan ada orang yang menyewa preman untuk mengeroyoknya.
Yang diingatan Evelyn, Ella dikeroyok beberapa pria kekar yang tak dikenalinya di sebuah gang kecil yang sepi. Hingga dia pingsan dengan luka di tubuhnya dan ditemukan oleh warga yang sehabis pulang dari kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call me Lyn
Teen Fiction"Call me Lyn, si Ella udah mati." Evelyn, merupakan gadis yang tinggal di panti asuhan sejak kecil. Masa lalunya begitu buruk. Tak ada kebahagiaan yang menghampirinya, mungkin ada namun tertutup oleh kejadian buruk yang terus dialaminya. Nasib buruk...